Doa Suami Yang Dua Kali Diselingkuhi Istri
Curhat | Sunday, 22 Aug 2021, 20:56 WIBSiang itu hujan mengguyur kota Yogyakarta. Derasnya air membuatku terpaksa memesan taksi online untuk mengantarku ke sebuah acara seminar. Aplikasi ini memang sangat membantu. Selain harganya sangat bersahabat, aku tak perlu repot mencari parkiran dan menerobos derasnya hujan di jalanan. Aku tinggal duduk manis di rumah, sopir menjemput di depan pintu dan berangkatlah dengan mobil tanpa stiker âTAKSIâ seolah mobil pribadi.
Aku naik taksi online berwarna putih. Sepertinya ini adalah Agya terbaru. Masih terlihat plastik yang membungkus beberapa bagian dalam mobil. Sopirnya menyapaku ramah. Mempersilahkan masuk dan bersiap mengantarku ke tujuan. Dalam perjalanan, sopir mengajakku berbincang,
âMba asli Yogya kah?â
âGak Pak.. aku asalnya dari Bandung, tapi sudah 18 tahun di Yogya.â
âOh gitu...lama juga yah?â
âIya Pak... lumayan sampai punya anak dua. Bapak aslinya mana? â
âSaya dari Kulonprogo Mba..â
âWah jauh juga yah sampai Yogya kerjanya. Istri sama anaknya disana?â
âHmmm maaf mba saya gagal membina rumah tangga.â
âAduh..maaf Pak... aku gak tahu.â
âGak apa-apa kok mba... saya sudah dua kali berumah tangga namun keduanya kandas dengan perceraian.â
âYa Allah aku ikut prihatin ya Pak...â
Dalam hati aku membatin, tragis sekali sih kisah Bapak ini. Hujan cukup deras menemani obrolan kami sepanjang perjalanan. Terlihat air menggenang di sana sini dan membuat percikan ketika kami melewatinya. Sopir menjalankan mobil dengan perlahan, mungkin khawatir jika ada jalan berlubang atau percikannya membuat orang lain terkotori. Hmm tapi bisa jadi sopir sedang mengenang sesuatu sambil menjawab pertanyaanku sebelumnya. Hingga mobil melambat sambil pikirannya menuju sebuah masa di kala itu.
âYa mba istri pertama saya selingkuh dengan teman kerjanya. Kami kemudian bercerai karena dia memilih laki-laki itu. Saya menikah lagi dengan istri kedua, tetapi diapun sama. Selingkuh dengan mantan pacarnya di SMA. Gara-garanya di grup WA ketemuan lagi. Terus ngajak ketemuan karena masih satu kota. Saya sering menemukan chatingan mesra dari laki-laki itu pada istri saya, namun istri saya selalu mengelak jika saya bertanya.â
Sopir itu melanjutkan kisahnya tanpa aku minta. Kata orang, aku memang pendengar yang baik, terkadang orang mengeluhkan masalahnya padaku dan tanpa sadar mereka membuka kisah pribadinya sendiri. Buatku yang hobi menulis tentu itu sebuah peluang istimewa yang tak mungkin aku enyahkan. Lagipula siapa sih yang tidak butuh teman curhat. Jadi kami sama-sama diuntungkan. Aku punya kisah yang bisa ditulis, dan orang yang bercerita padaku senang sudah mengeluarkan uneg-unegnya sambil ngobrol tanpa sadar bersamaku.
âLalu gimana Pak kok bisa akhirnya bercerai dengan istri kedua?â Tanyaku penasaran dengan kelanjutan kisahnya.
