Clock Magic Wand Quran Compass Menu
Image LATIFAH RAHMAH AVINDA

Pergi Pulang Bersama Hujan

Sastra | Friday, 25 Jun 2021, 15:38 WIB
Pukul 04.30 tepatnya aku bangun tidur dan melaksanakan sholat subuh pada waktu itu hari senin. Dimana aku berangkat ke sekolah lebih awal karena aku ke sekolah naik sepeda. Ketika aku selesai melaksanakan sholat aku bergeggas untuk menyiapkan seragam sekolahku dan aku menuju ke kamar mandi untuk siap-siap mandi. Setelah mandi aku mulai mengenakan seragam sekolah ku,aku di panggil ibuku untuk sarapan.Jam telah menunjukan pukul 06.00 aku pun mulai menyiapkan sepeda ku dan tak lupa aku memastikan apakah ban sepedaku baik baik saja atau gembes. Setelah serasa cukup aku memeriksa sepedaku,aku berpamitan kepada ibuku dan aku mulai mengayuh sepedaku ketika aku berangkat sekolah, pasti melewati tengah sawah apalagi di pengujung tahun ini merupakan musim hujan tanahnya begitu becek, licin, berlumpur,dan jauh dari sekolahanku.Jalan yang begitu becek membuat ban sepedaku serta diriku terpeleset di aliran sungai kecil dekat sawah,begitu kagetnya aku karena baju seragamku kotor dan basah terkena tanah di sepanjang perjalanan hujan gerimis aku pun berhenti sejenak untuk memakai mantol hatiku terasa gelisah dan tidak karuan aku pun menangis di sepanjang jalan sambil mengayuh sepedaku aku pun terus dibayang bayangi kejadian yang menimpaku,namun aku tetap bersemangat untuk melanjutkan perjalanan menuju ke sekolah dengan kondisi baju basah dan terkena lumpur.Setibanya di sekolah aku menjadi pusat perhatian teman temanku karena keadaan bajuku yang kotor dan basah membuat ku tersipu malu dan tergesa gesa berlari menuju ruang kelas, dimana di dalam kelas aku pun kembali menjadi pusat perhatian teman teman ku kemudian berberapa teman perempuanku datang menghampiriku dan berkata “ kamu kenapa kog bisa seperti ini bajumu basah dan kotor” kemudian aku menceritakan kejadian tadi yang telah menimpaku kepada teman teman ku sambil menangis dan mengiggil.Kemudian temanku langsung berlari menuju ke sebuah ruangan tempat menyimpan pakaian seragam untuk dipinjamkan kepadaku.Setelah temanku menemukan baju seragam aku disuruh untuk berganti pakaian temanku menghantarkan ku ke kamar mandi.Setelah aku selesai mengganti pakaianku aku pun menuju ruang kelas dan memulai mengikuti kegiatan belajar mengajar setelah berberapa jam kegiatan belajar mengajar dimulai kepalaku mulai terasa pusing karena tadi pagi aku kehujanan.Dan aku pun tetap berusaha untuk kuat mengikuti kegiatan belajar mengajar sampai selesai.Ketika bel pulang berbunyi aku kebetulan mempunyai jam tambahan di sekolah karena menjelang ujian waktu itu dan aku pun melaksanakan jam tambahan dengan keadaan badan sudah tidak karuan rasanya aku ingin segera pulang. Namun setelah selesai kegiatan pelajaran tambahan awan pun mulai gelap tiba tiba hujan deras dan petir pun mengeleggar apa boleh buat, aku pun harus menunggu hujan reda bagaimanapun juga aku tidak mungkin dalam keadaan tidak sehat memaksakan diri untuk pulang. Namun apa daya hujan tak kunjung reda malah semakin deras aku pun menuggunya sampai berberapa jam ,setelah hujan sudah mulai reda aku pun berlari ke arah parkiran dan memakai mantolku serta menaiki sepedaku untuk segera pulang kerumah. Setibanya di pertengahan jalan hujan pun mulai turun kembali,aku merasa kedinginan kepalaku berat rasanya untuk melanjutkan perjalanan. Aku pun berhentu di sebuah masjid untuk berteduh dan sekalian melaksanakan sholat ashar setelah selesai sholat aku pun keluar namun hujan tak kunjung reda.Aku pun sudah lelah menunggu hampir berjam jam akhirnya hujan pun mulai mereda.Lalu aku bergegas untuk pulang tak peduli jalanya licin,petir mengeleggar,ataupun baju basah aku tak menghiraukanya aku tetap mengayuh sepedaku dengan kecepatan tinggi. Sampai aku tak memperdulikan keadaan jalan yang sangat terjal dan licin tetap saja aku terobos. Akibatnya ban sepedaku tertancap sebuah paku dan mengakibatkan ban sepedaku bocor. Saat itu waktu menunjukan pukul 16.00 keadaan jalan sepi karena hujan dan kondisi langit mulai gelap karena mendung. Tidak ada satupun orang yang mau menolongku, aku sedih dan menangis sambil mendorong sepedaku untuk mencari tempat tambal ban namun lokasi tambal ban itu sangat jauh.Namun aku tetap bersabar dan berdoa semoga cepat sampai tujuan. Akhirnya setelah berberapa lama kemudian aku tiba di tempat tambal ban, badanku terasa mengiggil dan bajuku basah kuyup. Setelah sepedaku selesai di tambal. Aku pun melanjutkan perjalananku untuk pulang walaupun hujan terus mengguyur tubuhku,petir mengeleggar di atas kepalaku. Aku tetap melanjutkan perjalan pulang tanpa memikirkan keadaan sekitar. Setibanya dirumah aku sungguh kedinginan dan pusing, apalagi ketika mandi airnya begitu dingin seperti berendam di air es. Setelah selesai mandi aku di suruh ibuku meminum teh dan aku mulai bercerita kepada ibuku tentang kejadian yang telah menimpaku tadi pagi hingga sore ini. Ibuku pun merasa terkejut dan menasehatiku “tetaplah sabar karena sesuatu hal yang kita tidak inginkan dapat terjadi kapan saja di manapun kita berada maka ambil saja hikmahnya”Itulah kisah ku saat aku sekolah semoga kalian yang membacanya dapat terhibur dan bisa mengambil hikmahnya.

Disclaimer

Retizen adalah Blog Republika Netizen untuk menyampaikan gagasan, informasi, dan pemikiran terkait berbagai hal. Semua pengisi Blog Retizen atau Retizener bertanggung jawab penuh atas isi, foto, gambar, video, dan grafik yang dibuat dan dipublished di Blog Retizen. Retizener dalam menulis konten harus memenuhi kaidah dan hukum yang berlaku (UU Pers, UU ITE, dan KUHP). Konten yang ditulis juga harus memenuhi prinsip Jurnalistik meliputi faktual, valid, verifikasi, cek dan ricek serta kredibel.

Berita Terkait

 

Tulisan Terpilih


Copyright © 2022 Retizen.id All Right Reserved

× Image