Clock Magic Wand Quran Compass Menu
Image Ali Efendi

Kunci 3 in 1 Menghadapi Ujian Allah

Agama | 2022-04-24 13:26:28
httpswww.alona.co.idinspirasikunci-kesuksesan-dan-modifikasi

Manusia sebagai makhluk yang mengaku beriman kepada Allah dalam menjalani kehidupan pasti akan diuji Allah sebagaimana dalam surat Al-Ankabut ayat 2. Bentuk cobaan berupa nikmat yang baik-baik dan bencana yang buruk-buruk, supaya meraka kembali kepada kebenaran (QS. Al-Ankabut: 168).

Kadar ujian yang diberikan kepada umat manusia berbeda-beda antara yang dengan lainnya. Jadi ukuran berat atau ringan seseorang sesuai dengan ketentuan yang ditetapkan oleh Allah. Hal ini sesuai dengan firman Allah yang artinya: “Allah tidak membebani seseorang melainkan sesuai dengan kesanggupannya” (QS. Al-Baqarah: 286).

Tujuan Allah Memberikan Ujian

Terkadang manusia tidak sadar dan tidak memahami setiap Allah memberi ujian kepada manusia pasti memiliki rencana dan tujuan. Keterbatasan kemampuan manusia dalam memahami rahasia Allah, sehingga orang beriman mestinya percaya bahwa setiap ujian pasti dapat mempertebal keimanan seseorang.

Orang yang kuat menahan ujian dari Allah pasti memiliki kesadaran dan pengetahuan dalam mengarumi kehidupan. Ketika manusia diuji oleh Allah, ternyata kuat dan mampu melewati rintangan dalam menjalani kehidupan maka termasuk hamba pilihan Allah. Setelah manusia diuji, maka Allah akan melihat siapa di antara manusia yang terbaik amalnya.

Allah SWT berfirman yang artinya: “Yang menciptakan mati dan hidup, supaya Dia menguji kamu, siapa di antara kamu yang lebih baik amalnya. Dan Dia Maha Perkasa lagi Maha Pengampun” (QS. Al-Mulk: 2).

Dalam ayat di atas jelas bahwa Allah menguji hamba-hamba-Nya untuk mencari di antara mereka yang terbaik amal perbuatannya. Allah tidak melihat harta kekayaannya, kedudukan, dan paras atau raut muka seseorang tetapi melihat kualitas amal ibadah sesorang. Lulus atau tidaknya cobaan seseorang dapat dilihat amal perbuatannya pasca diuji.

Manusia seharusnya sadar bahwa Allah menghidupkan manusia semula dalam keadaan mati, maka manusia memiliki kewajiban untuk mengabdi dengan baik dan istiqamah kepada Allah. Hal itu sebagai bukti pengabdian dan syukur manusia karena diberi nikmat hidup di dunia dan keberlanjutan di akhirat.

httpswww.alona.co.idinspirasikunci-kesuksesan-dan-modifikasi

Kunci Menghadapi Ujian

Setiap ujian dan cobaan yang diberikan manusia pasti ada jalan keluarnya, baik ujian yang berupa nikmat maupun cobaan dalam bentuk musibah. Masing-masing memiliki pasangan sabagai kunci untuk menyelesaikan, tinggal manusia pandai-pandai menggunakan kunci dengan baik dan bijaksana.

Ada empat kunci atau tiga dalam satu (3 in 1) saat menghadapi ujian yang diberikan oleh Allah kepada manusia. Tiga kunci untuk menghadapi ujian berupa musibah (keburukan) dan satu kunci untuk ditetapkan untuk menghadapi ujian berupa nikmat (kebaikan). Adapun secara rinci sebagai berikut:

Pertama, kunci sabar untuk menghadapi ujian keburukan berupa musibah. Sabar merupakan salah satu sifat dengan derajat yang sangat tinggi dan berat untuk dilakukan. Oleh karena itu, tidak semua orang mampu mempraktikan sifat sabar dengan istiqamah. Padahal Allah berjanji akan senantiasa bersama dengan orang-orang yang sabar.

Allah berfirman terkait dengan orang-orang yang sabar yang artinya: “Hai orang-orang yang beriman, jadikanlah sabar dan salat sebagai penolongmu, sesunggunya beserta orang-orang yang sabar” (QS. Al-Baqarah: 153). Firman Allah di ayat lain yang artinya: “Dan berikanlah berita gembira kepada orang-orang yang sabar” (QS. Al-Baqarah: 155).

