Kewajiban Orang Tua (ORTU) & Para Pendidik
Eduaksi | 2021-07-28 13:57:58â Kewajiban Orang Tua (ORTU) & Para Pendidik â
Ditulis oleh:
*Abu Fayadh Muhammad Faisal, S.Pd, S.Pd, M.Pd, I*
Alloh Subhanahu wa Taâala berfirman :
â Wahai orang-orang yang beriman, jagalah dirimu dan Keluargamu dari Api Neraka â. (QS. At-Tahrim:6)
Para pendidik (ayah, ibu dan guru/dosen/ustadz) dan seluruh masyarakat akan diminta pertanggungjawabannya dihadapan ALLOH tentang pendidikan anak-anaknya. Jika mereka mendidiknya dengan baik maka akan melahirkan generasi penerus yang akan berbahagia baik di dunia maupun di akhirat kelak. Tetapi jika para pendidik itu mengabaikannya, niscaya generasi penerus mereka akan celaka. Rasululloh Muhammad Ibnu Abdillah Shallallohuâ Alaihi Wa Sallam bersabda: â Setiap (orang dari) kalian adalah pemimpin dan dia akan diminta pertanggung jawaban atas yang (orang-orang) yang dipimpinnya; maka seorang penguasa yang mengurusi masyarakat adalah pemimpin dan dia akan diminta pertanggung jawaban atas mereka, dan seorang laki-laki adalah pemimpin atas anggota keluarganya dan dia akan diminta pertanggung jawaban atas mereka, seorang wanita adalah penanggung jawab atas rumah suaminya dan anak-anaknya dan dia akan diminta pertanggung jawaban atas mereka, seorang hamba sahaya adalah penanggung jawab atas harta tuannya dan dia akan diminta pertanggung jawaban atasnya. Maka ingatlah! Setiap (orang dari) kalian adalah pemimpin dan dia akan diminta pertanggung jawaban atas yang (orang-orang) yang dipimpinnyaâ. (HR Bukhori dari Ibnu Umar No. 2368).
Suatu kebahagiaan bagi para pendidik apabila dapat membina generasi penerusnya dengan baik sebab Rasululloh Shallallohuâ Alaihi Wa Sallam bersabda: â Demi Alloh Seseorang yang mendapatkan hidayah Alloh dengan perantaraanmu, lebih baik bagimu daripada unta merah (Unta merah adalah hewan yang sangat mahal dan sangat berharga) â. (Al-Hadist). Demikianlah wahai para pendidik Rasululloh Shallallohuâ Alaihi Wa Sallam telah mengkhabarkan keutamaan bagi para pendidik yang membina anak didiknya dengan bekal yang berguna bagi kehidupan di dunia maupun di akhirat kelak. Kemudian khabar gembira pula bagi kedua orangtua yang mendidik anaknya sehingga menjadi anak yang sholeh dengan sabdanya disebutkan di dalam Shahih Muslim yang diriwayatkan dari Abu Hurairah Radhiyallohu' anhu bahwa Rasululloh Shallallohu' Alaihi wa Sallam bersabda: â Jika seorang bani adam meninggal dunia (wafat), maka putuslah seluruh amalnya kecuali tiga (hal): sodaqoh jariyah, ilmu yang bermanfaat, anak yang sholeh yang senantiasa mendoâakan kedua orangtuanya â. Sabda Rasul Kembali â Barang siapa berjalan untuk menuntut ilmu maka Alloh akan memudahkan baginya jalan ke syurga â. (HR. Muslim) Kemudian Nabi bersabda dalam hadits yang lain yaitu : â Sesungguhnya Alloh tidaklah menahan ilmu dari manusia, tetapi dia akan menahan ilmu dengan ditahannya dari para ulama, sehingga jika sudah tidak ada seorang dari ahli agama Islam maka manusia akan menganggkat orang bodoh sebagai pemimpin mereka maka bertanya orang â orang lalu dijawab dengan tanpa ilmu, maka sesatlah mereka dan menyesatkan â. (HR. Muttafaqun âalaih yakni Bukhari dan Muslim). Maka renungkanlah wahai orangtua dan para pendidik kita semua akan kembali menghadap ALLOH , kita akan tiada setelah ada Jangan sia-siakan amanat yang telah ALLOH berikan kepada kita (yaitu anak), didiklah mereka agar menjadi anak yang sholeh karena merekalah yang akan menjadi tabungan amal bagi kita setelah kita tiada, setelah tubuh ini sudah tidak mampu lagi untuk beramal sholeh.
Kemudian yang terpenting, hendaklah awali perbaikan itu dari kita terlebih dahulu! Karena anak akan mencontoh perilaku orangtuanya. Akhlak baik yang dicontohkan orangtua akan berbekas pada diri anak, demikian pula sebaliknya, perilaku jelek yang dicontohkan orangtua akan diikuti pula oleh anak-anaknya. Sekian tulisan ini walaupun singkat, semoga bermanfaat. Wallohu Taâala Aâlam bis Showab. Barokallohu fiikum.
Tulisan ini diambil dari berbagai sumber.
*Hasbunalloh Wani'mal Wakil Ni'mal Maula Wani'man Nasir*
Bekasi, Rabu, 18 Zulhijah 1442,
Alfaqir Ilalloh Azza wa Jalla,
*Abu Fayadh Muhammad Faisal Al Jawy al-Bantani, S.Pd, M.MPd, M.Pd, I*
(Aktivis Pendidikan dan Kemanusiaan, Praktisi dan Pengamat PAUDNI/Pendidikan Anak Usia Dini Non Formal dan Informal, Aktivis Anti Pemurtadan dan Aliran Sesat, Domisili Saat ini di Bekasi Kota dan Kabupaten Bekasi/Babelan City-Jawa Barat)
Disclaimer
Retizen adalah Blog Republika Netizen untuk menyampaikan gagasan, informasi, dan pemikiran terkait berbagai hal. Semua pengisi Blog Retizen atau Retizener bertanggung jawab penuh atas isi, foto, gambar, video, dan grafik yang dibuat dan dipublished di Blog Retizen. Retizener dalam menulis konten harus memenuhi kaidah dan hukum yang berlaku (UU Pers, UU ITE, dan KUHP). Konten yang ditulis juga harus memenuhi prinsip Jurnalistik meliputi faktual, valid, verifikasi, cek dan ricek serta kredibel.