Clock Magic Wand Quran Compass Menu
Image Ahmad afif

De Light Blunder

Olahraga | 2021-06-28 03:06:02

Pertandingan dini hari mempertemukan Republik Ceko dengan De Oranje di babak 16 besar EURO 2020 berakhir antklimaks. De Oranje sebagai tim unggulan dengan melihat statistik tim secara keseluruhan serta komposisi tim yang super mewah. Diawali dengan pertandingan tancap gas antara kedua tim terus berlangsung memanas sepanjang babak pertama sampai turun minum. Endingnya, pada babak kedua De light yang mengawal lini pertahanan De oranje melakukan handsball tapi untungnya berakhir kartu kuning. Tiba-tiba Wasit yang memimpin pertandingan menganulir keputusan awal dengan memilih opsi VAR. Terealisasi, hasil VAR telah membuat berubahnya yellow card menjadi red card. De light langsung keluar lapangan. Bisa diasumsikan oleh semua penonton, garis pertahanan akan turun ditengah keluarnya De Light. Hasilnya pada menit ke 68 dan 80 bola bersarang ke gawang Belanda. Konsistensinya lini serang Ceko yang dinakhodai oleh Barak dkk berhasil membombardir pasukan Oranje. Dua gol yang bersarang ke gawang belanda semuanya karena murni kesalahan lini belakang. Gol pertama hasil dari bola rebound serangan Ceko di sisi kiri Belanda. Setelahnya sepak pojok diberikan kepada Ceko. Tanpa basa basi Holes menanduk dengan apik di sisi kiri gawang. Golllll...Begitu juga gol kedua memaksimalkan sisi kanan pertahanan Belanda yang ditinggal oleh De Light oleh Ceko. Umpan true pass dilesakan dengan eksekusi ciamik oleh Schick. Hasil itu sudah cukup membawa Ceko melangkah ke babak berikutnya di EURO 2020. Patut kita tahu bahwa momen blunder De Light memegang bola ketika beradu body Chest dengan pemain Ceko. Dosa yang telah diperbuat berbuah manis bagi tim lawan yang sebenarnya di babak awal sangat kesulitan menembus jantung pertahanan Belanda. Pasukan oranje memang dikenal dengan skuad tembok Amsterdamnya. Tambahan pengalaman merumput dengan kompetisi level dunia di kompetisi liga terbaik di jagad raya ini. Seakan hari ini merupakan jatah rezekinya Republik Ceko untuk segera membenamkan kincir angin yang selama ini cenderung stabil pergerakanya. Coach De Boer bisa memaksimalkan De Jong untuk lebih turun ke bawah membantu pertahanan yang ditinggalkan De Light, sokongan Wijaldum yang menjadi jangkar pertahanan dan serangan bisa menjadi opsi untuk memaksimalkan serangan. Sesuai skema itu saja Ceko sudah pasti kocar-kacir dibuatnya. Kita bisa mengaca pertahanan sebelum De Light masih ada sangat solid. Serangan melalui umpan manja Wijaldum kolaborasi dengan De Roon dan De Jong mampu dimaksimalkan di babak pertama. Hasil itu menjadi patokan di pertandingan pasca ditariknya De Light. Pergantian pemain dengan ditariknya De Roon sebetulnya membuat jangkar distribusi serangan menjadi terkendala.

Terlepas dari hasil minor Oranje pada babak 16 besar, raihan predikat talenta sepak bola ditambah histori World Cup dengan totalitas football harusnya menjadi motivasi kuat pasukan negeri kincir angin. Tentu kita masih ingat era Deschamp, Van Bomel, Van Der Sar, Sneidjer, Rud Van Nistelroy. Nama terakhir masih membersamai Belanda pada gelaran EURO 2020 sebagai jajaran coach. Bisa jadi asumsi tim ini ke depan mengaca dari realitas senior ke junior untuk dapat menjadi penambah aura positif tim dalam berlaga. Apalagi dalam waktu dekat akan ada even akbar piala dunia. Tentu saja Belanda tidak ingin angkat koper duluan seperti piala dunia musim lalu setelah sebelumnya menjadi runner up. Seakan kutukan runer up untuk menjadi tim tanpa predikat lulus dari fase group, Hasil itu sesuai dengan torehan Jerman setelah sebelumnya juara piala dunia dengan tragis dihemapaskan oleh Korea Selatan di last match.

Kembali lagi mengulas laga penuh dengan penyelasan Belanda dengan kesalahan sedikit agak ceroboh dari De Light. Sesungguhnya pemain satu ini mempunyai talenta yang progresif. Promosi sebagai pemain Ajax Amsterdam, sebuah tim langganan juara Era Divisi juga fase final liga champion menunjukan talenta yang tidak banyak dimiliki oleh banyak pemain bertahan lainya. Duet sebenarnya dengan Van Dijk di lini sentral depan gawang terkendala melalui absenya sang captain. Ia mengalami cedera saat membela Liverpool. Kesalahanya pun akan ditebusnya membersamai Liverpool dimusim depan, namun harus minus dengan laga penuh di EURO 2020 edisi kali ini. Selanjutnya, kiprahnya bersama Juventus juga tidak terlalu moncer dengan gagalnya Juventus untuk sekian kali mencicipi piala kuping besar. Ironisnya, tim yang ia bela justru menelan pil pahit setelah gagal menjadi the championos setelah gagal meraih scudeto musim ini.

Seharusnya, De Light harus legowo dengan segala apa yang terjadi di luar Belanda, toh masih banyak kans lain mengingat masa depan masih cerah dengan usia belia serta konsistensi permainan yang harus terus diasah agar meningkat kedepanya. Appreciate kepada De Light yang telah berhasil menembus kompetisi terbaik jagad raya ini walaupun masih juga banyak evaluasi. Biasanya pemain usia belia masih cenderung tempramen,hal ini tentu dialami oleh pemain kebanyakan. C.Ronaldo menjadi acuan yang bisa dibuat referensi. Kiprah dengan Celtic berujung hoki setelah bertanding dengan Manchester United kala itu. Kesempatan merumput bersama si setan merah tidak disia-siakan begitu saja. Sifat tempramen dengan egois tinggi kerap disematkan padanya. Hingga suatu saat permainanya berubah secara drastis dengan kolektivitas tim untuk berlaga. Tentu saja hasil improvisasi serta kesabaran CR 7 berbuah manis sampai kini. De Light perlu improvisasi juga selain faktor lainya. Tidak usah risau, proses tak pernah mengkhianati hasil akhir.

Disclaimer

Retizen adalah Blog Republika Netizen untuk menyampaikan gagasan, informasi, dan pemikiran terkait berbagai hal. Semua pengisi Blog Retizen atau Retizener bertanggung jawab penuh atas isi, foto, gambar, video, dan grafik yang dibuat dan dipublished di Blog Retizen. Retizener dalam menulis konten harus memenuhi kaidah dan hukum yang berlaku (UU Pers, UU ITE, dan KUHP). Konten yang ditulis juga harus memenuhi prinsip Jurnalistik meliputi faktual, valid, verifikasi, cek dan ricek serta kredibel.

Berita Terkait

Terpopuler di

 

Copyright © 2022 Retizen.id All Right Reserved

× Image