Clock Magic Wand Quran Compass Menu
Image Mohamad Su'ud

Pak Suki, Cermin Ketulusan Bersaudara

Agama | Thursday, 05 May 2022, 11:29 WIB

"Asalamualaikum"

Dari ruang dapur, sayup-sayup kudengar ucapan salam. Suara khas yang kudengar tiap lebaran datang. Tapi saya belum bisa menerka, siapa sosok itu.

Segera saya keluar, sambil menjawab salamnya. MasyaAllah, pak Suki. Laki-laki bertubuh kecil, hitam. Keringatnya masih menetes membahsahi baju lama, namun masih terlihat pantas dipakai.

"Pripun kabare? Tanyaku sambil menatap wajah yang kelelahan. 8 kilometer, beliau menempuh perjalanan, bersepeda onthel. "Kulo sempataken mriki, pak. Kangge seduluran saklawase," —Saya sempatkan ke sini pak, menyambung persaudaraan selamanya— katanya penuh tulus.

Pak Suki (kiri), saat silaturrohim ke rumah Desa Mojorejo Modo, Lamongan (4/5/2022)

Saya kenal beliau 12 tahun yang lalu. Dulu pernah aktif di Partai. Sekarang sudah off. Sampai sekarang masih terus terjalin komunikasi walau hanya setahun 2 kali.

Kalau pas hari raya qurban, selalu kami sisihkan 10-15 paket daging qurban, dari Masjid Besar Baitul Muttaqin Modo, untuk dibagikan pada teman dan tetangga dekat di Dusun Lengkir Desa Kacangan Kecamatan Modo, Kabupaten Lamongan.

Kami sangat malu, beliau selalu ingat dan menyempatkan diri silaturrohim ke rumah, namun saya belum pernah ke rumahnya. "InsaAllah saya akan ke sana," janji saya dalam hati.

Beliau kalau diberi apa-apa, berkali-kali mengucapkan kalimat terima kasih. Seakan beliau meresapi betul hadits Nabi,

لاَ يَشْكُرُ اللَّهَ مَنْ لاَ يَشْكُرُ النَّاسَ

Artinya: “Tidak dikatakan bersyukur pada Allah bagi siapa yang tidak tahu berterima kasih pada manusia.” (HR. Abu Daud dan Tirmidzi).

Dari pak Suki, saya belajar makna persuadaraan yang tulus, penerimaan yang ikhlas, tanpa pamrih. Persaudaraan tanpa embel-embel status sosial dan jabatan.

Setelah kurang lebih 20 menit, beliau pamit, kubawakan sarung hari raya, sebagai pengikat hati karena Allah.

Semoga engkau sehat-sehat selalu pak Suki dan senantiasa dalam jalan yang penuh ridho-Nta.

Nasrun minallah.

Disclaimer

Retizen adalah Blog Republika Netizen untuk menyampaikan gagasan, informasi, dan pemikiran terkait berbagai hal. Semua pengisi Blog Retizen atau Retizener bertanggung jawab penuh atas isi, foto, gambar, video, dan grafik yang dibuat dan dipublished di Blog Retizen. Retizener dalam menulis konten harus memenuhi kaidah dan hukum yang berlaku (UU Pers, UU ITE, dan KUHP). Konten yang ditulis juga harus memenuhi prinsip Jurnalistik meliputi faktual, valid, verifikasi, cek dan ricek serta kredibel.

Berita Terkait

 

Tulisan Terpilih


Copyright © 2022 Retizen.id All Right Reserved

× Image