Komitmen tanpa Batas
Guru Menulis | Tuesday, 21 Sep 2021, 11:35 WIBOleh: Nina Vinolia, M.Pd
Guru SMAN 22 Surabaya
Pendahuluan
Satu tahun lebih dunia pendidikan dirundung duka. Pandemi ini telah mengubah wajah dunia pendidikan seketika. Tidak hanya di negeri ini, namun duka cita ini hampir melanda semua belahan dunia. Tidak hanya di sektor pendidikan tapi nyaris semua sector, seperti; perdagangan, pariwisata, agama dan lain-lain
Entah sampai kapan keadaan ini akan berlangsung? Semua pihak tentu berharap akan segera berakhir. Pertanyaan tersebut seringkali sampai di telinga kita. Masyarakat sudah merasa lelah dengan kondisi sekarang. Namun tidak ada pilihan lain, kecuali berdamai dengan keadaan. Sebenarnya yang penting untuk kita sikapi adalah bagaimana menyesuaikan diri.
Pandemi atau apapun namanya itu hanya sebuah kerikil kehidupan yang harus dihadapi. Dengan adanya komitmen yang kuat apapun akan bisa diatasi. Sukses itu sebuah pilihan setiap insan.
Kita ditantang untuk menyesuaikan dengan keadaan yang tidak biasa. Aktifitas belajar harus terus berjalan apapun situasinya. Bukankah kita tak pernah tahu, kapan ini akan berakhir?
Bagaimana membangun sikap komitmen tanpa batas?
Ada beberapa sikap yang bisa dilakukan untuk membangun sikap komitmen tanpa batas, khususnya bagi seorang guru.
Tanggung jawab
Kita memang tidak bisa mengendalikan keadaan yang terjadi saat ini, namun kita bisa mengendalikan pikiran, perasaan dan tindakan kita sendiri. Ketika hal yang tidak kita inginkan terjadi, kita bisa mengatakan pada diri sendiri bahwa kita akan bertanggung jawab atas apa yang terjadi.
Tetap semangat dalam menuntut ilmu
Sikap positif yang bisa dibangun adalah senantiasa berfikir positif melihat keadaan. Apapun kondisinya jangan sampai mengendorkan semangat dalam menuntut ilmu. Bagi seorang pendidik, semangat itu yang harus dijaga dan ditularkan ke siswa. Jangan sampai menyerah hanya karena tidak bisa tatap muka di sekolah. Belajar bisa dimana saja menembus ruang dan waktu. Asalkan masih ada niat dan semangat, semua bisa diusahakan.
Menyesuaikan keadaan
Tugas sebagai pendidik salah satunya adalah bagaimana terus berinovasi dan mencari celah dan cara agar ilmu ini bisa terdelivered dengan baik. Tentu saja dengan melakukan berbagai penyesuaian kurikulum.
Guru harus menyiapkan perangkat pembelajaran dalam kondisi normal dan pembelajaran jarak jauh. Apalagi saat ini sebagian besar sekolah sudah bisa melaksanakan pembelajaran tatap muka walaupun masih terbatas. Sebenarnya itu menjadi beban tambahan bagi guru di sekolah. Namun sekali lagi itu tergantung bagaimana persepsi itu dibangun. Apakah itu dipersepsikan sebagai beban atau sebuah tanggung jawab?
Melihat sisi positif
Salah satu cara untuk membangun sikap positif adalah dengan melihat segala sesuatu dari sisi baiknya. Setiap peristiwa selalu memiliki dua sisi. Untuk itu, kita bisa melihat dari sisi positifnya dari pandemi ini. Ketika lebih fokus pada sisi positif, itu akan memberikan kekuatan besar pada diri sendiri untuk mengubah keadaan.
Tetap bersyukur
Apapun yang terjadi saat ini sudah menjadi ketentuan dari Sang Maha Hidup. Oleh sebab itu kita harus senantiasa bersyukur, pasti ada hikmah dan pelajaran berharga di balik setiap kejadian. Dengan tetap menjaga rasa kesyukuran ini, kita tidak lagi berfikir untuk menyalahkan orang lain, namun tetap lurus ke tujuan yang hendak dituju.
Mencintai pekerjaan
Sebuah komitmen tinggi itu ada manakala tumbuh rasa mencintai pada pekerjaan kita. Dengan begitu kita akan merasa lebih bahagia dalam menjalani setiap tantangan yang terjadi. Setiap rintangan akan terasa mudah dan ringan kalau kita mencintai pekerjaan.
Prinsip giving.
Dalam sebuah kehidupan atau pekerjaan yang kita jalani, kita harus berprinsip untuk memberi atau giving. Apa yang bisa kita berikan untuk anak didik kita? Apa yang bisa kita lakukan untuk mewarnai dunia pendidikan menjadi lebih baik? Apa yang harus saya perbuat untuk mengantarkan generasi ini menjadi lebih baik? Pertanyaan-pertanyaan itu yang harus kita tujukan untuk diri sendiri.
Penutup
Tak seorang pun menginginkan situasi ini. Bahkan membayangkan di fase ini pun sulit rasanya. Namun menghadapi hal yang tak diharapkan, kadang menjadi sebuah keniscayaan yang harus dijalani.
Komitmen belajar itu harus dibangun bersama antara pendidik dan anak didik. Tentu saja dengan dukungan orang tua sebagai mitra sekolah. Berhasil atau tidaknya pembelajaran di kelas ditentukan oleh komitmen bersama.
Sebuah komitmen bersama dalam menciptakan suasana belajar yang menyenangkan itu sangat penting dalam kondisi pandemi saat ini. Pembelajaran akan mempunyai arti mendalam apabila suasana belajar menggembirakan, tanpa ada suasana keterpaksaan atau tertekan. Suasana seperti ini lebih memungkinkan siswa belajar lebih efektif dan bisa menyerap materi belajar dengan baik.
Disclaimer
Retizen adalah Blog Republika Netizen untuk menyampaikan gagasan, informasi, dan pemikiran terkait berbagai hal. Semua pengisi Blog Retizen atau Retizener bertanggung jawab penuh atas isi, foto, gambar, video, dan grafik yang dibuat dan dipublished di Blog Retizen. Retizener dalam menulis konten harus memenuhi kaidah dan hukum yang berlaku (UU Pers, UU ITE, dan KUHP). Konten yang ditulis juga harus memenuhi prinsip Jurnalistik meliputi faktual, valid, verifikasi, cek dan ricek serta kredibel.