Clock Magic Wand Quran Compass Menu
Image Afip Miftahul Basar

Pentingnya Belajar Menulis

Eduaksi | Friday, 28 May 2021, 13:15 WIB

Kegiatan menulis tidak dapat dipisahkan dengan kegiatan membaca. Orang yang tidak menuliskan apa yang ia baca, maka dalam waktu 24 jam dia akan lupa sebagian besar dari apa yang dibacanya. Maka di sinilah letak pentingnya menuliskan ilmu yang kita dapat sesegera mungkin kalau tidak ingin ilmu itu hilang dengan sendirinya.

Perlu dipahami juga bahwa menulis bukan hanya sekedar menulis. Berdasarkan hasil penelitian bahwa menulis merupakan salah satu sarana untuk meningkatkan mutu kesehatan. Jadi, menulis bukan hanya sekedar mengomunikasikan ide-ide kita di atas kertas, melainkan juga sebagai sarana untuk mencurahkan segala perasaan dalam diri yang dapat membantu mengurangi beban-beban yang ada dalam pikiran seseorang.

Di samping itu, para penulis juga diharapkan dapat melakukan swasunting terhadap tulisannya sendiri. Jadi, tidak menyerahkan sepenuhnya pengeditan kepada orang lain. Kemampuan menulis dalam mengedit hal-hal tersebut akan membuat tulisan seseorang menarik dan mendorong orang lain untuk membaca. Kalau pengeditan diserahkan sepenuhnya kepada orang lain akan ada kemungkinan salah persepsi dengan apa yang dimaksudkan oleh penulisnya sendiri. Cara lain yang dapat ditempuh untuk membudayakan bahasa tulis adalah dengan meningkatkan perkembangan dan pembelajaran bahasa di sekolah-sekolah dan masyarakat secara umum.

Dalam sebuah studi bahwa menulis merupakan sejenis obat yang dapat mengobati segala macam penyakit. Sebagaimana diungkapkan James Pennebaker, Ph.D, dan Janet Seager, Ph.D, dalam jurnal Clinical Psychology bahwa orang yang memiliki kebiasaan menulis umumnya memiliki kondisi mental lebih sehat dari mereka yang tidak punya kebiasaan tersebut. Pikiran yang sehat tentunya akan memberi kekuatan positif pada tubuh kita. Namun, tidak berarti tulisan itu dapat secara langsung menyebuhkan setiap penyakit secara fisik, tetapi menulis cukup efektif dalam menghadapi masalah-masalah yang berada di luar kendali. Menulis akan membantu kita meredakan perasaan dan ingatan yang ruwet. Menulis adalah obat yang mujarab untuk jiwa yang rapuh. Kalau sudah rapuh, selayaknya ranting yang sudah dimangsa rayap, ia akan mudah patah. Jika jiwa yang vital bagi manusia itu sudah rapuh, pikiranmu akan dikuasai oleh semut-semut yang menggigiti dari dalam; serasa hidup ini tidak lagi berarti atau lebih parahnya tidak lagi berguna.

Ada beberapa manfaat dari menulis, diantaranya yaitu : dapat menjernihkan pikiran, dapat mengingat kembali informasi yang telah terlewat, dapat mengatasi trauma yang menghalangi penyelesaian tugas-tugas penting, membantu dalam mendapatkan dan mengingat informasi baru, membantu memecahkan masalah, serta membantu kita ketika terpaksa harus menulis.

Ketika saya menulis, saya selalu mencurahkan apa yang ada dalam pikiran untuk dikeluarkan, justru perasaan ini menjadi tak enak jika tidak dituliskan. Dalam hal kegiatan menulis, tentunya akan menjadi bermanfaat jika kamu menulis dengan memperhatikan keindahannya. Seperti halnya seorang pelukis, seorang penyanyi, seorang musisi. Mereka semua memperhatikan gaya dan keindahannya. Cobalah bernyanyi asal-asalan, bukannya reda stresnya, malah makin depresi menyadari â keburukanâ suara sendiri. Maka dari itu, jika kita menulis dengan memperhatikan keindahan dan gaya bahasanya, maka para pembaca akan mudah memahami dan menikmati apa yang kita tulis .

Menulis menjadi sangat bemanfaat ketika dengan tulisan itu berhasil menyampaikan pikiran dan gagasan kita dengan jelas kepada orang lain. Bukan tentang betapa bagusnya pikiran, tetapi tentang sampainya. Kita tidak butuh untuk selalu benar, lagipula mana ada orang yang selalu benar. Tapi adalah kepastian jika kita memiliki pola pikir sendiri-sendiri, keunikan individu yang merupakan kekuatan kita sebagai manusia. Keberbedaan pola pikir inilah yang akan menciptakan keluasan wawasan, dan akhirnya menuntun kita untuk menjadi bijak.

Disclaimer

Retizen adalah Blog Republika Netizen untuk menyampaikan gagasan, informasi, dan pemikiran terkait berbagai hal. Semua pengisi Blog Retizen atau Retizener bertanggung jawab penuh atas isi, foto, gambar, video, dan grafik yang dibuat dan dipublished di Blog Retizen. Retizener dalam menulis konten harus memenuhi kaidah dan hukum yang berlaku (UU Pers, UU ITE, dan KUHP). Konten yang ditulis juga harus memenuhi prinsip Jurnalistik meliputi faktual, valid, verifikasi, cek dan ricek serta kredibel.

Berita Terkait

 

Tulisan Terpilih


Copyright © 2022 Retizen.id All Right Reserved

× Image