Transformasi Peran Perempuan Dalam Menghadapi Era Modernisasi
Info Terkini | 2021-09-02 23:56:15Oleh : Nadia Putri
Mahasiswa Administrasi Publik FISIP UMJ 2018.
Secara umum, modernisasi dapat kita pahami sebagai proses perubahan atau transformasi dari kehidupan bersama yang bersifat tradisional ke arah pola-pola sosial, ekonomi, dan politis yang telah berkembang di negara-negara Barat. Perwujudannya tampak melalui perubahan pola perilaku yang mengadopsi aspek-aspek kehidupan modern, seperti mekanisasi, urbanisasi, penggunaan alat-alat komunikasi massa, serta sistem administrasi-birokrasi yang teratur, terencana, dan terukur. Adapun pendapat yang lebih lengkap dikemukakan oleh Wilbert E. Moore (dalam Bernstein, 1971), yaitu âmodernisasi adalah suatu transformasi total kehidupan bersama dalam bidang teknologi dan organisasi sosial dari yang tradisional ke arah pola-pola ekonomis dan politis yang didahului oleh negara-negara Barat yang telah stabilâ
Proses modernisasi di Indonesia terjadi dalam skala yang besar ketika sistem pemerintahan sentralistis yang dikenal di negara-negara Barat mulai diperkenalkan di Indonesia pada masa penjajahan Belanda. Akan tetapi, keputusan untuk meneruskan sistem pemerintahan tersebut dengan memasuk- kannya ke dalam konstitusi Indonesia atau dalam Undang-undang Dasar 1945, merupakan sebuah tonggak dasar dari penerapan modernisasi dalam kehidupan bersama di Indonesia yang mana sebelumnya hanya dikenal dari pulau-pulau, kerajaan-kerajaan, serta pelabuhan perdagangannya. Dalam proses ini tidak hanya membawa perubahan pada komunitas-komunitas yang hidup di kepulauan Nusantara saja, melainkan juga pada kelompok-kelompok sosial yang ada di dalam masyarakat yang saat ini dikenal sebagai masyarakat Indonesia. Adapun salah satu dari kelompok-kelompok sosial tersebut adalah kelompok perempuan.
Berbicara terkait wacana mengenai isu-isu perempuan telah mencuat dan menjadi pembahasan yang sangat hangat di kalangan masyarakat. Peran perempuan telah menunjukkan banyak sekali keaktualisasian dirinya dalam berkontribusi di abad modern saat ini. Selain itu juga, mengenai isu perempuan ini menjadi menguat pasca Konferensi Perempuan Internasional di Beijing tahun 1995 lalu. Hasil dari konferensi di Beijing pada tahun 1995 tersebut menghasilkan kesempatan politik bagi perempuan di seluruh dunia. Dalam keberhasilan tersebut tentunya menunjukkan salah satu bentuk transformasi Perempuan dalam memperjuangkan hak-hak perempuan. Dengan begitu juga, hal ini menunjukkan arti pentingnya keterlibatan sosok perempuan dalam era modernisasi saat ini.
Seiring dengan perkembangan zaman, keberadaan perempuan di dunia mengalami perubahan meskipun tidak seutuhnya. Transformasi modernisasi yang menawarkan berbagai perubahan di segala bidang memberikan peluang bagi perempuan untuk bangkit dari keterpurukan dan ketidak adilan yang dialami selama ini. Modernisasi perlahan membawa perempuan terlepas dari belenggu dan tuntutan budaya yang mengharuskan perempuan terus termarginalkan. Selain itu juga, modernisasi telah menghasilkan pergeseran makna peran perempuan pada masa lampau dengan makna peran perempuan pada masa sekarang. Apabila kita lihat dahulu, sosok perempuan menjadi suatu hal yang tidak dimuliakan dan tidak diharapkan kehadirannya, karena dianggap sebagai sosok yang lemah dan sosok yang memalukan. Keadaan seperti ini terus berlanjut sampai datangnya Islam sepenuhnya yang mengangkat derajat perempuan dengan memberikan hak-haknya, serta membuatnya menikmati kemanusiaan dan kehormatannya di tengah-tengah masyarakat.
Terkait peran perempuan dalam ajaran Islam, islam memperhitungkan peran perempuan sama seperti peran laki-laki untuk beberapa persoalan. Seperti dalam mengerjakan amar maâruf nahi munkar, haji, jual beli, menuntut ilmu, dan Islam juga memberikan kebebasan untuk membelanjakan harta bendanya sesuai dengan keinginan dan kesenangannya. Selain itu, berbicara terkait peran perempuan dalam islam tentunya sangat luas, peran perempuan dalam pembinaan kesejahteraan hidup, baik dalam keluarga maupun dalam masyarakat. Bahkan oleh Rasulullaah SAW diperingatkan bahwa tegak atau rubuhnya suatu bangsa ditentukan oleh perempuannya, apabila perempuannya baik, maka akan baik dan selamatlah negara itu, dan apabila perempuannya itu tidak baik, maka akan hancurlah negara tersebut. Tidak hanya itu saja, masih banyak lagi ucapan-ucapan Rasulullah SAW yang menunjukkan pentingnya peranan perempuan dalam menciptakan kebahagiaan dan kesejahteraan hidup.
Di era modernisasi ini, perempuan memang dituntut untuk memiliki sikap mandiri, di samping suatu kebebasan untuk mengembangkan dirinya sebagai manusia yang sesuai dengan bakat yang telah dimilikinya. Namun, walaupun saat ini arus modernisasi sangatlah kuat, kita sebagai perempuan muslim harus tetap berjalan berlandaskan pada ajaran agama islam. Artinya, kita sebagai perempuan dapat mengaktualisasikan peran kita di berbagai macam bidang dikehidupan ini, tanpa harus merasa takut dan terhalangi dengan stigma-stigma peran perempuan dahulu yang mana masih ada pembedaaan antara perempuan dan laki-laki. Namun disamping itu juga, kita tetap harus mengaktulisakikan peran kita sebagai perempuan dalam bawah naungan kodrat dan fitrah kita sebagai perempuan muslim.
Disclaimer
Retizen adalah Blog Republika Netizen untuk menyampaikan gagasan, informasi, dan pemikiran terkait berbagai hal. Semua pengisi Blog Retizen atau Retizener bertanggung jawab penuh atas isi, foto, gambar, video, dan grafik yang dibuat dan dipublished di Blog Retizen. Retizener dalam menulis konten harus memenuhi kaidah dan hukum yang berlaku (UU Pers, UU ITE, dan KUHP). Konten yang ditulis juga harus memenuhi prinsip Jurnalistik meliputi faktual, valid, verifikasi, cek dan ricek serta kredibel.