Clock Magic Wand Quran Compass Menu
Image Bahar Sungkowo SPd MPd

Jangan Kau Beri Tahu Kepada Mereka

Agama | Thursday, 23 Sep 2021, 08:55 WIB
Sumber Gambar diunggah dari Koleksi Republika.com

Bila membaca judul diatas, rasanya kontra makna dengan hadist Rasululloh SAW yang berbunyi : "Sampaikahlah walau satu ayat". Lalu apa yang melandasi statement Rasululoh SAW yang mengatakan : " Jangan Kau beritahu (sampaikan) kepada mereka" . Tentunya kita akan tinjau literasi dan asal pernyataan tersebut.

Adalah Rasululloh SAW bersabda kepada Mu"adz Ra, " Wahai Mu'adz, apakah kamu mengetahui hak Allah atas para hamba? Dan apa hak para hamba atas Allah?" aku berkata "Allah dan Rasul-Nya yang lebih mengetahui" Beliau Rasulloh SAW bersabda, " Sesungguhnya hak Allah atas pada hamba-Nya adalah agar mereka menyembah-Nya dan tidak melakukan kesyirikan sedikitpun terhadap-Nya. Sedangkan hak para hamba atas Allah tidak menyiksa orang yang tidak melakukan kesyirikan sedikitpun terhadap-Nya." Aku berkata : " Wahai Rasululloh, bolehkah aku beritakan berita gembira ini kepada Manusia?" beliau menjawab : " Janganlah kamu beritahukannya kepada mereka, nantinya mereka akan berpangku tangan." ( HR Bukhari-Muslim).

Jelaslah bagi kita bahwa perkataan jangan kamu beritahukannya kepada mereka adalah diucapkan Rasululloh ketika Mu'adz mendapatkan aturan dan ketentuan hak dan kewajiban Allah dan hamba-Nya. Ada kerja ada konsekwensi yang didapatkan manusia dan kewenangan memberikan h=nikmat dari Rabbul 'alamin. Tetap saat Mu'adz yang merasa mendapatkan nasehat dan berbahagia ingin disampaikannya nasehat yang berharga, namu Rasululloh SWA melarangnya. Sepintas sesuatu yang tidak biasanya akan sikap Rasululloh SWA.

Lulu, apa makna Jangan kamu memberitahukannya kepada mereka,sehingga mereka berpangku tangan, maksudnya adalah mereka akan bersandar diri terhadap hal tersebut, lalu tidak mau berlomba-lomba di dalam beramal kebaikan. Ternyata ini alasan Rasululloh SAW melarang Mu'adz menyampaikan atau memberitahukan konten nasehat dari Rasulullah SAW. Pernyataan diatas didukung oleh sabda Rasululloh SAW yang berbunyi," Allah akan memasukkannya kedalam Syurga sesuai dengan apa yang telah dia amalkan." Artinya : Hak memuliakan dan meniadakan siksa atas hamba-Nya yang tidak mensekutukan Allah atas hamba-Nya memiliki syarat mutlak yakni : Mengamalkan perbuatan Salih dan Ikhlas karena Allah SWT. Selanjutnya apa-apa sajakah yang menjadi penyebab perbuatan hamba dikatakan mensekutukannya atau mensyirikannya. Berikut 7 perbuatan yang jatuhnya pada kemusyrikan :

1. Menjadikan berhala dan manusia menjadi sesembahan selain Allah SWT. Contohnya : manusia tunduk dan patuh kepada manusia dan takut akan kekuasaannya. Bagaimana Fir'aun Laknatullah dengan kuasanya ditakuti rakyatnya, dan ia mendeklarasikan " ana Rabbukumul a'la". Naudzubillah min dzalik.

2. Percaya kepada ramalan dukun, prediksi orang pintar dan cendekia, gejala alam, kematian seseorang dan statemen kuncen penunggu gunung dan tempat-tempat yang sakral.

3. Percaya kepada hari baik, hari buruk, ramalan bintang dan peristiwa alam seperti Gerhana Matahari dan gerhana bulan dengan menghubung-hubungkan dengan hal-hal yang menggoyahkan aqidah dan keimanan.

4. Percaya kepada Tuhan yang dilahirkan, Tuhan mempunyai anak, Tuhan trinitas sehingga muslim mengucapkan atas keyakinannya itu dapat dikategorikan kesyirikan.

5. Mencari kekayaaan, ketenaran, dan pengaruh publik dengan Muja kepada Iblis dan mentaati apa yang dipersyaratkan oleh Iblis untuk mendatangkan kekayaan, kesaktian, keterpikatan, pengaruh dan lain sebagainya.

6. Mempercayai dan meyakini bahwa hukum buatan manusia lebih baik, lebih benar dan lebih kekinian diterapkan di jaman moderen dari pada Al-Qur'an dan kitab-kitab hukum Islam lainnya. Sehingga berpandangan hukum Allah tidak layak diterapkan dalam wilayah dan kondisi dimasa sekarang. Serta lebih memilih hukum buatan manusia yang lebih adil, manusiawi dan diterima oleh semua kalangan.

7. Menghilangkan zat Allah dari mindset dan paradigma manusia. Allah sudah mati. Tidak ada lagi Rabb, dan kita bebas menjalankan prinsip hidup dengan apa yang diteorikan oleh orang-orang besar, seperti Karl Max, Josep Stalin, Leon Trotsky, Malcom X dan lain-lainnya. Maka Alqur'an diubah dengan buku-buku pemikiran Karl Max dengan Marxisme, Stalin dengan Sosialisme, Malcom X dengan humanisme dan lain-lainnya.

Demikian sebagai kesimpulan bahwa kemuliaan seorang mukmin adalah penjagaan aqidah dari hal-hal yang mencemarinya. Allah akan menunaikan haknya atas seorang hamba-Nya jika ia selamat dari kesyirikan baik kecil, sedang dan besar. Hamba Allah yang memurnikan keikhlasannya hanya kepada Allah dan Rasul-Nya. Maka ikrarkanlah " Laa Ilaa ha Illallah " sebagai penjaga aqidah dan janganlah kita mati melainkan dalam keadaan berserah diri kepada-Nya, bukan membela dan menjadi pengabdi manusia, isme dan ajaran-ajaran selain ajaran Alloh Rasul dan orang-orang beriman. Wallahu Alam.

Al Faqir : Bahar Sungkowo SPd MPd

.

Disclaimer

Retizen adalah Blog Republika Netizen untuk menyampaikan gagasan, informasi, dan pemikiran terkait berbagai hal. Semua pengisi Blog Retizen atau Retizener bertanggung jawab penuh atas isi, foto, gambar, video, dan grafik yang dibuat dan dipublished di Blog Retizen. Retizener dalam menulis konten harus memenuhi kaidah dan hukum yang berlaku (UU Pers, UU ITE, dan KUHP). Konten yang ditulis juga harus memenuhi prinsip Jurnalistik meliputi faktual, valid, verifikasi, cek dan ricek serta kredibel.

Berita Terkait

 

Tulisan Terpilih


Copyright © 2022 Retizen.id All Right Reserved

× Image