Clock Magic Wand Quran Compass Menu
Image Andri Mastiyanto

5 Peran Penting Bank Syariah Indonesia Bagi Perekonomian Indonesia

Bisnis | Sunday, 09 May 2021, 10:01 WIB
Deskripsi : 5 Peran Penting bank Syariah Indonesia Bagi Perekonomian Indonesia I Sumber Foto : republika.co.id

Harapan baru muncul dalam peningkatan perekonomian Indonesia sejak hadirnya Bank Syariah Indonesia (BSI). Dapat dikatakan perbankan syariah memasuki babak baru ketika Menteri Badan Usaha Milik Negara (BUMN) Erick Thohir telah menuntaskan 3 (tiga) bank syariah milik BUMN untuk merger menjadi Bank Syariah Indonesia

Ketiga bank milik BUMN itu yakni BNI Syariah, BRI Syariah, dan Bank Syariah Mandiri (BSM) yang mulai efektif menyandang nama Bank Syariah Indonesia secara resmi 1 Februari 2021.

Kelahiran BSI di tengah pandemi Covid-19 ini merupakan harapan dan memiliki arti penting bagi bangsa.

Sedikitnya ada 5 arti penting Bank Syariah Indonesia bagi perekonomian Indonesia ;

Pertama, bagian dari upaya untuk memperbesar kapasitas perbankan syariah Indonesia di kancah dunia.

Merger ini tentunya akan memperkuat bank syariah di Indonesia untuk memiliki daya saing dan kemampuan untuk pengembangan keuangan syariah.

Berdasarkan The State of Global Islamic Economy (SGIE) Report 2020/2021, ekonomi syariah Indonesia berhasil naik ke peringkat 4 dari peringkat 5 pada tahun 2019. Pada tahun 2018 lalu ekonomi syariah Indonesia berada di peringkat ke 10 dunia.

Bila melihat laporan tersebut ada sebuah harapan kedepannya bagi perbankan syariah Indonesia masuk 3 besar dunia.

Deskripsi : Bank Syariah Indonesia memiliki total aset 240 triliun menempati urutan ke 7 bank terbesar di Indonesia I Sumber Foto : bankbsi.co.id

Bank Syariah Indonesia (BSI) rata-rata memiliki total aset mencapai Rp 240 triliun (februari 2021) menempati urutan ketujuh bank terbesar di Indonesia.

Dengan asetnya yang besar dapat memunculkan optimisme bahwa BSI dapat menjadi Bank Umum Syariah (BUS) papan atas di dunia.

Kedua, meningkatkan research and development (R&D) di bidang keuangan syariah.

Produk-produk top kelas dunia tidak akan muncul tanpa dilakukan research and development (R&D) sebelumnya.

Sejak hadirnya Bank Muamalat pada tiga dasa warsa (30 tahun) lalu entah kenapa pangsa pasar perbankan syariah terhadap perbankan konvensional masih di bawah 10%. Sebuah kondisi yang aneh !

Deskripsi : Indonesia merupakan negara dengan penduduk Muslim terbesar di dunia, kok bisa Bank Syariah kalah dengan bank Konvensional ? I Sumber Foto : penyedia foto gratis pixabay.com - syauqifillah

Indonesia merupakan negara dengan penduduk muslim terbesar di dunia, tapi kenapa nasabah perbankan syariah masih kalah jauh dengan bank konvensional ? tentunya hal ini perlu dilakukan riset.

Hadirnya BSI dengan aset yang besar dapat mendorong terbentuknya lembaga penelitian atau berkerjasama dengan universitas ataupun lembaga penelitian eksternal melalui investasi.

Ketiga, memunculkan harapan tumbuhnya perbankan syariah di musim kemarau perekonomian dunia.

Berdasarkan data statistik perbankan syariah yang diterbitkan Otoritas Jasa Keuangan (OJK) pada 24 Februari 2021 mencatat, bahwa pembiayaan BUS tumbuh secara tahunan (year on year) 9,50% dari Rp 225,15 triliun per Desember 2019 menjadi Rp 246,53 triliun per Desember 2020.

Peningkatan ini cukup baik di kondisi sulit saat ini karena pandemi Covid-19. Dapat dikatakan saat ini merupakan musim kemarau bagi perekonomian setiap negara.

Pertumbuhan kredit perbankan syariah lebih baik daripada pertumbuhan kredit bank umum konvensional (BUK) yang justru mengalami kontraksi (tumbuh negatif) 0,84%. Padahal suku bunga acuan BI 7 Day.

