Tamu Mulia Penghapus Dosa 2 Tahun Akan Tiba
Agama | 2021-07-17 09:24:04Masa pandemi kali ini yang pada bulan Dhulhijjah 1442 H bertepatan pada bulan Juli 2021 pemerintah menerapkan PPKM. Darurat yang bertujuan untuk menghalau laju penyebaran COVID-19. Tentunya demi kemaslahatan bersama harus kita sambut dengan penuh ketaatan. Namun ditengah badai COVID-19 ini akan ada tamu istimewa buat kaum muslimin. Tamu apakah itu?
Tamu itu akan datang pada hari Senin tanggal 9 Dhulhijjah 1442 atau 19 Juli 2021. Mari kita sambut tersebut dengan suka cita. Semoga kita termasuk dalam umat yang Allah Ta'ala diampuni dosanya selama 2 tahun. Aamin.
Tamu itu adalah hari Arafah -9 Dzulhijjah- dimana hari itu adalah hari yang mulia saat di mana datang pengampunan dosa dan pembebasan diri dari siksa neraka. Tentunya untuk mendapatkan pengampunan dosa ada syarat dan ketentuannya . Untuk syarat dan ketentuannya tentunya sangat mudah yaitu pada hari tersebut disyariâ atkan amalan yang mulia yaitu puasa. Tentunya puasa ini disunnahkan bagi mereka yang tidak melaksanakan ibadah haji.
Puasa Arafah adalah amalan yang disunnahkan bagi orang yang tidak berhaji. Dari Abu Qotadah, ia berkata bahwa Rasulullah shallallahu 'alaihi wa sallam bersabda,
Artinya : "Puasa Arofah (9 Dzulhijjah) dapat menghapuskan dosa setahun yang lalu dan setahun akan datang. Puasa Asyuro (10 Muharram) akan menghapuskan dosa setahun yang lalu." (HR. Muslim no. 1162)
Ulama menerangkan makna dari hadist tersebut seperti Imam Nawawi dalam Al Majmuâ (6: 428) berkata, â Adapun hukum puasa Arafah menurut Imam Syafiâ i dan ulama Syafiâ iyah: disunnahkan puasa Arafah bagi yang tidak berwukuf di Arafah. Adapun orang yang sedang berhaji dan saat itu berada di Arafah, menurut Imam Syafiâ secara ringkas dan ini juga menurut ulama Syafiâ iyah bahwa disunnahkan bagi mereka untuk tidak berpuasa karena adanya hadits dari Ummul Fadhl.â
Ibnu Muflih dalam Al Furuâ -yang merupakan kitab Hanabilah- (3: 108) mengatakan, â Disunnahkan melaksanakan puasa pada 10 hari pertama Dzulhijjah, lebih-lebih lagi puasa pada hari kesembilan, yaitu hari Arafah. Demikian disepakati oleh para ulama.â
Adapun orang yang berhaji tidak disunnahkan untuk melaksanakan puasa Arafah.
Artinya :â Dari Ummul Fadhl binti Al Harits, bahwa orang-orang berbantahan di dekatnya pada hari Arafah tentang puasa Nabi shallallahu â alaihi wa sallam. Sebagian mereka mengatakan, â Beliau berpuasa.â Sebagian lainnya mengatakan, â Beliau tidak berpuasa.â Maka Ummul Fadhl mengirimkan semangkok susu kepada beliau, ketika beliau sedang berhenti di atas unta beliau, maka beliau meminumnya.â (HR. Bukhari no. 1988 dan Muslim no. 1123).
Artinya : "Dari Maimunah radhiyallahu 'anha, ia berkata bahwa orang-orang saling berdebat apakah Nabi shallallahu 'alaihi wa sallam berpuasa pada hari Arafah. Lalu Maimunah mengirimkan pada beliau satu wadah (berisi susu) dan beliau dalam keadaan berdiri (wukuf), lantas beliau minum dan orang-orang pun menyaksikannya." (HR. Bukhari no. 1989 dan Muslim no. 1124).
Sedangkan untuk pengampunan dosa jika puasa Arafah, para ulama berselisih pendapat. Ada yang mengatakan bahwa yang dimaksud adalah dosa kecil. Imam Nawawi rahimahullah mengatakan, "Jika bukan dosa kecil yang diampuni, moga dosa besar yang diperingan. Jika tidak, moga ditinggikan derajat." (Syarh Shahih Muslim, 8: 51)
Sedangkan jika melihat dari penjelasan Ibnu Taimiyah rahimahullah, bukan hanya dosa kecil yang diampuni, dosa besar bisa terampuni karena hadits di atas sifatnya umum. (Lihat Majmuâ Al Fatawa, 7: 498-500).
Setelah kita mengetahui hal ini, tinggal yang penting prakteknya. Juga jika risalah sederhana ini bisa disampaikan pada keluarga dan saudara kita yang lain, itu lebih baik. Biar kita dapat pahala, juga dapat pahala karena telah mengajak orang lain berbuat baik. "Demi Allah, sungguh satu orang saja diberi petunjuk (oleh Allah) melalui perantaraanmu, maka itu lebih baik dari unta merah (harta amat berharga di masa silam, pen)." (Muttafaqun 'alaih). "Barangsiapa yang menunjuki kepada kebaikan maka dia akan mendapatkan pahala seperti pahala orang yang mengerjakannya" (HR. Muslim).
Semoga mendapatkan taufik dari Allah Ta'ala untuk bisa melaksanakan puasa Arafah dan berharap Allah Ta'ala mengampuni dosa kita. Aamiin
Disclaimer
Retizen adalah Blog Republika Netizen untuk menyampaikan gagasan, informasi, dan pemikiran terkait berbagai hal. Semua pengisi Blog Retizen atau Retizener bertanggung jawab penuh atas isi, foto, gambar, video, dan grafik yang dibuat dan dipublished di Blog Retizen. Retizener dalam menulis konten harus memenuhi kaidah dan hukum yang berlaku (UU Pers, UU ITE, dan KUHP). Konten yang ditulis juga harus memenuhi prinsip Jurnalistik meliputi faktual, valid, verifikasi, cek dan ricek serta kredibel.