Pengukuran Kinerja memakai Balance Scorecard Kartu Skor Berimbang
Bisnis | 2022-04-18 22:16:32Balance Scorecard
Tahukah engkau apa itu Balance Scorecard?
Balance Scorecard adalah formasi ukuran kinerja yang terintegrasi yang diturunkan berasal seni manajemen perusahaan yang mendukung strategi perusahaan secara holistik.
Menurut Kaplan dan Narton, Balance Scorecard terdiri asal dua kata, yaitu : pertama, Scorecard, yaitu kartu yang dipergunakan buat mencatat skor hasil kinerja seseorang yang nantinya dipergunakan buat membandingkan dengan akibat kinerja yang sesungguhnya. kedua, Balanced, buat menunjukkan bahwa kinerja personel atau karyawan diukur secara seimbang serta ditinjau dari dua aspek yaitu: keuangan dan non keuangan, jangka pendek dan jangka panjang, serta berasal intern maupun ekstern. Balanced Scorecard sendiri mempunyai keunggulan yang membuahkan sistem manajemen strategik ketika ini berbeda secara signifikan menggunakan sistem manajemen strategik dalam manajemen tradisional. Serta kelemahannya antara lain: a) Kurangnya hubungan antara berukuran serta hasil non keuangan. b) Fixation on Financial Results. c) Tidak adanya prosedur perbaikan. d) Ukuran-ukuran tidak diperbarui. e) Pengukuran terlalu berlebihan. f) Kesulitan pada memilih trade-offs.
Mengenal Pengukuran Kinerja
Lantas apakah pengukuran kinerja itu?
Pengukuran kinerja (Performance Measurment) merupakan suatu proses evaluasi kemajuan pekerjaan terhadap tujuan dan target yang telah ditentukan sebelumnya, termasuk informasi atas efisiensi penggunaan asal daya pada menghasilkan barang serta jasa, kualitas barang dan jasa (seberapa baik barang serta jasa diserahkan pada pelanggan dan hingga seberapa jauh pelanggan merasa terpuaskan), hasil kegiatan dibandingkan menggunakan maksud yang diinginkan, dan efektifitas tindakan pada mencapai tujuan.
Beberapa aspek yang fundamental serta paling utama dari pengukuran kinerja adalah menjadi berikut: (Moeheriono, 2012).
1. Memutuskan tujuan, sasaran taktik organisasi, menggunakan memutuskan secara umum apa yang diinginkan oleh organisasi sesuai menggunakan tujuan, visi serta misinya.
2. Merumuskan indikator kinerja serta berukuran kinerja, yang mengacu pada evaluasi kinerja secara tidak pribadi, sedangkan indikator kinerja mengacu pada pengukuran kinerja secara pribadi yang berbentuk keberhasilan primer serta indikator kinerja kunci (KPI).
3. Mengukur taraf capaian tujuan dan target organisasi, menganalisis hasil pengukuran kinerja yang dapat diimplementasikan dengan membandingkan taraf capaian tujuan, serta sasaran organisasi.
4. Mengevaluasi kinerja dengan menilai kemajuan organisasi serta pengambilan keputusan yang berkualitas, memberikan gambaran atau hasil pada organisasi seberapa akbar taraf keberhasilan tadi dan mengevaluasi langkah apa yang diambil organisasi selanjutnya.
Pengukuran Kinerja menggunakan Balance Scorecard
Lalu bagaimanakah cara pengukuran kinerja yang menggunakan balance scorecard? Ditilik dari apa yang sudah dijelaskan di atas tentunya sebelum mengukur kinerja kita harus menyusun hal - hal yang diharapkan pada balance scorecard sebelum akhirnya disambungkan menggunakan kinerja karyawan. Apakah kinerja karyawan meningkat, stabil, atau bahkan menurun. Penggunaan balance scorecard sendiri mampu mempermudah HR buat mengetahui strata tiap karyana yang berada di bawahnya. juga hal ini menghasilkan evaluasi Human Capital tidak terjadi ketimpangan antara satu dan lainnya.Tetapi bukan berarti pengukuran yang memakai balance scorecard tidak mempunyai kecacatan pada dalamnya, mengapa? sebab mirip halnya yang sudah dijelaskan, terdapat kelemahan yang terdapat pada dalamnya. sebagai akibatnya kualitas SDM juga menjadi poin penting dalam pengukuran kinerja tersebut. Dan HR sendiri diwajibkan memiliki kompetensi yang sinkron buat mampu memimpin pegawai yang berada pada tanggung jawabnya. karena tanpa adanya kepemimpinan yang benar serta baik, maka akan sulit juga mendapati kinerja karyawan yang diinginkan sang perusahaan.
Nama : Balqista Latifatuz Zahra
Disclaimer
Retizen adalah Blog Republika Netizen untuk menyampaikan gagasan, informasi, dan pemikiran terkait berbagai hal. Semua pengisi Blog Retizen atau Retizener bertanggung jawab penuh atas isi, foto, gambar, video, dan grafik yang dibuat dan dipublished di Blog Retizen. Retizener dalam menulis konten harus memenuhi kaidah dan hukum yang berlaku (UU Pers, UU ITE, dan KUHP). Konten yang ditulis juga harus memenuhi prinsip Jurnalistik meliputi faktual, valid, verifikasi, cek dan ricek serta kredibel.