Clock Magic Wand Quran Compass Menu
Image Ina Tanaya

Kapan Pandemi Usai? Jika Usai, Apa Harapannya?

Lomba | Saturday, 18 Sep 2021, 12:13 WIB

Pandemi Covid adalah pandemi global

Tak seorang pun luput dari imbasnya

Tak ada kebebasan hidup seperti sediakala

Hanya satu pengharapan pandemi akan segera berakhir

Siapa merasa merdeka saat pandemi terjadi? Saya yakin tidak ada seorang pun merasakan merdeka penuh saat pandemi Covid-19. Pandemi yang berkepanjangan, hampir dua tahun ini telah membuat perubahan besar baik dari segi pendidikan, perekonomian, Kesehatan, maupun sosial.

Bagi beberapa orang mengatakan bahwa hidup seperti terpenjara sejak pandemi. Hidup kita hanya dibatasi dalam suatu ruang terbatas yang disebut dengan rumah.

Kehidupan fisik , jiwa dan mental kita seolah lumpuh karena tak mampu hidup bebas. Apalagi ditambah dengan beban sosial ekonomi, Kesehatan yang sulit dan memburuk membuat fisik , jiwa , mental mudah rapuh.

Ketika kita harus di rumah, keluarga (suami, istri, anak) terpapar covid, mendengar berita tentang teman dekat, atau orang yang kita kenal meninggal dunia karena terpapar Covid-19.

Kehidupan sosial kita dipindahkan dalam ruang-ruang zoom , online . Kita tidak bisa lagi berkumpul, bercakap dengan tatap muka. Semuanya terasa jauh, berjarak antar kita sebagai manusia. Jarak inilah yang sering membuat hambatan bagi kita untuk bisa terbuka dengan teman dekat atau kerja sama dengan teman di kantor.

Kehidupan ekonomi pun jadi rapuh karena keterbatasan ruang gerak bagi pekerja, pelaku ekonomi . Pelaku ekonomi tak bisa lagi bergerak karena usahanya harus ditutup selama PPKM. Para UMKM yang bermodal kecil tak mampu melanjutkan usahanya. Mereka menutup usaha selamanya karena modal habis tergurus oleh tidak adanya order yang masuk. Mereka hanya bisa mencari peluang diantara kesulitan yang begitu besar.

Karyawan maupun karyawati pun terpaksa harus gigit jari ketika gaji mereka dipotong. Perusahaan tidak ada pemasukan dan tak mampu menggaji penuh. Selama mereka bekerja di rumah dan dianggap tidak produktif, gaji hanya diterima separuh.

Menyedihkannya, sebagian karyawan terpaksa harus menerima nasibnya kena PHK . Perusahaan tak mampu bertahan dengan modal terbatas , biaya untuk operasional jauh lebih besar ketimbang pemasukan nol.

Bagi mereka yang bekerja di non formal, order yang berkurang, baik itu untuk pengemudi mobil maupun motor online, harus mampu bertahan hidup.

Mutu Pendidikan boleh dikatakan mundur karena anak-anak harus duduk , belajar di rumah dengan online. Metode pengajaran online yang diberikan guru tidak efektif karena guru belum sempat mendapatkan metode yang tepat untuk pengajaran online. Hanya PR dan tugas yang diberikan guru. Murid jadi jenuh dan tidak berdaya. Pembelajaran searah ini jadi hal yang tak seharusnya dilakukan. Murid tak memahami pelajaran, fungsi guru diganti orangtua, namun orangtua juga tak memahami apa yang harus diajarkan kepada anak.

Kondisi fasilitas Kesehatan yang begitu menyeramkan karena covid-19 telah menguras banyak tenaga kesehatan untuk bekerja keras. Jumlah pasien yang berjubel mencari rumah sakit, bahkan sebagian dari mereka terpaksa harus dirawat di rumah karena tidak mendapat tempat di Rumah Sakit.. Covid-19 telah memporak porandakan kualitas Kesehatan.

Nyaris Bed Occupancy Rate (tingkat keterisian tempat tidur ) pernahmencapai 90%. Dengan gesit dan cepat, Pak Jokowi segera menggalakkan program vaksinasi. Diharapkan jika total vaksinasi mencapai 70% dari total jumlah penduduk, maka “herd community” akan tercapai.

Apakah Pandemi akan berakhir?

Menteri Kesehatan, Budi Gunadi mengatakan bahwa pandemi belum akan berakhir, kunci dari mengakhiri pandemi Covid-19 adalah kepatuhan kita bersama melakukan prokes 5M dan vaksinasi.

Dicky Budiman, seorang ahli epidemiologi dari Griffith University Australia memprediksi status pandemicCovid-19 paling cepat akan berakhir pada tahun 2022. Namun, statemen ini dikoreksi bahwa virus benar-benar musnah paling tidak 10 tahun ke depan.

Alasan mengapa virus begitu lama akan berakhir karena virus ini tidak mungkin musnah total ,dia (virus) berada (host) di manusia dan di hewan. Variannya terus bermutasi, vaksinnya juga harus mencari yang terbaik sehingga dapat mengimbangi mutasi virus.

Bangkitkan Semangat untuk Pemulihan:

Sekolah:

Sejak PPKM level 4 diturunkan ke level 3,2 di beberapa daerah, seperti di Jakarta dan beberapa daerah lainnya, sekolah sudah mulai mempersiapkan diri untuk tatap muka dengan prokes yang super ketat dan semua guru dan murid harus dalam kondisi sudah vaksin,

Sekolah tatap muka ini dilakukan sangat terbatas, 50% dari kapasitasnya. Jelas bahwa para guru harus punya cara atau metode yang sulit untuk mengajar dengan 50 persen murid, apakah akanada dua shift pembelajaran? Apakah akan ada pengaturan teknis yang ditentukan oleh Kemendikbut Dikti yang harus diterapkan. Yang pasti, semuanya berubah polanya dari kondisi normal.

