Clock Magic Wand Quran Compass Menu
Image Wahyu Utami

Hentikan Pergunjingan Kepada Ulama

Agama | Wednesday, 09 Jun 2021, 08:15 WIB

Beberapa minggu terakhir, beberapa ulama/ustadz di tanah air menjadi bahan pergunjingan publik. Mulai dari alm. Ust Jefri Buchori yang dibuka kisah poligaminya, kasus perceraian putra kondang alm. Ust Arifin Ilham, fitnah penggelapan dana kemanusiaan untuk rakyat Palestina oleh Ustadz Adi Hidayat hingga yang terbaru perlakuan buruk Ustadz Abdullah Gimnastiar kepada istrinya.

Hal ini tentu saja membuat kita prihatin. Terlepas dari berbagai kekurangan mereka sebagai manusia, tidak selayaknya kehidupan pribadi mereka menjadi pergunjingan yang menjurus pada caci maki dan hinaan.

Di dalam Islam, ghibah atau membicarakan aib orang lain haram hukumnya. Dengan tegas Alloh melarang seorang muslim untuk mencari-cari kesalahan orang lain dan menggunjingkannya. Alloh menggambarkan hal tersebut seperti memakan daging saudaranya yang sudah mati.

Hal ini sebagaimana firman Alloh di dalam QS Al Hujurat ayat 12 yang artinya, "Hai orang-orang yang beriman, jauhilah kebanyakan dari prasangka, sesungguhnya sebagian prasangka itu adalah dosa dan janganlah sebagian kamu menggunjing sebagian yang lain. Sukakah salah seorang di antara kamu memakan daging saudaranya yang sudah mati? Maka tentulah kamu merasa jijik kepadanya. Dan bertakwalah kepada Alloh. Sesungguhnya Alloh Maha Penerima Taubat lagi Maha Penyayang."

Terlebih melihat posisi mereka sebagai ulama/ustadz yang memiliki kedudukan yang tinggi. Ulama adalah pewaris para nabi juga kekasih Alloh. Rasululloh saw bersabda, "Sesungguhnya para ulama adalah pewaris para nabi. Sungguh para nabi tidak mewariskan dinar dan dirham. Sungguh mereka hanya mewariskan ilmu. Maka barangsiapa mengambil warisan tersebut, ia telah mengambil bagian yang banyak" (HR Imam Tirmidzi, Imam Ahmad, Imam ad Darimi, Imam Abu Dawud dan Ibnu Majah).

Manusia dilarang menyakiti, mencaci maki apalagi memfitnah ulama dengan tuduhan yang belum terbukti kebenarannya. Oleh karena itu sudah selayaknya masyarakat menyudahi pergunjingan atas kehidupan pribadi mereka. Fokuskan energi umat pada masalah lain yang lebih utama.

Bangsa ini masih punya banyak pekerjaan rumah seperti kemiskinan, kebodohan, korupsi, kriminalitas, penanganan pandemi Covid-19 dan lain-lain. Semua ini membutuhkan upaya sungguh-sungguh dan kontribusi dari semua rakyat. Oleh karena itu jadikan keprihatinan bangsa di tengah pandemi ini sebagai momen untuk bertaubat atas segala dosa dan kembali pada aturan/syariat-Nya.

Disclaimer

Retizen adalah Blog Republika Netizen untuk menyampaikan gagasan, informasi, dan pemikiran terkait berbagai hal. Semua pengisi Blog Retizen atau Retizener bertanggung jawab penuh atas isi, foto, gambar, video, dan grafik yang dibuat dan dipublished di Blog Retizen. Retizener dalam menulis konten harus memenuhi kaidah dan hukum yang berlaku (UU Pers, UU ITE, dan KUHP). Konten yang ditulis juga harus memenuhi prinsip Jurnalistik meliputi faktual, valid, verifikasi, cek dan ricek serta kredibel.

Berita Terkait

 

Tulisan Terpilih


Copyright © 2022 Retizen.id All Right Reserved

× Image