Clock Magic Wand Quran Compass Menu
Image taufik sentana

Wacana: Puisi Sebagai Seni Kata dan Gagasan

Eduaksi | Monday, 16 May 2022, 08:19 WIB
Dok. NN

Menurut Herman J. Waluyo, puisi termasuk karya sastra yang otonom, dengan struktur sendiri dan ragam variabel yang memengaruhinya.

Meskipun begitu, ruang bagi audiens dan penikmatnya tetap terbuka dengan sifat puisi yang cenderung banyak tafsir.

Apapun bentuknya, puisi dengan kekhasannya pada kekuatan bahasa dan sebagai refleksi menjadi indikasi tersendiri.

Dalam penggalian ide dan bahasa ungkap ini masing masing penyair membentuk wadah sendiri dan menimbang prosedurnya, Dengan kredo dan prinsip masing masing pula.

Misal, eyang Sapardi menekankan pada usaha membuat idiom baru agar memperkaya khazanah bahasa. Lainnya seperti Tardji dan Malna menjelajah ruang ruang diksi yang lebih bebas.

Beberapa puisi memberi makna langsung dan kontkekstual. Beberapa lainnya bersifat prismatis dan bahkan absurd atau hiperabsurd.

Pada bagian yang modern dan mutakhir, makna dan pesan dalam puisi dipulangkan pada si audiens, walau pada hakikatnya bahwa puisi hanyalah medium ungkap dan penyampai pesan dari pikiran si penyair: swbagaimana arti "sastra" itu sendiri.

Puisi pada pengertian ini menjadi seni kata dan gagasan, membaur antara pengalaman, makna dan peristiwa yang melingkupinya. Atau makna dan peristiwa yang terbit di dalam puisi itu sendiri. Penyair mengolahnya sedekimian rupa dan si audiens mencernanya dengan ragam perspektif.

Hasil sebuah puisi bisa sekadar kegembiraan, rasa plong, kegairahan, makna baru, sudut pandang, atau kritik dan perbaikan sosial..

Disclaimer

Retizen adalah Blog Republika Netizen untuk menyampaikan gagasan, informasi, dan pemikiran terkait berbagai hal. Semua pengisi Blog Retizen atau Retizener bertanggung jawab penuh atas isi, foto, gambar, video, dan grafik yang dibuat dan dipublished di Blog Retizen. Retizener dalam menulis konten harus memenuhi kaidah dan hukum yang berlaku (UU Pers, UU ITE, dan KUHP). Konten yang ditulis juga harus memenuhi prinsip Jurnalistik meliputi faktual, valid, verifikasi, cek dan ricek serta kredibel.

Berita Terkait

 

Tulisan Terpilih


Copyright © 2022 Retizen.id All Right Reserved

× Image