Ekonomi:

Ketika pandemi, ekonomi sebagian besar warga terpuruk, inilah saatnya kita harus bangkit untuk menggapai cara baru dalam membangkitkan ekonomi.

Peluang yang kreatif dan inovatif dan melihat secara realistis bagaimana teknologi digital telah menguasai semua lini kehidupan. Sebagai pekerja, pengusaha harus punya kesadaran bahwa kita tak bisa gunakan tata Kelola dagang/usaha secara manual atau cara lama.

Bagi mereka yang dulunya bekerja di perusahaan, kena PHK, mereka banting stir dengan membuka usaha kuliner dengan cara digital marketing. Begitu juga UMKM telah mengenal literasi digital mulai menggalakan dagangan melalui e-commerce dan lapak online yang dimilikinya.

Kreativitas dan inovasi dan slogan “Jogo Tonggo” atau menjaga tetangga jadi cara jitu mengatasi kesulitan ekonomi. “Rumah Sedekah Gotong Royong” di Purwokerto itu punya ide yang brilian.

Mereka mengumpulkan sedekah minyak jelantah (minyak bekas pemakaian) dari para warga 7 Desa di daerah Karangklesem. Minyak jelantah yang telah dihimpun dikirim kepada pihak ketiga yang telah punya izin mengumpulkan minyak goreng bekas diolah jadi bahan bakar biodiesel. Hasilnya sekitar Rp.2 juta-Rp.8juta dikembalikan ke RT masing-masing untuk didonasikan kepada mereka yang benar membutuhkan.

Dana yang dikumpulkan itu mampu membantu Gibran Eka Putra (16 tahun) sebesar Rp.200.000 untuk beasiswa dan pembelian buku karena ayahnya tak punya pekerjaan dan dia nyaris putus sekolah karena ayahnya tidak punya pekerjaan sejak covid.

Seorang nenek lansia berusia 74 tahun, tidak menikah, tidak bekerja . Dia hidup bersama adiknya. Bantuan sebesar Rp.200.000 dari Rumah Sedekah ini sangat membantu kelangsungan hidupnya.

Kredit untuk Membangkitkan Pertumbuhan Perekonomian

Meskipun performa pertumbuhan perekonomian awal kuartal I -2021 hanya tumbuh 3,1% sedangkan kuartar II terkontraksi -5,32%, optimisme Pemerintah untuk pulihkan perekonomian terus dilakukan.

Dalam rangka menumbuhkan perekonomian, OJK telah mencatat adanya penyaluran kredit bank ditopang Buku 4. (kelompok bank besar). Ditengarai pertumbuhan penyaluran kredit BUku 4 sebesar3,37 persen per tahun.

Jumlah yang disalurkan sebesar Rp.3,319,4 triliun untuk kredit BUKU 4 , sedangkan untuk kelompok BUKU 3 dan BUKU 2 terkoreksi.

Di bulan Juli 2021, Bank menahan penyaluran kredit karena di saat itu terjadi PPKM dan debitur dan pelaku pengusaha tidak membutuhkan modal kerja.

Namun diyakini setelah penurunan kasus Covid 19, maka penyaluran kredit pun akan rebound kembali dan akan lebih tinggi dari sebelumnya.

Pemerintah pun tak berpangku tanggan untuk membantu UMKM agar tetap bertahan dalam pandemi dengan dikucurkan peningkatan anggaran KUR dari Rp.253 triliun menjadi Rp.285 trillliun dengan bunga tiga persen.

Tujuannya agar UMKM meningkatkan diri untuk naik kelas dan go digital. Bunga KUR sebesar 3 persen berlaku hingga Desember. Disamping itu Pemerintah telah memerikan kelonggaran untuk penundaan dan angsuran pokok KUR dan relaksasi dengan perpanjangan waktu dan limit plafon KUR kepada penerima KUR yang terdampak.

Tempat Wisata

Hampir semua orang rindu untuk berwisata. Beberapa tempat sudah dibuka, seperti Ancol dengan prokes yang ketat, vaksin dan kapasitas hanya 50%.

Budi Karya selaku Menteri Perhubungan mengatakan untuk pergi ke atau dari tempat wisata , harus ada peraturan ganjil genap untuk batasi mobilitas warga, juga diterapkan sudah vaksin bagi pengunjung. Sudah siap? Yuk wisata dengan aman dan sehat.

Sumber referensi:

· Aturan Sekolah Tatap Muka di Wilayah PPKM Level 3 dan 2 oleh Kompas.com tanggal 10 Agustus 2021,

· OJK Penyaluran Kredit Bank Ditopang Buku 4 , oleh Novita Intan/Red Nidia Zuraya Repulika tanggal 17 september 2021

· Pemerintah Maksimalkan KUR Bantu UMKM Bertahan Saat Pandemi , oleh Nidia Zuraya tanggal 17 Sep 2021

Disclaimer

Retizen adalah Blog Republika Netizen untuk menyampaikan gagasan, informasi, dan pemikiran terkait berbagai hal. Semua pengisi Blog Retizen atau Retizener bertanggung jawab penuh atas isi, foto, gambar, video, dan grafik yang dibuat dan dipublished di Blog Retizen. Retizener dalam menulis konten harus memenuhi kaidah dan hukum yang berlaku (UU Pers, UU ITE, dan KUHP). Konten yang ditulis juga harus memenuhi prinsip Jurnalistik meliputi faktual, valid, verifikasi, cek dan ricek serta kredibel.

Berita Terkait

 

Tulisan Terpilih


Copyright © 2022 Retizen.id All Right Reserved

× Image