Clock Magic Wand Quran Compass Menu
Image Eko Wahyu Pratama

Bangsa Yang Paling Tabah

Lomba | Tuesday, 21 Sep 2021, 21:13 WIB

Sebab Covid 19

Mau tidak mau, kita harus bisa menerima pandemi Covid 19 sebagai saudara kandung kehidupan. Sebab, sejak awal kemunculannya, Covid 19 mengisyaratkan banyak hal. Ia, Covid 19 ada bagaimanapun juga lantaran kehendak Tuhan, sebab Tuhan punya tujuan yang lebih mutakhir daripada seluruh tujuan manusia yang pernah ada di muka bumi. Karena itulah, sama-sama berada di muka bumi, maka ia juga sah sebagai suadara. Sama-sama 'utusan' Tuhan.

Sebagai saudara baru, tentunya perlakuan kita terhadap Covid 19 tidak boleh sembarang, kita tidak boleh melulu berandai-andai kalau-kalau ia tidak pernah ada. Sebab, sekali lagi, sebagai saudara, Covid 19 mengisyaratkan banyak hal. Perlakuan kita terhadap Covid 19 memang harus lebih istimewa, berbeda dengan jenis-jenis saudara yang pernah kita kenal sebelumnya. Kita, dituntut tampil bersih dan steril, minimal dengan mencuci tangan (kalau-kalau dibutuhkan). Kita juga diharuskan lebih ketat menerapkan pola hidup sehat. Sungguh luar biasa suadara kita ini. Belum lagi, lantaran kedatangannya, kita diberi sebuah kesadaran penuh, misal saja, kita diharuskan mengenakan masker jikalau berpergian, tidak hanya sebagai proteksi terhadap penyebaran virus, tapi lebih dari itu.

Covid 19 telah banyak mengajarkan kita arti penting kebersamaan dan kemawas-dirian. Ia juga ada lantaran ia mengisyaratkan pentingnya kepedulian dan keterhubungan. Wal hasil, kita dituntut harus serba kreatif dan inovatif. Sungguh lecutan yang luar biasa bukan? Dengan adanya pandemi ini, kita diberikan nilai kehidupan yang berlapis-lapis. Mulai dari diri kita yang lebih dekat dengan Tuhan, hingga pentingnya digitalisasi pada semua lini kemasyarakatan.

Bagaimanapun jadinya, Covid 19 sudah terlanjur ada, upaya kita dalam membaca keadaan baru ini dengan lebih komprehensif adalah salah satu hal yang dapat mengantarkan kita pada hari baik. Terpenting dari segala upaya ialah kesadaran.

Datangnya Pandemi

Sebagai negara yang tengah mempersiapkan masa keemasannya, Indonesia harus dihadapkan dengan menyebarnya wabah Covid 19 ke seantero jagad. Hal ini menyebabkan banyaknya perubahan dalam segenap sendi ekonomi, politik, sosial dan budaya.

Banyaknya perubahan itu, hampir-hampir menjangkiti setiap sudut, bahkan pada celah yang paling kecil dan tak kasat mata. Dulu, sebelum adanya pandemi, anak-anak sekolah merayakan pertemuan mereka dengan teman sejawat dengan riang gembira, selepas waktu sekolah usai, melanjutkan diri dengan bermain. Selama pandemi tidak, anak-anak sekolah harus lebih bersabar, membatasi diri untuk tidak bertemu secara fisik, begitupun dengan orangtua mereka.

Para pedagang juga demikian, mereka harus memutar ide, agar dagangannya tetap laku. Perlahan namun pasti, para pedagang satu persatu menemukan solusinya sendiri. Baik karena usaha sendiri ataupun atas bantuan dan dukungan negara.

Intinya, datangnya Pandemi ini, sudah banyak mengubah wajah kehidupan berbangsa dan bernegara. Indonesia sendiri sebagai bangsa dan negara yang berpedoman pada nilai-nilai Pancasila dapat memberikan kontribusi yang berarti dan meluas.

Menghadapi pandemi itu memang kita dituntut saling menjaga, saling mengerti dan tentunya dengan tetap menjadi warga negara yang baik. Peran dari segenap pihak sangat dibutuhkan, sebab mengehadapi pandemi merupakan tugas bersama.

Pemerintah sebagai pemangku kebijakan terus berupaya memberikan kontribusi positif sedangkan para warganya harus juga mengerti keterhubungan semua sektor, demi terselenggaranya hidup aman dan nyaman.

Kesadaran dan Ketabahan

Dengan banyaknya perubahan yang dibawa bersamaan dengan adanya pandemi Covid 19 ini, sebenarnya kita tengah mempersiapkan hari depan yang lebih baik. Tentunya ini harus dibarengi dengan kesadaran. Sebab kesadaran memegang peran penting dalam banyak hal, baik ia ada sebagai milik individu maupun kelompok. Jika kesadaran itu hilang, maka yang terjadi adalah kemalangan dan kemelaratan.

Kesadaran yang dimaksud ialah kesadaran secara utuh, baik yang menyangkut Covid 19 dan dampaknya serta yang menyangkut keberlangsungan hidup bernegara dan berbangsa.

Selain daripada kesadaran, yang kita butuhkan selanjutnya ialah ketabahan, sekuat apapun kita menangani pandemi ini tanpa dilandasi ketabahan maka hasilnya pun cenderung tergesa-gesa dan tidak maksimal. Maka, ketabahan adalah niscaya.

Kesadaran dan ketabahan merupakan kunci agar kita mampu bangkit bersama, agar kita tidak terpuruk dan jatuh. Dengan kesadaran dan ketabahan itulah kita ciptakan semangat yang membumbung tinggi tanpa menghilangkan jati diri kita.

#BangkitBareng

Disclaimer

Retizen adalah Blog Republika Netizen untuk menyampaikan gagasan, informasi, dan pemikiran terkait berbagai hal. Semua pengisi Blog Retizen atau Retizener bertanggung jawab penuh atas isi, foto, gambar, video, dan grafik yang dibuat dan dipublished di Blog Retizen. Retizener dalam menulis konten harus memenuhi kaidah dan hukum yang berlaku (UU Pers, UU ITE, dan KUHP). Konten yang ditulis juga harus memenuhi prinsip Jurnalistik meliputi faktual, valid, verifikasi, cek dan ricek serta kredibel.

Berita Terkait

 

Tulisan Terpilih


Copyright © 2022 Retizen.id All Right Reserved

× Image