âKarena saya gak punya bukti, dan istri selalu bilang jika mereka hanya berteman biasa saja maka saya setiap hari minta sama Allah buat diberikan petunjuk. Saya minta sama Allah jika memang istri saya selingkuh tolong kasih tahu saya, beri tahu saya entah dengan apa caranya saya pasrah pada Gusti Allah. Saya tahajud, dhuha, puasa pokoknya semua saya lakukan mba. Sampai suatu ketika saya seperti dituntun ke sebuah jalan.â
âMaksudnya jalan gimana Pak?â
âWaktu itu saya sedang jalan mencari penumpang. Tiba-tiba seperti ada bisikan saya harus mengikuti mobil di depan saya. Avanza warna hitam plat AB. Saya ikuti saja kata hati saya saat itu. Ternyata Avanza berhenti di depan sebuah hotel. Saya terkejut melihat penumpang yang turun dari Avanza hitam itu adalah istri saya dan selingkuhannya. Saya biarkan mereka sampai cek in di hotel. Mereka tidak menyadari saya ada di hotel itu. Ketika sudah beberapa menit berlalu, saya dobrak pintu kamarnya yang tak terkunci. Saya menemukan keduanya tanpa pakaian sedang bergumul di tempat tidur.â
âAstagfirullah, bagaimana perasaan Bapak melihat pemandangan itu?â
âWah udah gak tahu deh mba.. rasanya ingin membunuh laki-laki itu saat itu juga.â
âTerus gimana reaksi istri Bapak ketika ketahuan?â
âAnehnya dia merasa tidak bersalah. Dia senyum sama saya dan bilang, âkamu mau apa kesini?â Apa gak aneh tuh Mba?â
âWah kok bisa begitu yah? Bukannya menyesal dan minta ampun dia malah merasa tidak bersalahâ.
âKata orang sih dia diguna-guna sama laki-laki bangsat itu. Tapi yah sudahlah, dia juga memilih untuk meninggalkan saya, buat apa saya pertahankan.â
Aku mendengar helaan nafasnya setelah mengakhiri ceritanya itu. Sepertinya ada beban berat yang sudah terlepas selama ini.
âBapak punya anak dari perempuan itu?â
âGak Mba.. untungnya gak punya anak. Saya sekarang udah trauma nikah lagi. Seperti sebuah ketakutan tersendiri menemukan istri selingkuh. Jadi sekarang saya fokus cari uang buat anak-anak dari istri pertama saja. Mereka ikut saya semua soalnya.â
âWah jangan putus asa gitu dong Pak.. siapa tahu jodoh yang ketiga akan memmbawa kebaikan dunia dan akhirat.â Aku menyemangati.
âUdah capek Mba, saya udah tua juga. Mendingan membujang aja lah gak tekanan batin.. ha..ha..ha..â Sopir itu tertawa lepas seakan menertawakan kisah hidupnya yang getir.
Tanpa terasa tujuanku sudah makin dekat. Aku bersiap untuk turun dari Agya putih milik pak Sopir itu. Di penghujung pertemuan kami, dia berkata,
âMba.. terimakasih yah sudah dengerin kisah saya, jangan lupa kasih bintang buat pelayanan saya.â
âSiap pak.. aku kasih bintang 5 dan tips deh nanti di aplikasinyai... makasih yah Pak..semoga laris taksinya. â
Pintu mobil terbuka. Aku turun ke lobby hotel tempat seminar. Rinai hujan masih mengguyur kota Yogyakarta. Aku jadi teringat sebuah kutipan yang aku tulis sendiri di status Whats App,
â Sebuah sentuhan, pelukan, respek mendengar, pujian tulus atau tindakan kecil membantu orang lain, punya kekuatan untuk mengubah kehidupan seseorang. Kita tak pernah tahu apa yang terjadi padanya, namun bisa jadi hanya itu yang mereka butuhkan untuk bertahan hidup.â
********
By Deassy M Destiani (Ig : @deassy_m_destiani)
Disclaimer
Retizen adalah Blog Republika Netizen untuk menyampaikan gagasan, informasi, dan pemikiran terkait berbagai hal. Semua pengisi Blog Retizen atau Retizener bertanggung jawab penuh atas isi, foto, gambar, video, dan grafik yang dibuat dan dipublished di Blog Retizen. Retizener dalam menulis konten harus memenuhi kaidah dan hukum yang berlaku (UU Pers, UU ITE, dan KUHP). Konten yang ditulis juga harus memenuhi prinsip Jurnalistik meliputi faktual, valid, verifikasi, cek dan ricek serta kredibel.