Clock Magic Wand Quran Compass Menu
Image Fatkhia Khuzaifah

Suasana Sekolah Yang Ku Rindu

Lomba | Tuesday, 21 Sep 2021, 04:52 WIB

Sudah 1 tahun lebih pandemi Covid 19 melanda Indonesia. Tidak hanya Indonesia bahkan beberapa negara juga mengalami dan terdampak pandemi Covid 19. Laporan pertama wabah Covid 19 ini berasal dari kota Wuhan, China pada awal bulan Desember tahun 2019. Laporan pertama ini berasal dari sekelompok kasus Pneumonia yang terjadi pada manusia. Gejala yang timbul seperti demam, malaise, batuk kering dan dispenia yang merupakan gejala infeksi virus Pneumonia.

Virus SARS-CoV-2 diduga menyebar melalui percikan pernapasan (droplet) yang dihasilkan selama batuk. Selain itu, dapat juga menyebar ketika menyentuh permukaan benda yang terkontaminasi dan kemudian menyentuh area wajah orang lain. Periode waktu antara terpaparnya virus hingga munculnya gejala terjadi sekitar 3 sampai 14 hari. Gejala umum terjangkit Virus SARS-CoV-2 atau Covid 19 yaitu demam, batuk dan sesak nafas.

Di Indonesia sendiri, awal mula terdapatnya kasus positif Covid-19 terdeteksi pada tanggal 2 Maret 2020 ketika 2 orang Warga Negara Indonesia (WNI) terkonfirmasi tertular dari seorang warga negara Jepang (WNA). Kasus positif Covid-19 pun terus bertambah hingga pada tanggal 09 April 2020 menyebar ke 34 provinsi yaitu DKI Jakarta, Jawa Barat , dan Jawa Tengah sebagai provinsi dengan jumlah terpapar SARS-CoV-2 terbanyak di Indonesia.

Berbagai upaya pencegahan pun dilakukan pemerintah dalam menanggani kasus pandemi Covid 19. Bahkan pada awal mula terdapatnya kasus positif Covid-19 di Indonesia, pemerintah memberlakukan sistem lockdown untuk beberapa wilayah di Indonesia. Tujuan dari pemberlakuan sistem lockdown yaitu untuk memutus rantai penyebaran virus Covid-19. Selain itu, pemerintah juga mengajak masyarakat untuk menaati protokol kesehatan (prokes) dengan melakukan 3M yaitu Memakai masker, Menjaga jarak dan Mencuci tangan sebelum ataupun setelah melakukan suatu kegiatan.

Banyak masyarakat yang berharap dan berdoa agar pandemi Covid-19 ini segera berakhir dan dapat beraktifitas kembali normal seperti sedia kala. Sebab sejak kasus positif Covid-19 ada dan banyak yang terjangkit, beberapa sektor baik itu sektor pekerjaan maupun pendidikan melakukan kegiatan dari jarak jauh. Anak-anak yang terbiasa datang ke sekolah di pagi hari untuk menuntut ilmu, sejak pandemi mereka melakukan pembelajaran dari rumah atau daring. Dan para pekerja juga melakukan kegiatan mereka dari rumah masing-masing.

Semua jenjang pendidikan mulai dari Taman Kanak-Kanak (TK) hingga Perguruan Tinggi (PT) melakukan pembelajaran dari rumah. Tak jarang mereka mengeluh dan merasa kesulitan untuk memahami materi pelajaran yang diberikan. Selain itu, orang tua yang biasanya hanya bertemu dengan sang anak setelah pulang sekolah kini juga menambah peran menjadi seorang guru dirumah. Bahkan orang tua juga ikut mempelajari pelajaran yang diberikan oleh guru yang mengajar anak mereka disekolah.

Beberapa bulan pandemi melanda, banyak pelajar maupun mahasiswa yang merasa kesulitan dalam melakukan pembelajaran jarak jauh atau dari rumah. Beberapa dari mereka juga merindukan suasana belajar didalam ruang kelas. Dimana mereka dapat memahami dan bertanya secara langsung apa yang mereka kurang mengerti. Serta berkumpul bersama teman secara langsung dan bercengkrama bersama juga menjadi hal yang mereka rindukan.

Pembelajaran jarak jauh ini juga membuat pelajar ataupun mahasiswa belajar tentang teknologi. Mereka secara tidak langsung harus mengetahui bagaimana sistem operasi dari suatu aplikasi yang mereka gunakan. Mulai dari aplikasi seperti zoom, website sekolah, google meet hingga aplikasi google classroom menjadi media belajar selama pandemi. Tetapi untuk menggunakan aplikasi ini, memerlukan kouta internet dan sinyal yang mendukung.

Terkadang jika kouta internet dan sinyal tidak mendukung, mereka harus berpergian jauh atau mencari tempat dengan akses internet yang lancar. Bagi mereka yang tinggal didaerah kota akan lebih mudah mendapatkan akses internet yang lancar. Tetapi bagi mereka yang tinggal didaerah terpencil atau daerah yang jauh dari kota akan sulit mendapatkan akses internet yang lancar. Tapi itu semua tidak membuat semangat mereka pudar untuk belajar.

Jika pandemi ini berakhir, mereka akan kembali melakukan kegiatan seperti sebelum terjadinya pandemi. Belajar disekolah atau kampus, bertemu teman disekolah atau kampus, melakukan kegiatan yang sebelumnya sempat tertunda serta melakukan hal-hal lain yang dirindukan. Dan mungkin, tidak akan ada rasa takut yang berlebihan ketika harus melakukan pembelajaran langsung. Tidak akan ada rasa was-was dari para orang tua ketika mengizinkan anaknya untuk belajar secara langsung.

Ketika pandemi berakhir, tidak ada lagi tangis anak-anak yang rindu akan teman-teman dan guru-gurunya disekolah. Tidak ada lagi murid atau guru yang kebingungan untuk menggunakan aplikasi yang berbasis internet. Karena mereka sudah terlatih sejak pandemi melanda dan pengetahuan akan teknologi pun semakin meningkat.

Disclaimer

Retizen adalah Blog Republika Netizen untuk menyampaikan gagasan, informasi, dan pemikiran terkait berbagai hal. Semua pengisi Blog Retizen atau Retizener bertanggung jawab penuh atas isi, foto, gambar, video, dan grafik yang dibuat dan dipublished di Blog Retizen. Retizener dalam menulis konten harus memenuhi kaidah dan hukum yang berlaku (UU Pers, UU ITE, dan KUHP). Konten yang ditulis juga harus memenuhi prinsip Jurnalistik meliputi faktual, valid, verifikasi, cek dan ricek serta kredibel.

Berita Terkait

 

Tulisan Terpilih


Copyright © 2022 Retizen.id All Right Reserved

× Image