Clock Magic Wand Quran Compass Menu
Image Virdi Valiant

Politik Identitas dalam Pemilu

Politik | Wednesday, 20 Apr 2022, 06:13 WIB

Politik Identitas pada dasarnya bisa dikatakan sebagai pondasi dan kekuatan di dalam kelompok-kelompok tertentu. Serta politik identitas ini biasanya difungsikan untuk mengambil dukungan dalam pemilihan secara demokrasi diberbagai macam negara, salah satunya yaitu Indonesia.

Pengertian politik identitas menurut para ahli salah satunya dari Abdillah (2002), yang menyebutkan “Definisi politik identitas adalah politik yang dasar utama kajiannya dilakukan untuk merangkul kesamaan tas dasar persmaan-persamaan tertentu, baik persamaan agama, etnis, dan juga persamaan jenis kelamin.

Menurut pendapat saya mengenai isi dari artikel “Indonesia Dalam Konflik Politik Identitas” adalah benar. Mengapa demikian? Hal ini dikarenakan di Indonesia apabila kita membicarakan tentang SARA (Suku, Agama, Ras, dan Antar golongan) sangatlah sentimental sifatnya. Maka dari itu apabila dalam berpolitik kita mengedepankan SARA (Suku, Agama, Ras, dan Antar golongan) bisa jadi perpolitikan tersebut akan mengalami hal yang disebut perpecahan. Karena di Indonesia sendiri memiliki banyak keanekaragaman, baik itu agama, ras, adat istiadat, dan lain-lain.

Namun menurut saya apabila kita berpolitik menggunakan unsur SARA (Suku, Agama, Ras, dan Antar golongan) hal tersebut bisa menjadi 2 mata pisau. Bisa menjadi sebuah kemiudahan dan bisa juga berbalik menjadi kesusahan. Mengapa saya berkata seperti itu? Hal ini dikarenakan, jika kita memainkan sebuah panggung politik menggunakan SARA. Kita harus bersifar pro atau mendukung terhadap pihak yang mayoritas atau dominan. Mengapa demikian ? hal ini disebabkan agar banyak orang-orang yang menyuarakan dan mendukung kita. Lalu bagaimana dengan yang minoritas? Hal tersebut sudah pasti tidak dipikirkan kembali, karena sudah pasti yang mayoritas yang menang disbanding yang minoritas.

Dan di dalam artikel tersebut menyebutkan bahwa “absennya kontestasi ideologi menyebabkan seluruh kekuatan politik ini mengandalkan identitas sebagai daya tarik dan daya ikat konstituennya”. Berati bisa kita artikan dalam memperebutkan dukungan rakyat, kita harus mempunyai sesuatu unsur yang dapat menarik di mata publik yang dominan. Hal demikian bertujuan untuk mengambil suara rakyat yang dominan.

Jadi dapat kita simpulkan bahwa apabila dalam melakukan pemilihan umum menggunakan politik identitas yang mengaitkan SARA (Suku, Agama, Ras, dan Antar golongan) hal tersebut bisa mengakibatkan perpecahan diantara kelompok. Karena memang benar dalam berpolitik pasti semua kelompok akan membela kepentingannya dengan melakukan cara apapun.

Disclaimer

Retizen adalah Blog Republika Netizen untuk menyampaikan gagasan, informasi, dan pemikiran terkait berbagai hal. Semua pengisi Blog Retizen atau Retizener bertanggung jawab penuh atas isi, foto, gambar, video, dan grafik yang dibuat dan dipublished di Blog Retizen. Retizener dalam menulis konten harus memenuhi kaidah dan hukum yang berlaku (UU Pers, UU ITE, dan KUHP). Konten yang ditulis juga harus memenuhi prinsip Jurnalistik meliputi faktual, valid, verifikasi, cek dan ricek serta kredibel.

Berita Terkait

 

Tulisan Terpilih


Copyright © 2022 Retizen.id All Right Reserved

× Image