Clock Magic Wand Quran Compass Menu
Image Alip Yekti Sumarah

Meningkatkan Kualitas Belajar Siswa Melalui Bimbingan Belajar Di Masa Pandemi

Eduaksi | Sunday, 16 May 2021, 08:44 WIB

Pandemi COVID-19 adalah sebuah kasus peningkatan jumlah kasus penyakit coronavirus disease atau yang disebut juga COVID-19 yang meningkat secara tiba-tiba pada suatu daerah tertentu dan telah menyebar ke berbagai belahan dunia. Dampak dari pandemi ini sangatlah banyak dan merugikan bagi kehidupan manusia baik itu disektor kesehatan, ekonomi, social, dan juga pendidikan. Di masa pandemic saat ini berbagai aktivitas sangat dibatasi dan harus selalu mematuhi protocol kesehatan yang ada supaya dapat memutus tali penyebaran penyakit ini.

Salah satu kebijakan yang diterapkan oleh pemerintah adalah dengan melaksanakan aktivitas seperti beribadah di rumah, bekerja dari rumah, dan tak terkecuali juga mengharuskan untuk belajar dari rumah.

Pendidikan merupakan sektor penting dalam sebuah negara karena dengan pendidikan tentu saja diharapkan akan melahirkan generasi penerus bangsa yang berkualitas dan mampu untuk memajukan negara menjadi lebih baik. Pandemi COVID-19 mengharuskan pelaksanaan pembelajaran secara daring atau online tanpa bertatap muka secara langsung antara siswa dan guru.

Pembelajaran online tentu saja menimbulkan dampak yang kurang baik bagi siswa. Setiap siswa diwajibkan untuk memiliki perangkat HP atau laptop yang terkoneksi dengan internet guna untuk mengikuti pembelajaran dan mengerjakan tugas yang diberikan oleh guru. Tidak sedikit siswa yang orangtuanya merasa terbebani dengan tuntutan untuk memiliki HP atau laptop yang memadai untuk mengikuti kegiatan belajar mengajar yang dilakukan secara online. Belum lagi siswa yang bertempat tinggal di daerah yang minim sinyal tentu saja akan merasa kesusahan dalam mengikuti pembelajaran karena koneksi yang tidak stabil.

Siswa yang sudah terbiasa dengan sistem pembelajaran langsung atau tatap muka dan tiba-tiba diganti menjadi sistem belajar online merasa kurang memahami materi yang diberikan oleh guru, karena penjelasan yang diberikan relatif lebih singkat dibandingkan dengan sistem belajar luring atau tatap muka secara langsung. Siswa juga merasa bosan karena pembelajaran dilakukan secara online dan dilaksanakan dirumah masing-masing, jadi mereka tidak memakai seragam dan tidak bisa bertemu dan bermain bersama teman-temannya di sekolah.

Melihat kondisi yang demikian saya Alip Yekti Sumarah mahasiswa FKIP prodi Pendidikan Guru Sekolah Dasar Universitas Muhammadiyah Purworejo mengadakan bimbingan belajar untuk siswa SD guna memenuhi tugas mata kuliah IPA Lanjut dosen pengampu bu Nur Ngazizah, S.Si.,M.Pd. Siswa yang mengikuti kegiatan bimbel ini adalah siswa SD di Desa saya Desa Selotumpeng dan bertempat tinggal disekitar rumah tinggal saya.

Saya memulai kegiatan bimbel ini pada bulan April 2021. Proses pembelajaran yang saya terapkan adalah dengan mereview kembali materi yang telah diberikan oleh guru guna untuk menguatkan pemahaman materi kepada siswa kemudian saya juga mendampingi mereka untuk mengerjakan tugas karena rata-rata orang tua mereka sibuk dengan pekerjaan masing-masing. Kemudian saya menanyakan kepada masing-masing siswa bimbel saya terkait materi yang belum atau sulit untuk dipahami kemudian saya mencoba untuk menerangkan kembali materi-materi tersebut. Agar proses bimbel tidak membosankan pada akhir kegiatan saya mengadakan game atau permainan berupa kuis seperti permainan kata, tebak gambar maupun terkait materi yang telah diberikan. Melalui kuis atau game ini saya juga dapat mengetahui tingkat pemahaman materi yang telah diberikan.

Bimbel yang saya lakukan diikuti oleh 2 anak kelas 5 dan 1 anak kelas 4 SD. Bimbel diadakan setiap hari jumat sore karena di hari tersebut saya libur kuliah. Kegiatan bimbel dilaksanakan dengan durasi waktu 1,5 jam yang dimulai pukul 14.00 sd 15.30 WIB.

Kegiatan ini mendapat respon yang baik dari orang tua dan siswa. Bagi orang tua kegiatan ini sangat posotif karena mampu untuk mendampingi para siswa dan membantu untuk menguasai materi yang diberikan oleh guru. Siswa juga merasa senang karena mereka bisa mengerjakan tugas dan mendapat pengetahuan yang lebih.

Awalnya kegiatan ini hanya direncanakan selama satu bulan dan 4 kali pertemuan, akan tetapi karena melihat respon positif dari anak dan orang tua saya berniat untuk melanjutkan kegiatan ini. Karena kegiatan ini secara tidak langsung adalah ajang untuk berlatih mengajar sebelum nanti lulus kuliah dan mengajar di SD dan juga sebaik-baiknya manusia adalah yang berguna untuk orang lain.

Bimbel adalah kegiatan yang positif bagi siswa dimana dengan mengikuti kegiatan ini dapat meningkatkan pemahaman siswa terhadap materi yang dan meningkatkan hasil belajar. Kegiatan ini juga diharapkan mampu untuk menumbuhkan semangat belajar siswa di era pandemi saat ini.

Di era pandemi saat ini kesadaran orang tua, siswa, masyarakat, pendidik/guru maupun relawan pendidikan sangat dibutuhkan untuk menopang dan meningkatkan kegiatan pembelajaran yaitu dengan memberikan dukungan dalam pelaksanaan pembelajaran diluar jam sekolah yang berupa Bimbel atau bimbingan belajar.

Disclaimer

Retizen adalah Blog Republika Netizen untuk menyampaikan gagasan, informasi, dan pemikiran terkait berbagai hal. Semua pengisi Blog Retizen atau Retizener bertanggung jawab penuh atas isi, foto, gambar, video, dan grafik yang dibuat dan dipublished di Blog Retizen. Retizener dalam menulis konten harus memenuhi kaidah dan hukum yang berlaku (UU Pers, UU ITE, dan KUHP). Konten yang ditulis juga harus memenuhi prinsip Jurnalistik meliputi faktual, valid, verifikasi, cek dan ricek serta kredibel.

Berita Terkait

 

Tulisan Terpilih


Copyright © 2022 Retizen.id All Right Reserved

× Image