Clock Magic Wand Quran Compass Menu
Image Oase kata

Mengenang Buku

Sastra | Saturday, 21 Aug 2021, 14:48 WIB

Oleh : Imanuddin Kamil*

Pada dasawarsa '80-an, geliat penerbit buku Islam mulai bermunculan dan semakin marak. Hal ini seiring dengan tumbuhnya kalangan menengah Muslim terdidik yang menggandrungi buku. Kebutuhan buku di kalangan terdidik ini telah membuka peluang yang menjanjikan bagi pelaku bisnis penerbitan.

Fenomena kemunculan generasi peminat buku ini bisa dibaca dalam artikel yang ditulis Putut Widjanarko. Seorang praktisi buku yang berkiprah di penerbit Mizan. Putut menuliskan analisanya seperti tertuang dalam link berikut. https://mizan.com/2016/05/17/kebangkitan-generasi-baru/

Diantara penerbit buku Islam yang muncul pada dasa warsa ‘80-an, salah satunya adalah Gema Insani (dahulu GIP, Gema Insani Press). Penerbit buku Islam ini didirikan oleh Umar Basyarahil pada 29 April 1986. Seorang lulusan Fakultas Ekonomi Universitas Trisakti dan pernah menjadi ketua Pemuda Al-Irsyad. Bermula dari usaha percetakan kalender, usaha ini kemudian berkembang pesat menjadi penerbitan berskala besar dan cukup diperhitungkan.

"Momen" perang Afghanistan menjadi awal kemunculan penerbit buku Islam Gema Insani. Perang yang pecah pada 1979 dampak pencaplokan Uni Soviet ke negara Asia Selatan itu telah mencabik-cabik perasaan umat Islam. Didorong rasa solidaritas terhadap penderitaan umat Islam di Afghanistan, penerbit buku Islam Gema Insani pun menerbitkan buku berjudul 'Perang Afghanistan' pada 1986. Buku yang diterjemahkan Salim Basyarahil ini tak disangka, mendapat sambutan besar dan menjadi best seller.

Sebagaimana buku aslinya berjudul "Ayatur Rahman Fi Jihadil Afghan" yang ditulis oleh Abdullah Azam. Buku aslinya inipun juga mendapatkan sambutan hangat di berbagai negeri Muslim dan Arab, menjadi buku terlaris saat itu.

Buku Ayatur Rahman bercerita tentang keajaiban-keajaiban yang terjadi mengiringi jihad Afghanistan. Peristiwa itu semacam karamah bagi para wali, dan disinyalir penulis buku sebagai bentuk pertolongan Allah untuk para Mujahidin Afghan. Para Mujahidin yang tengah berjuang mengusir tentara Soviet.

Abdullah Azam sendiri sebagai penulis buku adalah tokoh fenomenal di balik Mujahidin Afghan. Doktor di bidang Ushul Fikih lulusan Al-Azhar berdarah Palestina itu disebut sebagai arsitek jihad paling legendaris abad ini. Tulisan dan ceramah-ceramahnya dibukukan dalam serial "Tarbiyyah Jihadiyyah" yang berjilid-jilid.

Kehebohan buku Ayatur Rahman sempat menuai pro dan kontra antara mempercayai dan anggapan sebagai sebuah propaganda belaka. Terkait isi buku yang dikisahkan penulis dalam buku tersebut pernah ditanyakan kebenarannya pada seorang ulama ternama Saudi, Syaikh Bin Baz. Jawabannya dapat dibaca dalam tulisan berikut ini. https://binbaz.org.sa/fatwas/17949/%D9%85%D8%AF%D9%89

Afghanistan kini kembali diperbincangkan dunia. Beritanya memenuhi jagad medsos dan menjadi obrolan para pengamat. Seiring dengan penaklukan yang dilakukan Taliban secara mengejutkan terhadap pemerintahan Asyraf Ghani 'sang presiden yang kabur'.

Dunia sedang menunggu. Berhasilkah Taliban membawa Afghanistan menjadi negara yang diharapkan penduduknya? Akankah Taliban mampu mengakhiri konflik dan perang panjang negeri yang konon memiliki sumberdaya alam melimpah ini?

Semua sedang menanti. Sebagaimana saya juga menanti, barangkali ada yang menulis buku baru "Ayatur Rahman fi Intishari Thaliban".

*Peminat dan pegiat buku

Disclaimer

Retizen adalah Blog Republika Netizen untuk menyampaikan gagasan, informasi, dan pemikiran terkait berbagai hal. Semua pengisi Blog Retizen atau Retizener bertanggung jawab penuh atas isi, foto, gambar, video, dan grafik yang dibuat dan dipublished di Blog Retizen. Retizener dalam menulis konten harus memenuhi kaidah dan hukum yang berlaku (UU Pers, UU ITE, dan KUHP). Konten yang ditulis juga harus memenuhi prinsip Jurnalistik meliputi faktual, valid, verifikasi, cek dan ricek serta kredibel.

Berita Terkait

 

Tulisan Terpilih


Copyright © 2022 Retizen.id All Right Reserved

× Image