Clock Magic Wand Quran Compass Menu
Image Ikhsan alfahri

Mahasiswa Sebagai Agent Of Change Di Masa Pergerakan Nasional Indonesia

Sejarah | Tuesday, 06 Jul 2021, 11:23 WIB
Sumber Gambar : https://www.pojokilmu.com/latar-belakang-lahirnya-pergerakan-nasional-di-indonesia/

Sebagai kaum intelektual di tengah – tengah masyarakat Indonesia, mahasiswa diharapkan mampu memberikan kontribusi secara aktif dan nyata terhadap masyarakat dan Indonesia. Kontribusi tersebut dapat dilakukan oleh mahasiswa dalam berbagai bentuk, salah satunya adalah mahasiswa sebagai agen perubahan atau agent of change. Mahasiswa sebagai agen perubahan atau agent of change merujuk pada suatu usaha dari mahasiswa dalam melakukan perubahan dalam skala tertentu yang berdampak pada masyarakat luas ke arah yang lebih baik atau positif. Mahasiswa sebagai agent of change nyatanya telah menjadi bagian dari sejarah panjang perjuangan mahasiswa di Indonesia, salah satunya dalam periode pergerakan nasional yang hadir untuk pertama kali di tahun 1908 lewat kelahiran Budi Utomo dan berbagai organisasi mahasiswa lainnya.

Masa pergerakan nasional muncul di awal abad ke dua puluh di mana sebelumnya terdapat perubahan dalam kebijakan – kebijakan di dalam pemerintahan Hindia Belanda terutama menyangkut pendidikan sebagai konsekuensi diberlakukannya politik etis. Ada aspek – aspek tertentu yang menyebabkan munculnya gerakan pemuda di awal abad ke-20 sebagai dasar dan jalan bagi terciptanya suatu perubahan menuju kemerdekaan Indonesia. R.Z Leirissa dalam bukunya yang berjudul “ Terwujudnya Suatu Gagasan : Sejarah Masyarakat Indonesia 1900 – 1950 “ menuliskan bahwa kemunculan gerakan nasionalisme di kalangan pemuda di awal dengan masuknya pendidikan barat di kota – kota besar di Indonesia. Problematik pertama yang dihadapi oleh pemuda yang menuntut ilmu di kota besar ialah pencarian identitas. Pencarian identitas tersebut kemudian mendorong pemuda yang sedang menuntut ilmu di kota besar untuk membentuk suatu perkumpulan, seperti Jong Java yang merupakan pecahan dari Tri Koro Dharmo, Jong Ambon, Jong Celebes, Jong Batavia, Sekar Rukun, dan lain – lain.

Kebanyakan pada masa awal pergerakan nasional, pemuda – pemuda tersebut bergerak dalam konsep nasionalisme kedaerahan yang secara umum menginginkan kemajuan bagi masing – masing daerahnya. Akan tetapi, perubahan gerakan pemuda tersebut berubah pasca di selenggarakannya Kongres Pemuda yang dilaksanakan pada tanggal 20 April hingga 2 Mei 1926. Kongres ini menjadi cikal bakal munculnya kesadaran akan identitas diri sebagai Bangsa Indonesia, Nasionalisme, dan Kemerdekaan Indonesia. Puncaknya ialah diikrarkannya Sumpah Pemuda pada 28 Oktober 1928. Sejak saat itu timbul usaha untuk menyatukan seluruh elemen gerakan pemuda baik yang berupa organisasi maupun partai politik.

Kemunculan organisasi dan partai politik yang muncul pada periode pergerakan nasional juga didorong oleh keinginan untuk melakukan suatu perubahan dalam kehidupan sosial, ekonomi, dan politik di Hindia Belanda yang kebanyakan di isi oleh tokoh – tokoh muda dengan berbagai aliran politik dan cara masing – masing. Sebut saja PNI Soekarno yang bergerak dalam menyebarkan nasionalisme di kalangan masyarakat Indonesia, PKI yang merupakan partai yang bergerak secara radikal dalam melakukan perlawanan terhadap pemerintahan Hindia Belanda, Boedi Oetomo yang didirikan oleh pelajar STOVIA berfokus pada aspek pendidikan bagi orang – orang jawa, Indische Partij yang bergerak untuk Indonesia yang merdeka, dan lain – lain.

Kemunculan berbagai organisasi dan partai politik yang menginginkan suatu perubahan dan kemerdekaan Indonesia menimbulkan reaksi keras dari pemerintah Hindia Belanda, seperti pengawasan dan pelarang kegiatan, tekanan terhadap surat kabar, dan lain sebagainya. Akan tetapi hal tersebut tentunya tidak menyulutkan semangat para pemuda Bangsa Indonesia dalam mencapai cita – cita kemerdekaan. Dalam hal ini terdapat dua cara yang digunakan sebagai konsekuensi dari tekanan Hindia Belanda. Pertama adalah cara cooperatie dan non cooperatie. Cara cooperatie dilakukan oleh pemuda di Volksraad atau Dewan Rakyat dan cara non cooperatie dilakukan melalui aksi massa yang biasanya dilakukan oleh gerakan nasionalisme ekstrim seperti PNI Soekarno dan gerakan kaum komunis melalui Partai Komunis Indonesia.

Berbagai usaha kemajuan dan perubahan tersebut yang dilakukan oleh pemuda atau mahasiswa telah menciptakan suatu generasi masyarakat baru di tengah – tengah masyarakat Indonesia di awal tahun 1930-an yang dinamakan masyarakat Indonesia. Ciri utama dari masyarakat baru ini adalah pengetahuan dan pola pikir yang tidak terikat dengan tradisionalisme, gaya hidup yang mengikuti pola ke barat – baratan, dan munculnya cita – cita kemerdekaan Indonesia. Dalam periode tersebut kita dapat melihat bahwa terjadi perluasan dari cita – cita pemuda Indonesia, yang sebelumnya orientasinya adalah etnis dan suku menjadi orientasi kemerdekaan Indonesia. Dalam proses yang demikian itu tampak adanya kemajuan – kemajuan dari para pemuda Indonesia dalam mewujudkan cita – cita bersama yakni kemerdekaan Indonesia.

Disclaimer

Retizen adalah Blog Republika Netizen untuk menyampaikan gagasan, informasi, dan pemikiran terkait berbagai hal. Semua pengisi Blog Retizen atau Retizener bertanggung jawab penuh atas isi, foto, gambar, video, dan grafik yang dibuat dan dipublished di Blog Retizen. Retizener dalam menulis konten harus memenuhi kaidah dan hukum yang berlaku (UU Pers, UU ITE, dan KUHP). Konten yang ditulis juga harus memenuhi prinsip Jurnalistik meliputi faktual, valid, verifikasi, cek dan ricek serta kredibel.

Berita Terkait

 

Tulisan Terpilih


Copyright © 2022 Retizen.id All Right Reserved

× Image