Clock Magic Wand Quran Compass Menu
Image Muhammad Sultan

Andai Pandemi Pergi, Impian Ini Akan Segera Kembali

Lomba | Friday, 24 Sep 2021, 01:22 WIB

Pandemi Covid-19 telah membuat resah seluruh dunia sejak kemunculannya. Hingga kini kepergiannya yang belum pasti entah waktunya kapan, semakin menambah deretan permasalahan di semua sektor. Mulai dari ketidakstabilan perekonomian, ketidaksiapan SDM dan sarana pendidikan menghadapi pandemi, mengikisnya nilai-nilai kehidupan sosial masyarakat akibat pembatasan aktivitas di luar rumah, hingga kian bertambahnya korban meninggal dunia.

Bisa dibayangkan akan seperti apa jadinya kondisi ekonomi nasional, nasib generasi muda usia sekolah di masa mendatang, kelestarian semangat kekeluargaan dan gotong-royong, produktivitas dan hasil kerja pegawai dan karyawan, kondisi demografi Indonesia dan masih banyak lagi variabel lain yang ikut terdampak jika pandemi ini terus bertahan hingga beberapa tahun mendatang.

Baru memasuki tahun kedua saja pandemi ini berlangsung, dampaknya sudah dirasakan sungguh luar biasa di semua sektor. Sekali lagi, andai pandemi tidak segera pergi, maka siklus dampaknya bisa dipastikan akan menyisakan permasalahan baru dan semakik memperpanjang antrian kesengsaraan terutama dialami warga.

Keterpurukan ekonomi di tingkat keluarga sebagai akibat tidak langsung dari ketidakstabilan perekonomian nasional pasti akan dialami warga. Sudah terbukti banyak karyawan harus mengalami kehilangan penghasilan akibat pemutusan hubungan kerja. Dampaknya tidak berhenti sampai di situ saja, bahkan korban PHK semakin sulit mendapatkan pekerjaan baru. Akibatnya, pemenuhan kebutuhan di rumah tangga pasti terganggu.

Apakah dampaknya tidak berpengaruh ke hal yang lain? Kenyataannya masih berdampak dan terus-menerus membentuk sebuah siklus lingkaran yang tidak akan pernah putus. Daya beli menjadi menurun akibat kehilangan sumber penghasilan akan menghambat tumbuh kembang anak karena kurangnya konsumsi makanan bergizi dan sehat. Akibatnya, semakin meningkatnya kasus gizi buruk dan stunting pada anak yang semakin sulit dikendalikan.

Buruknya status kesehatan anak akan mempengaruhi makin menurunnya kualitas pendidikan Indonesia di masa mendatang. Kualitas pendidikan generasi bangsa yang rendah akan berdampak pada keberlangsungan dan kemajuan bangsa. Tentunya kita semua berharap bahwa pandemi ini harus segera berakhir sehingga tidak menimbulkan siklus dampak negatif yang berkepanjangan.

Kepergian pandemi akan mengembalikan banyak impian yang selama ini tertunda dan bahkan ikut terkubur akibat adanya Covid-19. Setiap orang atau di tempat kerja atau bahkan di komunitas tertentu pasti memiliki impian beraneka ragam yang akan diwujudkannya kalau saja pandemi ini beranjak pergi. Mari kita urai satu demi satu impian tersebut andai pandemi pergi.

Semua pihak tanpa terkecuali akan berusaha menguatkan kembali sektor perekonomian baik di tingkat rumah tangga, regional maupun nasional yang sempat terganggu karena Covid-19. Misalnya, para korban PHK akan lebih giat dan terjun langsung ke tempat-tempat usaha yang membutuhkan karyawan tanpa dibatasi lagi aktivitas di luar rumah. Penjual di rumah makan akan membuka warungnya tanpa ada lagi batasan waktu beroperasi. Begitu pula pelaku UMKM lainnya akan melakukan hal yang sama dalam mengembangkan kembali usahanya secara optimal tanpa harus dibayangi Covid-19.

