Clock Magic Wand Quran Compass Menu
Image Sutanto

Sardjono, Meski Lansia Tetap Berkarya

Gaya Hidup | 2021-08-27 20:29:40
H. Sardjono, BA/ KRT.H.Setyokusumaatmaja, bersama Kumpulan Khutbah karyanya

Usianya memang sudah tidak muda lagi, namun semangatnya patut diteladani anak muda di era milenial ini. Hal itu bisa dilihat dari kumpulan khutbah yang jumlahnya lebih dari 200 judul, sudah di print dan dijilid sendiri menjadi beberapa bendel di perpustakaan mini miliknya.

Sosok kita kali ini adalah H. Sardjono, BA/ KRT.H.Setyokusumaatmaja yang bermukim di Wonodoro, Mulyodadi, Bambanglipuro, Bantul, DIY.

Selain memang hanya untuk konsumsi kalangan keluarga dan sahabat dekat, naskah khutbah yang ia tulis juga selalu hadir di setiap edisi Khutbah Jumat versi Bahasa Jawa terbitan Pimpinan Wilayah Dewan Masjid Indonesia DIY.

Sardjono, di depan komputer yang setia menemani hari-harinya

Hal itu bermula saat dirinya mengikuti lomba KST (Keluarga Sakinah Teladan) DIY pertengahan Juni 2012. Salah satu penilai, yang merupakan pengelola Kutbah DMI datang ke rumah melihat perpustakaan mini dan mendapatkan buku kumpulan khutbah bahasa jawa 80 judul, kemudian diminta sekaligus flasdisk-nya. Sebulan kemudian (edisi 136) naskah buatannya mulai dimuat sampai sekarang.

Lelaki yang purna dari PNS pada Juli 2000 ini tidak pernah berorientasi bisnis, sehingga dia merasa bahagia apabila tulisan khutbah yang dia buat bisa digunakan oleh banyak orang. Sesuai dengan semboyan hidupnya yaitu beribadah dan bermanfaat.

Bagi lelaki di masa mudanya aktif di berbagai oraganisasi ini, diberi usia 81 tahun merupakan anugerah yang tak terhingga, karena seakan sudah merupakan bonus dari Allah SWT, sehingga mesti ia manfaatkan untuk beribadah dan bisa memberi manfaat kepada sesama.

Di kamarnya tersedia sarana untuk mendukung hobinya menulis, yaitu komputer dan printer. Setiap hari dia tetap menulis meski tiap satu jam harus berhenti beristirahat, tidak seperti saat masih sehat sempurna, satu naskah bisa diselesaikannya dalam waktu sehari.

Tetapi hal itu tidak akan diselali, karena dia masih diberi anugerah bisa membaca tanpa harus menggunakan kacamata, tetap bisa menulis dengan komputer dan chating di WA dengan putra putrinya.

Sardjono bersama dengan 6 anaknya

Menurut pria kelahiran Bantul, 6 Juni1940, sampai saat ini naskah khutbah yang ada di redaksi masih banyak yang belum tercetak. Dari 2 flasdisk terakhir yang dikirim berisi 26 judul baru sekitar 10 tercetak. Sehingga dia merasa santai untuk membuat naskah selanjutnya.

Dalam menulis naskah dia rajin membaca berbagai literatur, baik dari buku cetak, maupun mengambil dari internet.

Dibalik penampilannya yang bersahaja, ternyata pria berbintang gemini ini banyak memiliki pengalaman organisasi maupun prestasi membanggakan. Dalam bidang organisasi dia banyak berkiprah di Korpri, PGRI Kabupaten Bantul, Gerakan Pramuka Kwarcab Bantul, Persatuan Panahan Indonesia (PERPANI) Kabupaten Bantul, Persatuan Lawn Tenis Indonesia (PELTI), dan Ikatan Persaudaraan Haji Indonesia (IPHI) Bantul.

Prestasi yang pernah diraih antara lain: Juara I Guru Teladan Tingkat DIY (1979), Juara II Guru Teladan Tingkat Nasional (1979), Juara I Keluarga Sakinah Teladan Kabupaten Bantul (2012), Juara harapan Keluarga Sakinah Teladan DIY.

Enam putra putrinya: Rini Setyasih,SH,MH, Drs. Yudi Setiawan, MS. MSc, Susi Setyawati, S.Pd, Dra. Listi Setyaningsih, Hari Setyanto, S.Si,Apt, dan Aris Setyadi,A.Md turut menyempurnakan kebahagiaannya, karena sampai saat ini masih bisa terus berkomunikasi meski tidak semua tinggal seumah, sekaligus menepis duka karena istri tercinta Surip Sardjono telah mendahului menghadap Yang Kuasa 2013 lalu.

Perpustakaan mini miliknya banyak dihiasi kumpulan khutbah yang dia buat

Selain menulis naskah khutbah pria yang akrab dipanggil Mbah Jono ini juga menulis kumpulan lagu dolanan anak dan lagu keroncong.

Menurutnya dengan menulis, seseorang akan bertambah ilmu karena otomatis banyak membaca.

Disclaimer

Retizen adalah Blog Republika Netizen untuk menyampaikan gagasan, informasi, dan pemikiran terkait berbagai hal. Semua pengisi Blog Retizen atau Retizener bertanggung jawab penuh atas isi, foto, gambar, video, dan grafik yang dibuat dan dipublished di Blog Retizen. Retizener dalam menulis konten harus memenuhi kaidah dan hukum yang berlaku (UU Pers, UU ITE, dan KUHP). Konten yang ditulis juga harus memenuhi prinsip Jurnalistik meliputi faktual, valid, verifikasi, cek dan ricek serta kredibel.

Berita Terkait

Terpopuler di

 

Copyright © 2022 Retizen.id All Right Reserved

× Image