Clock Magic Wand Quran Compass Menu
Image Johanes Sutanto

Enam Tip Memilih Reksa Dana Terbaik untuk Pemula, Nomor 2 Sering Disepelekan

Bisnis | Thursday, 23 Sep 2021, 07:56 WIB

Instrumen investasi yang bisa dipilih pemula untuk mulai mewujudkan financial freedom adalah reksa dana. Di instrumen ini investor newbie mempercayakan pengelolaan uangnya pada yang namanya Manajer Investasi.

Dalam hal penanaman modal ke reksa dana ini, investor tinggal duduk manis menunggu hasil kinerja MI yang mengelolanya. Namun, sebelum sampai pada tahapan duduk manis ini, tentu harus melalui beberapa langkah dalam memilih reksa dana yang terbaik.

Siapa pun sebagai pemula tentu jangan membeli kucing dalam karung. Ada hal-hal yang musti dilakukan agar investasi reksa dananya benar-benar menghasilkan cuan.

Berikut ini langkah-langkah memilih reksa dana terbaik bagi pemula yang sebaiknya diperhatikan:

1. Miliki tujuan konkret investasi

Investasi jangan asal memasukkan duit ke instrumen investasi, tetapi harus memiliki tujuan investasi yang konkret. Dengan begitu arah dan tujuan investasinya jelas. Tujuan investasi yang konkret ini bisa jangka pendek, menengah atau panjang. Sebut saja misalkan untuk tujuan konkret itu dana liburan ke luar negeri, beli hape anyar karena yang lama sudah rusak, dana pendidikan, beli mobil, beli rumah, resepsi pernikakan, hingga dana untuk hari tua. Setelah memiliki tujuan yang konkret ini, selanjutnya tinggal memilih jenis reksa dananya. Reksa dana saham tepat untuk tujuan investasi jangka panjang lebih dari 5 tahun kayak dana pensiun atau dana pendidikan anak. Reksa dana campuran cocok untuk tujuan investasi dengan jangka waktu lebih dari 3 tahun tapi dengan risiko lebih rendah dibanding reksa dana saham. Reksa dana pendapatan tetap cocok untuk tujuan investasi dengan jangka waktu 1-3 tahun dan reksa dana pasar uang yang cucuk untuk tujuan investasi dengan jangka waktu pencapaian kurang dari 1 tahun.Langkah konretnya mudah, investor tinggal menentukan tujuan investasinya dan kapan jangka waktunya pencapaiannya. Pilihan tinggal menyesuaikan jangka waktunya di atas.

2. Kenali profil risiko

Setiap investor investor tentu menginginkan untung yang paling besar dalam investasinya. Pada dasarnya, reksa dana memberikan return (imbal hasil) di atas bunga tabungan konvensional dan bunga deposito. Namun wajib dicatat kalau, potensi keuntungan gede itu juga dibarengi dengan potensi kerugian yang sama gedenya. Dalam hal ini, investor wajib mengenali profil risikonya. Yang dimaksud profil risiko ini tentu saja sejauh mana bisa menerima kerugian atau seberapa besar tingkat toleransi dihadapkan dengan potensi risiko kerugian. Bagi tipe konservatif atau cari aman tentu tidak bisa memilih instrumen investasi yang memberikan risiko besar, begitu juga dengan tipe investor menengah dan agresif tentu tidak tepat kalau memilih instrumen investasi yang berpotensi cuan kecil dengan risiko kecil pula. Dalam investasi reksa dana, semua tipe investor berdasarakan karakteristik profil risiko sudah ada pilihan jenis reksa dananya. Reksa dana pasar uang tentu cocok untuk tipe investor dengan karakteristik tidak mau rugi dan cari aman. Sedangkan yang sedikit mau ambil risiko karena menginginkan return lebih besar lagi (menengah) bisa memilih reksa dana pendapatan tetap dan investor yang tipe agresif siap menerima risiko rugi terbesar karena menginginkan return gede bisa memilih reksa dana campuran dan reksa dana saham.

3. Riset Manajer Investasi (MI)

Tahu tahapan yang tak boleh diabaikan yakni melakukan riset Manajer Investasi yang akan mengelola dana yang kita investasikan. MI yang legal, kredibel dan memiliki rekam jejak yang bagus lah yang harus dipilih. Sementara itu untuk mengecek legalitas MI, investor bisa mengeceknya di OJK. MI yang legal seharusnya terdaftar dan diawasi oleh Otoritas Jasa Keuangan (OJK). Selanjutnya, hati-hati dengan MI gadungan yang mencantumkan logo OJK. So, cek daftar nama MI legal melalui website OJK sebelum berinvestasi. Rekam jejak kinerja juga perlu diperhatikan dengan melakukan cek portofolio hasil investasi yang pernah dan sedang dikelola.

4. Amati nilai draw down reksa dana

Yang dimaksud nilai draw down atau tingkat kerugian maksimal pada setiap produk reksa dana. Semisal reksa dana memiliki nilai draw down sekitar 35% dalam setahun, artinya kinerja reksa dana tersebut pernah merosot hingga 35%. Pada dasarnya nilai tinggi untuk draw down hanya berlaku untuk jenis reksa dana campuran dan reksa dana saham.

5. Cermati expense ratio

Expense ratio dalam bahasa Indonesia adalah beban biaya dipahami sebagai perbandingan beban operasional reksa dana dengan rata-rata NAB dalam setahun. Yang dimaksud beban biaya ini adalah total biaya yang digunakan MI dalam mengelola reksa dana, seperti biaya marketing, kustodian, trading, dan lainnya. Jika biaya rendah maka dapat diartikan kalau MI itu cukul mahir dan berpengalaman dalam mengelola reksa dananya.

6. Pilih platform terpercaya

Saat ini reksa dana sudah bisa dibeli dengan berbagai cara yakni bisa langsung ke Manajer Investasi, APERD Perbankan, APERD Sekuritas dan APERD Fintech dengan keunggulannya masing-masing. Menariknya, untuk APERD Sekuritas yang sudah serba online dan berbasis aplikasi, biasanya sudah dilengkapi dengan fitur-fitur yang memudahkan investor dalam dalam memilih reksa dana yang terbaik, semisal Indo Premier Sekuritas dengan platform investasi reksa dana bernama IPOTFund yang telah terintegrasi dalam aplikasi IPOT yang menjajakan 260 produk reksa dana dari 42 Manajer Investasi (MI) dilengkapi fitur IPOTFund Evaluator yang memudahkan investor memilih reksa dana dengan kinerja terbaik dan fitur Analisis Performa yang membantu nasabah untuk membandingkan performa antar reksa dana dan instrumen investasi lainnya dengan benar dan akurat.

Disclaimer

Retizen adalah Blog Republika Netizen untuk menyampaikan gagasan, informasi, dan pemikiran terkait berbagai hal. Semua pengisi Blog Retizen atau Retizener bertanggung jawab penuh atas isi, foto, gambar, video, dan grafik yang dibuat dan dipublished di Blog Retizen. Retizener dalam menulis konten harus memenuhi kaidah dan hukum yang berlaku (UU Pers, UU ITE, dan KUHP). Konten yang ditulis juga harus memenuhi prinsip Jurnalistik meliputi faktual, valid, verifikasi, cek dan ricek serta kredibel.

Berita Terkait

 

Tulisan Terpilih


Copyright © 2022 Retizen.id All Right Reserved

× Image