Clock Magic Wand Quran Compass Menu
Image ANNISA ARUM PRATIWI

Bagimu Muslimah Sejati

Gaya Hidup | Wednesday, 08 Sep 2021, 09:35 WIB

Terlahir sebagai anak perempuan jelas menjadi suatu kebahagiaan tetapi bisa menjadi kesulitan. Kebahagiaan yaitu karena anak perempuan adalah mutiara pelita hari orangtuanya. Kesulitan karena terlahir sebagai perempuan banyak sekali keterbatasan, perempuan tidak bisa ini perempuan tidak bisa itu. Alih-alih dari hal itu, perempuan memiliki kemuliaan yang telah diberikan oleh rasulullah saw sejak dahulu yang menjadi suatu kebanggaan tersendiri bukan. Mengapa harus menjadi bangga? Sebab hanya diberikan kepada wanita saja bukan kepada laki-laki. Berkembang keseluruh kehidupan selanjutnya. Perempuan yang bertumbuh dewasa memiliki peran dan kewajiban atas dirinya, keluarganya serta agamanya. Siapa yang sangka, kewajiban itu juga diberikan kepada perempuan karena perempuan seperti julukannya ialah tombak peradaban. Tahukah kamu apa itu tombak peradaban? Tombak peradaban ialah ujung mata pusat kemajuan atau kemunduran atas peradaban selanjutnya. Jadi, maju atau mundurnya peradaban manusia dimasa depan tergantung oleh kualitas perempuan. Lebih sederhananya, pemimpin itu lahir dari seorang ibu. Dan ibu adalah perempuan. Bila perempuan tidak memiliki kualiatas maka keturunannya pun tidak berkualitas.

Tidaklah mudah bagi perempuan untuk menjadi intan permata dunia. Sebab banyak sekali godaan yang siap mengusik perasaannya. Keteguhannya. Imannya. Segalanya. Guna untuk menggoyagkan dan melemahkan. Yang nantinya kelemahan dia akan menjadi kehancuran baginya. Tidaklah menjadi kesalahan untuknya bila perempuan telah menjadi hina, karena hakikatnya semua perempuan dapat memperbaiki diri menjadi lebih bermoral dan lebih baik lagi. Selagi ia bernafas disanalah kesempatan ada. Perempuan selain menjadi subjek yang penting bagi kehidupan, namun dia juga menjadi muslimah dimata agama. Terlahir dan menyandang gelar muslimah itu susah-susah gampang. Karena bukan hanya sebuah label yang ditempel seperti layaknya makanan tetapi sebuah mahkota kepala agung. Barangsiapa yang dapat menjaga sampai mati maka ia akan beruntung, begitupula dengan barangsiapa yang tidak mampu menjaga maka ia merugi. Pasti harus kita sadari, bahwa untuk menjadi muslimah yang sejati banyak rintangan dan ujian melanda. Dimana hal demikian membuat kita sebagai muslimah sekuat tenaga untuk terus bertahan. Rintangan itu tidak hanya dari diri sendiri yang berkeinginan menjadi perempuan berkarir dan terkenal. Tetapi dari luar seperti zaman yang semakin modern menuntut semua wanitanya menampilkan dan bersaing. Persaingan tersebut juga masih belum bisa dikatakan baik seutuhnya. Terkadang harus menampilkan kecantikan atau kesempurnaan padahal sebagai muslimah hal demikian menjadi batasan.

Dear muslimah sejati modern, kuatkan batinmu untuk terus melangkah maju. Karena semakin hari pandangan dunia semakin liberal. Semakin hari kekuatan dan kepercayaan diri seorang wanita semakin bergeser. Bukannya menyudutkan tetapi mengingatkan. Jelas bedanya, zaman sekarang yang dilihat kekuatan dan kehormatan wanita muslim dilihat seberapa sempurnanya dia dan seberapa mandirinya ia. Terkadang menyedihkan bila muslimah sejati harus bergelut dengan pemahaman yang tidak sejalan. Entah paksaan atau kerelaan. Berhati-hatilah

muslimah - Bing images" />
sumber : muslimah - Bing images

Disclaimer

Retizen adalah Blog Republika Netizen untuk menyampaikan gagasan, informasi, dan pemikiran terkait berbagai hal. Semua pengisi Blog Retizen atau Retizener bertanggung jawab penuh atas isi, foto, gambar, video, dan grafik yang dibuat dan dipublished di Blog Retizen. Retizener dalam menulis konten harus memenuhi kaidah dan hukum yang berlaku (UU Pers, UU ITE, dan KUHP). Konten yang ditulis juga harus memenuhi prinsip Jurnalistik meliputi faktual, valid, verifikasi, cek dan ricek serta kredibel.

Berita Terkait

 

Tulisan Terpilih


Copyright © 2022 Retizen.id All Right Reserved

× Image