Dalam sebuah pepatah Arab (mahfudhot) disebutkan “Ash-shabru yu’inu ‘ala kulli ‘amalin”, artinya: “Sabar itu akan membantu untuk melakukan segala amalan”. Ada juga pepatah lain “Man shabaro dhofaron”, artinya: “Barang siapa bersabar pasti beruntung”.

Kedua, kunci doa dalam menghadapi ujian berupa musibah. Berdoa merupakan usaha spiritual manusia, karena adakalanya musibah yang menimpah umat manusia merupakan dampak dari perbuatan munkar (dosa-dosa) yang dilakukan manusia. Maka berdoa merupakan salah satu sarana mohon ampunan dan bertobat untuk melakukan perbuatan yang dilarang oleh agama.

Ketika manusia diberi ujian oleh Allah, maka manusia diperintah untuk berusaha dalam bentuk fisik maupun usaha berupa non fisik (spritualisme). Usaha tersebut adalah berdoa kepada Allah, Rasulullah bersabda: “Addu’aau mukhul ibadah”, artinya: “Doa adalah inti ibadah” (HR. Ibnu Majah).

Ketiga, tawakal merupakan kunci kepasrahan setelah seseorang sudah melakukan usaha fisik dan non fisik. Tawakal merupakan sifat manusia untuk menyerahkan sepenuh hati dan jiwanya kepada Allah semata-mata setelah melalukan usaha dengan maksimal. Sebagaimana firman Allah yang artinya:

“dan bermusyawarahlah dengan mereka dalam urusan iitu. Kemudian apabila kamu telah membulatkan tekad, maka bertawakallah kepada Allah. Sesunggunya Allah menyukai orang-orang yang bertawakal kepada-Nya” (QS. Ali Imron: 159).

Tawakal merupakan tahapan ketiga setelah sabar dan syukur ketika diuji oleh Allah, kelihatan hal sepele tetapi menjadi kunci yang sangat penting saat diuji berupa musibah (keburukan-keburukan). Terkadang manusia lupa bahwa tahapan tawakal merupakan hal yang urgen karena menyangkut keimanan kepada Allah, dengan menyerahkan sepenuhnya urusan kepada-Nya.

Keempat, kunci syukur untuk merupakan sikap yang bijaksana saat diberikan ujian berupa kenikmatan (kebaikan). Kata syukur memang kelihatan ringan tetapi berat untuk direalisasikan, syukur tidak hanya berucap “Alhamdulillah” tetapi perlu dengan dibuktikan dengan perbuatan nyata berupa amalan salih.

Fakta yang sesunggunya banyak orang lupa ketika diberikan kenikmatan tidak bersyukur kepada Allah. Diberi rizki melimpah lupa tidak mengeluarkan zakat, sadakah, dan infak kepada yang berhak menerima. Diberi nikmat sehat tidak digunakan untuk beribadah dan bekerja dengan seimbang. Diberi jabatan tidak digunakan untuk melayani dan mengayomi umat, malah dislahgunakan.

Sama halnya musibah dan keburukan adalah ujian, kenikmatan juga ujian dari Allah. Justru ujian berupa kenikamatan lebih berat dari pada ujian berupa musibah. Tetapi siapa saja yang pandai dan bijaksan dalam pemeberian Allah dengan rasa syukur, maka sesuai dengan janji-Nya akan diberikan tambahan nikmat. Sesuai dengan firman Allah yang artinya:

“Dan (ingatlah) ketika Tuhanmu memaklumkan, Sesunggunya jika kamu bersyukur, niscaya Aku akan menambah (nikmat) kepadamu, tetapi jika kamu mengingkari (nikmat-Ku), maka pasti azab-Ku sangat berat” (QS. Ibrahim: 7).

Semoga kita bisa menerapakan kunci 3 in 1 dengan bijaksana dalam menghadapi ujian yang diberikan oleh Allah SWT. Sehingga mampu mengahadapi ujian berupa musibah dan kenikmatan. Wallahu‘alam bish-showab.

Disclaimer

Retizen adalah Blog Republika Netizen untuk menyampaikan gagasan, informasi, dan pemikiran terkait berbagai hal. Semua pengisi Blog Retizen atau Retizener bertanggung jawab penuh atas isi, foto, gambar, video, dan grafik yang dibuat dan dipublished di Blog Retizen. Retizener dalam menulis konten harus memenuhi kaidah dan hukum yang berlaku (UU Pers, UU ITE, dan KUHP). Konten yang ditulis juga harus memenuhi prinsip Jurnalistik meliputi faktual, valid, verifikasi, cek dan ricek serta kredibel.

Copyright © 2022 Retizen.id All Right Reserved

× Image