Clock Magic Wand Quran Compass Menu
Image Sutanto

Berbuat Baik Kepada Ibu Bapak

Agama | Thursday, 29 Jul 2021, 22:48 WIB

Dan Tuhanmu Telah memerintahkan supaya kamu jangan menyembah selain dia dan hendaklah kamu berbuat baik pada ibu bapakmu dengan sebaik-baiknya. jika salah seorang di antara keduanya atau kedua-duanya sampai berumur lanjut dalam pemeliharaanmu, Maka sekali-kali janganlah kamu mengatakan kepada keduanya perkataan "ah" dan janganlah kamu membentak mereka dan ucapkanlah kepada mereka perkataan yang mulia (Al-Isra`-23)
Firman Allah tersebut mengandung perintah agar manusia menyembah-Nya dan berbuat baik kepada kedua orangtua kita. Bahkan, mengucapkan kata “ah” saja tidak diperbolehkan oleh agama apalagi mengucapkan kata-kata atau memperlakukan mereka dengan lebih kasar daripada itu.

Ketika melihat berbagai tayangan sinetron di televisi, terkadang hati dibuat miris dengan adegan seorang anak yang menyia-nyiakan kedua orangtua, berbuat kasar dan tidak menaruh rasa hormat sedikitpun kepada mereka. Padahal sebenarnya berbakti kepada kedua orang tua merupakan ladang pahala. Apakah kita tidak menyadari berbakti kepada orangtua bobotnya lebih besar dibanding jihad fisabilillah, sebagaimana Abdullah bin Umar r.a. berkata : Seorang datang kepada Nabi Muhammad s.a.w. dan berkata ,”saya ingin berjihad (perang fisabilillah). Nabi bertanya : Apakah kedua orangtuamu masih hidup? Jawabnya : Ya kedua-duanya. Sabda Nabi s.a.w: Di dalam melayani keduanya harus berjihad.

Hadits ini menunjukkan bahwa taat dan berbakti kepada orangtua lebih besar pahalanya daripada jihad fisabilillah. Maka seseorang tidak diperkenankan jihad jika tidak diizinkan oleh kedua orangtuanya.

Abul-Laits Assamarqandi meriwayatkan dengan sanadnya dari Ibn Abbas r.a. berkata, “Tiada seorang mukmin mempunyai kedua ayah bunda, lalu pagi-pagi ia taat, baik pada keduanya melainkan Allah membukakan untuknya dua pintu sorga.

Dengan demikian, apabila durhaka kepada orangtua maka kita akan menjadi insan yang ternista di Neraka. Bahkan saat ajal menjemput, apabila durhaka kepada orangtua akan menemui kesulitan saat sakaratul maut, maka kita perlu belajar dari kisah Alqomah.

Pada masa Rasulullah s.a.w ada seorang pemuda bernama Alqomah yang rajin ibadat dan banyak sedekah, tiba-tiba ia sakit dan sangat berat sakitnya, maka istrinya menyuruh orang menemui Rasulullah, menyatakan bahwa suaminya sakit keras dalam keadaan sakaratul maut. Maka Rasulullah mengutus Bilal, Ali, Salman dan Ammar r.a. supaya pergi ke tempat Alqomah dan memperhatikan bagaimana keadaannya. Dan ketika telah sampai ke rumah Alqomah mereka langsung masuk dan menuntunnya membaca : Laa ilaaha illallah, tetapi lidah alqomah bagaikan terkunci tak mampu mengucapkan. Kemudian Bilal menemui Rasulullah melaporkan tentang kejadian itu. Rasulullah bertanya, “Apakah ia memiliki ayah ibu?”. Jawabnya, “Ayahnya telah meninggal dunia, sedang ibunya masih hidup namun terlampau tua.

Rasulullah s.a.w bersabda kepada Bilal, “Ya Bilal, pergilah kepada ibu Alqomah dan sampaikan salamku, dan katakan kepadanya, “Jika dia dapat berjalan, datanglah kepadaku, namun jika dia tak dapat berjalan maka aku yang akan mendatanginya.”

Ketika Bilal dating menemui, ibu Alqomah berkata, “ sayalah yang lebih layak menghadap Rasulullah”, dan diapun datang menemui Rasulullah.

“Beritakan kepadaku dengan benar hai ibu, karena jika kau dusta akan turun wahyu memberitahu kepadaku. Bagaimana keadaan Alqomah !”, kata Rasululah.

Ibu Alqomah menjawab,” Alqomah rajin beribadah, berpuasa dan bersedekah tak diketahui seberapa banyaknya”.