Foto : Usaha pangkas rambut yang sepi pelanggan saat pandemi Covid-19 (Sumber: Dokumentasi Pribadi)

Lingkungan satuan pendidikan akan ramai lagi canda tawa para siswa, tidak harus pembelajaran daring lagi dari rumah, para guru akan lebih mudah mengontrol perkembangan belajar siswanya, orangtua tidak dibebani lagi dengan beban tambahan mengajari anaknya secara mandiri di rumah dan banyak lagi suasana lainnya. Demikian juga para siswa akan berjumpa dan berinteraksi sosial secara langsung dengan teman-temannya, bercengkrama dan bermain bersama.

Begitu pula hubungan sosial kemasyarakatan pun akan kembali terjalin intens dan efektif. Tidak harus lagi mengurungkan niat untuk berkunjung ke sanak keluarga dan rekan kerja, tidak muncul lagi stigma dan diskriminasi terhadap penderita Covid-19 dan keluarganya, tidak perlu takut lagi untuk keluar rumah dan tegur sapa dengan tetangga dan masih banyak impian lainnya bisa dilakukan andai pandemi pergi.

Tempat rekreasi dan hiburan akan ramai kembali dengan pengunjung dan tentu akan meningkatkan transaksi ekonomi yang berdampak pada peningkatan kesejahteraan masyarakat sekitar objek wisata. Anak-anak dan orangtua akan terhindar dari serangan stress akibat pembatasan keluar rumah yang selama ini diterapkan. Siklus ekonomi akan tumbuh secara positif karena kunjungan wisatawan yang tidak lagi dibatasi.

Pasar tradisional, toko dan pusat perbelanjaan akan kembali ramai pembeli langsung. Tidak ada lagi warung makan yang mengeluhkan makanan yang dijualnya terpaksa dibuang karena tidak ada pembeli, tidak ditemukan lagi pusat perbelanjaan seperti mall yang sepi layaknya kuburan angker, tidak ada lagi toko yang harus merumahkan dan bahkan memberhentikan karyawannya karena mengalami kebangkrutan.

Rumah ibadah agama tertentu akan kembali normal melakukan rutinitas keagamaannya, tidak ditemui lagi rumah ibadah yang ditutup akibat jamaahnya harus beribadah di rumah. Pengumuman berita kematian yang biasanya disampaikan melalui pengeras suara di masjid akan berkurang, tidak ditemukan lagi pelaksanaan ibadah agama tertentu yang harus dilakukan secara daring.

Semua impian tersebut akan menjadi sebuah kenyataan andai pandemi berhasil dikendalikan dan segera pergi dari tanah air. Andai pula semua warga menyadari dan menerapkan protokol kesehatan dan bersedia serta menerima vaksinasi Covid-19, maka tidak perlu menunggu waktu lama untuk mewujudkan impian tersebut. Bukankah untuk mencapai impian tertentu dibutuhkan usaha yang sungguh-sungguh? Mari bergandengan tangan, saling menghargai, saling membantu dan tanpa pamrih untuk berpartisipasi aktif dalam mengusir Covid-19 agar segera pergi dari tanah air yang kita cintai bersama.

Disclaimer

Retizen adalah Blog Republika Netizen untuk menyampaikan gagasan, informasi, dan pemikiran terkait berbagai hal. Semua pengisi Blog Retizen atau Retizener bertanggung jawab penuh atas isi, foto, gambar, video, dan grafik yang dibuat dan dipublished di Blog Retizen. Retizener dalam menulis konten harus memenuhi kaidah dan hukum yang berlaku (UU Pers, UU ITE, dan KUHP). Konten yang ditulis juga harus memenuhi prinsip Jurnalistik meliputi faktual, valid, verifikasi, cek dan ricek serta kredibel.

Berita Terkait

 

Tulisan Terpilih


Copyright © 2022 Retizen.id All Right Reserved

× Image