Bila kita tengok ilustrasi kinerja Perbankan Syariah hingga desember 2020 dari dana pihak ketiga (DPK), BUS pun tumbuh baik 11,72% dari Rp 288,98 triliun menjadi Rp 322,85 triliun tetapi lebih rendah dari DPK BUK 12,15%.

Rasio kredit terhadap DPK (financing to deposit ratio/FDR) turun dari 77,91% menjadi 76,36% lebih rendah daripada loan to deposit ratio (LDR) BUK 82,54%. Namun FDR BUS dan LDR BUK masih dalam rasio ideal 78-92%.

Pertumbuhan pada sisi aset bank syariah juga baik dimana naik 10,97% secara tahunan, lebih tinggi dari bank konvesional yang tumbuh 7,7%.

Lahirnya BSI dengan aset diatas 200 triliun tentunya meningkatkan prospek bagi Perbankan Syariah Nasional untuk dapat menyuburkan lahan di musim kemarau ini.

Keempat, menjadi pionir dan ujung tombak bagi perbankan syariah Indonesia.

Efek domino dari lahirnya BSI tidak bisa terelakkan di kancah industri perbankan syariah Indonesia.

Tentunya akan menjadi episode baru dalam industri perbankan syariah dalam menciptakan persaingan yang lebih kompetitif antar bank syariah.

Hadirnya Bank Syariah Indonesia dengan aset lebih dari Rp.200 triliun akan memberikan pecutan bagi bank syariah lain untuk berbenah, dan mendorong inovasi menghadapi bayi raksasa yang baru dilahirkan.

Pemilik bank syariah lainnya akan terpancing mencari solusi untuk mendorong permodalan agar lebih kuat dengan berkerjasama dengan patner strategis.

Apakah BSI dapat menggembosi bank-bank syariah lainnya yang tidak melakukan inovasi? Sangat mungkin.

Kelima, ikut terlibat pengembangan sektor riil baik UMKM dan properti.

Pasar usaha Indonesia setidaknya 50 juta jenisnya mikro. Tentunya BSI dapat melihat ini sebagai peluang bisnis.

Deskripsi : BSI menandatangani nota kesepahaman (MoU) bersama Kementerian Pariwisata dan Ekonomi Kreatif/Badan Pariwisata dan Ekonomi Kreatif (Kemenparekraf/Baparekraf), rabu (5/5/2021) I Sumber Foto : bankbsi.co.id

Demi menargetkan UMKM dilakukan nota kesepahaman (MoU) antara BSI dengan Kementerian Pariwisata dan Ekonomi Kreatif/Badan Pariwisata dan Ekonomi Kreatif (Kemenparekraf/Baparekraf) dalam rangkaian kegiatan Celebration Day Modest Fashion Founders Fund (MFFF) 2021, Rabu (5/5/2021).

BSI yang merupakan raksasa baru turut serta mendorong pembiayaan sektor properti karena kebutuhan hunian terus meningkat. Masih banyak kaum millennial yang tidak memiliki rumah tentunya BSI bisa memberikan jalan keluar.

Data Statistik Perbankan Indonesia (SPI) OJK membeberkan pembiayaan untuk pemilikan rumah tinggal mencapai Rp39,51 triliun per Januari 2021.

BSI sudah mulai mencoba skema pembiayaan yang lebih murah sehingga bisa bersaing dengan KPR konvensional dengan menghadirkan BSI Griya Simuda.

BSI Griya Simuda bisa menjadi pilihan bagi generasi milenial dalam mewujudkan mimpi memiliki hunian sesuai syariah. Terdapat berbagai fitur diantaranya plafond pembiayaan yang flexible, jangka waktu hingga 30 tahun, dan DP mulai 0%.

Seremonial Grand Launching BSI Griya Simuda di Wisma Mandiri dilangsungkan secara hybrid (luring dan daring) di Jakarta, Jum at, 7 Mei 2021.

**

Sumber ; republika.co.id, OJK, Finansial Bisnis, bankbsi.co.id

Salam hangat

Andri Mastiyanto

Disclaimer

Retizen adalah Blog Republika Netizen untuk menyampaikan gagasan, informasi, dan pemikiran terkait berbagai hal. Semua pengisi Blog Retizen atau Retizener bertanggung jawab penuh atas isi, foto, gambar, video, dan grafik yang dibuat dan dipublished di Blog Retizen. Retizener dalam menulis konten harus memenuhi kaidah dan hukum yang berlaku (UU Pers, UU ITE, dan KUHP). Konten yang ditulis juga harus memenuhi prinsip Jurnalistik meliputi faktual, valid, verifikasi, cek dan ricek serta kredibel.

Berita Terkait

 

Tulisan Terpilih


Copyright © 2022 Retizen.id All Right Reserved

× Image