“Lalu bagaimana hubunganmu dengan dirinya?”, tanya Rasulullah.

“Saya murka kepadanya, karena ia lebih mengutamakan istrinya lebih daripadaku, menurut istrinya dan menentangku “, jawan ibu Alqomah.

Maka Rasulullah bersabda, “ Murka ibunya yang mengunci lidahnya untuk mengucap Laa ilaha ilallah. Kemudian Bilal diperintahkan mengumpulkan kayu bakar sebanyak-banyaknya untuk membakar Alqomah.

Ibu Alqomah bertanya,” Ya Rasul, apakah putraku, buah hatiku akan kau bakar dengan api di depanku, bagaimana hatiku dalam menerimanya”

Rasulullah berkata, “ Hai ibu Alqomah, siksa Allah lebih berat dan kekal, karena itu jika kau ingin Allah mengampunkan dosa anakmu, maka kamu harus ridlo kepadanya. Karena demi Allah yang jiwaku ada di tangannya, tidak akan berguna sembahyang, sedekahnya selama engkau murka kepadanya”.

Lalu ibu Alqomah berkata sambil mengangkat tangannya, “Ya Rasulullah, saya mempersaksikan kepada Allah di langit dank au Rasulullah dan siapa saja yang hadir di tempat ini, bahwa saya telah ridlo pada Alqomah.”

Maka lalu Rasulullah menyuruh Bilal pergi melihat keadaan Alqomah apakah sudah dapat mengucap Laa ilaha ilallah atau tidak, kawatir kalau kalau ibu alqomah mengucapkan itu hanya malu kepada Rasulullah dan tidak dari hatinya. Maka ketika Bilal sampai di depan pintu rumah Alqomah tiba-tiba terdengar suara Alqomah membaca : Laa ilaha ilallah. Lalu Bilal berkata,”Hai orang-orang, sesungguhnya murka ibu Alqomah itu yang menutup lidah untuk mengucap Laa ilaha ilallah.

Setelah itu datang Rasulullah dan menyuruh memandikan dan mengkafani jenazah Alqomah, kemudian disembahyangkan dan dikubur Rasulullah s.a.w. Usai penguburan Beliau bersabda, “ Hai sahabat Muhajir dan Anshar, siapa yang mengutamakan istrinya daripada ibunya, maka ia akan terkena laknat Allah dan tidak diterima daripadanya ibadah fardhu dan sunnatnya.

Demikian ancaman anak yang durhaka kepada orangtua, maka menjadi kewajiban anak untuk memuliakan kedua orangtua kita dengan beberapa hal : 1.Jika orangtua berhajad kepada makan harus diberi makan. 2.Jika berhajad kepada pakaian harus diberi pakaian. Sebagaimana keterangan Rasulullah : was ha hib huma fiddunya ma`rufa yang artinya bantulah kedua orangtua di dunia dengan baik, yakni agar diberi makan bila lapar dan diberi pakaian jika tidak berpakaian. 3.Jika berhajat bantuan harus dibantu 4.Menyambut panggilannya 5.Mentaati semua perintahnya (kecuali bila menyuruh maksiyat dan ghibah) 6.Berbicara dengan lemah lembut dan sopan 7.Tak boleh memanggil nama kecilnya 8.Jika berjalan harus dibelakangnya 9.Menyukai apa yang menjadi kesenangan orangtua 10.Mendoakan orangtua agar mendapat pengampunan Allah dan mendapatklan rahmat Nya. Sebagaimana doa Nabi Nuh,” Ya Tuhan kami, ampunkan kami dan kedua ibu bapak kami dan semua kaum mu`minin pada hari qiyamat.

Untuk itu marilah kita selalu memuliakan kedua orangtua kita janganlah sekali-kali menjadi anak yang durhaka.

Disclaimer

Retizen adalah Blog Republika Netizen untuk menyampaikan gagasan, informasi, dan pemikiran terkait berbagai hal. Semua pengisi Blog Retizen atau Retizener bertanggung jawab penuh atas isi, foto, gambar, video, dan grafik yang dibuat dan dipublished di Blog Retizen. Retizener dalam menulis konten harus memenuhi kaidah dan hukum yang berlaku (UU Pers, UU ITE, dan KUHP). Konten yang ditulis juga harus memenuhi prinsip Jurnalistik meliputi faktual, valid, verifikasi, cek dan ricek serta kredibel.

Berita Terkait

 

Tulisan Terpilih


Copyright © 2022 Retizen.id All Right Reserved

× Image