Diari Rindu
Sastra | 2022-05-13 22:34:35
Pecahlah batu di ufuk rindu. Orang orang terbuai di menara gading. Catatan rindu tersusun di garis garis tubuh, terhimpit dalam kesibukan kota yang hitam. Kota yang masih menyimpan rembulan.
Tapi rindu tetaplah rindu. Apakah arti pertemuan. Apakah arti penantian. Apakah arti menikmati hidup.
Orang orang terpelanting dari menara gading. Melayang dalam sunyi yang kejam. Menyusun diari kebisuan dalam rindu yang belum terjawab.
Disclaimer
Retizen adalah Blog Republika Netizen untuk menyampaikan gagasan, informasi, dan pemikiran terkait berbagai hal. Semua pengisi Blog Retizen atau Retizener bertanggung jawab penuh atas isi, foto, gambar, video, dan grafik yang dibuat dan dipublished di Blog Retizen. Retizener dalam menulis konten harus memenuhi kaidah dan hukum yang berlaku (UU Pers, UU ITE, dan KUHP). Konten yang ditulis juga harus memenuhi prinsip Jurnalistik meliputi faktual, valid, verifikasi, cek dan ricek serta kredibel.
Komentar
Gunakan Google Gunakan Facebook