Faktor-Faktor Penyebab Lupa dan Kejenuhan Belajar
Eduaksi | 2021-05-26 23:22:25Lupa dalam belajar. Dalam pengalaman sehari-hari, kita memiliki kesan seakan-akan apa yang kita pelajari tidak seluruhnya tersimpan dalam akal kita. jika menurut teori kognitif apapun yang kita alami dan kita pelajari, jika sistem akal kita mengolahnya dengan baik, semuanya akan tersimpan dalam akal permanen kita. Akan tetapi, kenyataan yang kita alami terasa bertolak belakang dengan teori tersebut. Seringkali terjadi, apa yang telah kita pelajari dengan tekun justru sulit untuk diingat kembali dan mudah terlupakan. Sebaliknya, tidak sedikit pengalaman dan pelajaran yang kita tekuni sepintas lalu mudah melekat dalam ingatan.
Lupa (forgetting) adalah hilangnya kemampuan untuk menyebut atau memproduksi kembali apa yang sebelumnya telah dipelajari. Gulo (1982) dan Reber (1988) mendefinisikan lupa sebagai ketidakmampuan mengenal atau mengingat sesuatu yang pernah dipelajari atau dialami. Jika seorang guru meminta penjelasan kepada seorang siswa mengenai materi pelajaran yang telah dilupakannya dan kemudian ali menyebutkan hampir seluruh materi pelajaran tersebut. Lupakah siswa tersebut akan materi pelajaran itu ? tentu saja tidak, karena permintan guru tersebut mengarahkan apa yang telah diingat siswa tersebut dalam menyampaikan materi pelajaran tersebut.
Lupa terjadi karena gangguan konflik antara materi yang ada di dalam memori seseorang. Lupa dapat terjadi pada seorang karena adanya tekanan terhadap item yang telah ada. Penekanan ini terjadi karena beberapa kemungkinan, karena informasi berupa pengetahuan, tanggapan yang kamu terima kurang menyenangkan, sehingga kamu menjadi tertekan, karena informasi baru menekan informasi lama yang telah lama tidak kamu gunakan.
Lupa dapat terjadi karena faktor lingkungan antara waktu belajar dengan waktu mengingat kembali. hal ini sering kali terjadi jika kamu belajar disekolah pasti rentang waktu mengingat pelajaran pasti akan jauh yaitu setelah pulang sekolah, alangkah baiknya jika kamu bisa segera mengingat atau mengulang kembali materi pelajaran setelah sampai di rumah dengan rentang waktu 1 jam. Lupa dapat terjadi jika kamu tidak mengasah kembali materi pelajaran. Lupa dapat terjadi karena perubahan sikap dan minat seseorang terhadap proses dan situasi belajar tertentu. Lupa bisa terjadi karena perubahan syaraf pada otak yang diakibatkan dari suatu penyakit atau keadaan tertentu.
Mengurangi lupa dalam belajar salah satunya adalah belajar lebih artinya upaya yang harus kamu keluarkan dalam belajar yang melebihi batas penguasaan dasar terhadap materi pelajaran tertentu. Tambahan waktu belajar artinya upaya penambahan waktu belajar. kamu bisa menambahkan waktu belajar yang awalnya hanya 2 jam bisa di tambah 1 jam lagi dengan rentang waktu yang jauh. Istilah, upaya dalam menggunakan istilah atau singkatan untuk pelajaran tertentu sehingga mudah diingat. Pengelompokan. kamu bisa mengelompokkan materi-materi berdasarkan kelompoknya agar bisa dipahami, buatlah tabel jika diperlukan untuk memudahkan kamu dalam mengingatnya
Dalam belajar seringkali kita mengalami kelupaan, terkadang juga mengalami kejenuhan belajar. kejenuhan belajar dapat melanda apabila telah kehilangan motivasi dan kehilangan minat atau bisa dibilang merasa bosan. seringkali kita merasa bosan karena terlalu banyak hal yang harus dipelajari. hal ini bisa kamu selingi dengan kegiatan yang dapat membuat kamu tidak bosan.
Penyebab kejenuhan belajar yaitu merasa keletihan indera, merasa keletihan fisik, merasa keletihan mental. Keletihan mental dapat dipandang sebagai faktor utama penyebab munculnya kejenuhan belajar, karena kecemasan seseorang terhadap dampak negatif yang ditimbulkan, karena kecemasan terhadap standar keberhasilan bidang studi tersebut, karena seseorang berada di tengah-tengah kompetitif yang ketat. Mengurangi kejenuhan belajar bisa dimulai dengan melakukan istirahat yang cukup, melakukan perubahan jadwal belajar, melakukan pengubahan atau penataan kembali lingkungan belajar siswa, memberikan motivasi dan stimulasi baru agar merasa terdorong untuk belajar lebih giat, tidak menyerah dengan cara mencoba belajar dan belajar lagi.
Disclaimer
Retizen adalah Blog Republika Netizen untuk menyampaikan gagasan, informasi, dan pemikiran terkait berbagai hal. Semua pengisi Blog Retizen atau Retizener bertanggung jawab penuh atas isi, foto, gambar, video, dan grafik yang dibuat dan dipublished di Blog Retizen. Retizener dalam menulis konten harus memenuhi kaidah dan hukum yang berlaku (UU Pers, UU ITE, dan KUHP). Konten yang ditulis juga harus memenuhi prinsip Jurnalistik meliputi faktual, valid, verifikasi, cek dan ricek serta kredibel.