Clock Magic Wand Quran Compass Menu
Image Moch Dzikry Nur Alam

Menurut Pengamat Migas dan Energi, Ini Waktu yang Tepat untuk Meningkatkan Investasi

Info Terkini | Wednesday, 27 Apr 2022, 22:12 WIB
Pengamat migas dan energi, Achmad Fahmi Alaydrus. Dok: Pribadi

Pengamat professional migas dan energi Achmad Fahmi Alaydrus memprediksi akan adanya dampak ekonomi yang ditimbulkan akibat konflik antara Rusia-Ukraina dan kenaikan harga minyak dunia juga akan berlangsung lama, hampir semua komoditas atau sektor yang memiliki kaitan dengan minyak dunia dan energi akan terpengaruh dan turut terjadi peningkatan harga.

Pasalnya Rusia memang dikenal sebagai penghasil minyak bumi terbesar ketiga di dunia, bila konflik berlangsung lama dampak ini akan mengakibatkan penurunan ekspor impor dan krisis komoditas energi di Eropa terutama negara yang mempunyai industri besar diantara nya negara jerman, dan perancis masih mengandalkan pasokan minyak bumi dan gas dari Rusia.

Diketahui, negara paman sam alias Amerika Serikat juga melakukan eksport LNG ke berbagai negara dunia, salah satunya Indonesia. Tercatat mulai mengimpor LNG dari AS sejak September 2021. Badan Pusat Statistik (BPS) mencatat sepanjang 2021 mencapai US$ 196,20 miliar atau yang dirupiahkan setara dengan nominal Rp2.805 triliun (kurs per dolar AS Rp14.300). Dibandingkan dengan tahun 2020, impor migas ini mengalami peningkatan harga sebesar 38,59 persen dengan nominal US$141,57 miliar yang dirupiahkan setara dengan Rp2.024 triliun.Tentu biaya impor komoditas energi tersebut akan terus naik dan berpotensi lebih tinggi di tahun-tahun yang akan datang.

Menanggapi hal ini, ia tidak terlalu khawatir. Sebab, volume impor LNG dari AS terus meningkat, hal tersebut tidak berdampak signifikan bagi perekonomian nasional. Karena Indonesia juga sebenarnya memiliki potensi energi baru terbarukan (EBT), tinggal menunggu, sejauh mana pemerintah akan melakukan konsolidasi, dan menilai transisi energi terbarukan (EBT) yang dilakukan pemerintah masih perlu di dorong lebih baik lagi.

Konflik Rusia dan Ukraina akan dalam jangka Panjang, bahkan mungkin akan meningkat ketingkat yang lebih besar kedepan, bila hal itu terjadi APBN Indonesia akan mengalami goncangan yang sangat keras. Kita harus memiliki strategy petroleum reserve atau energi alternatif untuk kebutuhan domestik.

Namun menurut dia, Indonesia menjadi salah satu negara yang diuntungkan oleh dampak geopolitik dunia saat ini, karena tergolong dalam dua negara besar setelah Saudi Arabia yang terbebas dari tekanan perang.

Hal ini akan membuat pelaku pasar dan investor tertarik untuk melakukan investasi di Indonesia dan bisa membuat Indonesia menjadi negara nomer 1 di Asia sebagai tujuan alternatif. Ini adalah waktu yang tepat bagi pemerintah untuk memberikan dorongan meningkatkan investasi semua jenis output energi hingga minya dan gas serta infrastruktur dari energi terbarukan lainnya untuk menghindari krisis energi di masa mendatang.

Menurut pakar migas dan energi Achmad Fahmi Alaydrus menyampaikan bahwa insentif fiskal bisa menjadi salah satu faktor terbesar dalam meningkatkan potensi dan menarik investasi energi ke negara Indonesia. Ditengah kenaikan harga komoditas, mulai banyak negara dunia kini melakukan investasi disertai dengan insentif non fiskal dan fiskal yang cukup lebar.

Disclaimer

Retizen adalah Blog Republika Netizen untuk menyampaikan gagasan, informasi, dan pemikiran terkait berbagai hal. Semua pengisi Blog Retizen atau Retizener bertanggung jawab penuh atas isi, foto, gambar, video, dan grafik yang dibuat dan dipublished di Blog Retizen. Retizener dalam menulis konten harus memenuhi kaidah dan hukum yang berlaku (UU Pers, UU ITE, dan KUHP). Konten yang ditulis juga harus memenuhi prinsip Jurnalistik meliputi faktual, valid, verifikasi, cek dan ricek serta kredibel.

Berita Terkait

 

Tulisan Terpilih


Copyright © 2022 Retizen.id All Right Reserved

× Image