Clock Magic Wand Quran Compass Menu
Image Johanes Sutanto

Tip Terbebas dari Jebakan Jadi Generasi Bumerang di Tengah Pandemi Covid-19

Gaya Hidup | Tuesday, 14 Sep 2021, 12:09 WIB

Istilah generasi bumerang booming di Amerika pada 1982 dan 2001 serta di Inggris pada 2014. Bumerang adalah senjata lempar khas suku Aborigin dari Australia yang digunakan untuk berburu. Alat berburu ini didesain sedemikian rupa sehingga begitu dilempar bisa kembali lagi ke si pelempar.

Dalam konteks sosial-ekonomi sehingga muncul istilah generasi bumerang, istilah ini merujuk pada anak-anak yang terpaksa kembali ke rumah orangtuanya karena faktor menganggur.

Ibarat bumerang, anak-anak yang sudah dilepas ini kembali ke orang tuanya karena berbagai alasan. Kembali ini tentu bukan karena kemauan mereka, tetapi karena keadaan yang memaksa mereka memilih jalan pulang.

Pun akibat pandemi Covid-19 yang mengacaukan tatanan perekonomian hingga ke level keluarga, banyak anak muda yang terpaksa menyandang status pengangguran. Entah karena kena PHK atau dirumahkan sementara atau karena baru lulus sulit cari pekerjaan, mereka terpaksa kembali orangtua.

Studi Pew Research Center mendapati mayoritas generasi bumerang ini sebenarnya tidak ingin tinggal bersama orang tua mereka. Namun situasi memaksanya untuk tinggal bersama orangtuanya lagi.

Bahkan ini tidak hanya dialami anak-anak muda yang masih single, tetapi bahkan bisa menimpa mereka yang baru saja berkeluarga. Mereka yang sudah menikah dan memiliki anak pun tak sedikit yang terpaksa tinggal di pondok mertua indah karena terjebak menjadi generasi bumerang, kendati hal ini tidak selalu berlaku untuk semua yang tetap memilih tinggal di pondok mertua indah.

Nah, siapa pun tidak ingin terjebak menjadi generasi bumerang yang terpaksa kembali tinggal bersama orangtua lagi. Oleh sebab itu, bagi mereka yang tidak ingin mengalami hal ini, ada baiknya benar-benar mengatur keuangan sejak pertama kali menjadi first jobber.

Selain untuk hal-hal yang sifatnya untuk investasi jangka panjang maka ada satu pos keuangan yang tak boleh diabaikan begitu saja yakni dana darurat. Bahkan sangat dianjurkan, siapa pun wajib memiliki dana darurat terlebih dahulu sebelum memiliki investasi.

Rasio ideal dana darurat 3-12 kali pengeluaran bulanan. 3 kali pengeluaran bulanan ini tentu yang paling minimal bagi yang masih bujang atau single, beda halnya bagi yang sudah berkeluarga tentu lebih dari 3 kali pengeluaran bulanan.

Menariknya, dana darurat yang likuid sudah mudah dilakukan dengan investasi reksa dana pasar uang, semisal dengan platform IPOTFund yang sudah terintegrasi di dalam aplikasi IPOT milik sekuritas karya anak bangsa bernama Indo Premier Sekuritas dengan taglinenya #SemuaBisaInvestasi.

Dana darurat sangat berguna bagi siapa pun agar terhindar dari jebakan menjadi generasi bumerang. Saat terjadi hal-hal yang tak diinginkan, dana darurat bisa dimanfaatkan sehingga tidak buru-buru untuk kembali ke orangtua atau pondok mertua indah.

Disclaimer

Retizen adalah Blog Republika Netizen untuk menyampaikan gagasan, informasi, dan pemikiran terkait berbagai hal. Semua pengisi Blog Retizen atau Retizener bertanggung jawab penuh atas isi, foto, gambar, video, dan grafik yang dibuat dan dipublished di Blog Retizen. Retizener dalam menulis konten harus memenuhi kaidah dan hukum yang berlaku (UU Pers, UU ITE, dan KUHP). Konten yang ditulis juga harus memenuhi prinsip Jurnalistik meliputi faktual, valid, verifikasi, cek dan ricek serta kredibel.

Berita Terkait

 

Tulisan Terpilih


Copyright © 2022 Retizen.id All Right Reserved

× Image