Clock Magic Wand Quran Compass Menu
Image Muhammad Sultan

Rumah Belajar Covid-19; Solusi Belajar Anak di Masa Pandemi

Eduaksi | 2021-05-04 03:50:54

Covid-19 hingga hari ini belum menunjukkan tanda-tandanya untuk hilang dari tanah air. Padahal, seluruh komponen bangsa telah berupaya maksimal dalam mengentaskannya. Tidak terkecuali, dunia pendidikan pun terdampak adanya Covid-19.

Pemerintah sigap mengambil sikap dalam mengantisipasi keterlambatan pembelajaran yang dialami siswa. Sejumlah satuan pendidikan diperbolehkan melakukan pembelajaran tatap muka, akan tetapi jumlahnya masih lebih rendah dibandingkan jumlah yang pembelajaran daring.

Sebagian besar daerah di Indonesia masih memilih pembelajaran secara daring. Hal ini dipilih untuk menghindari penyebaran penularan Covid-19 yang disebabkan kerumunan siswa. Akibatnya, tidak sedikit di antaranya sejak terdaftar siswa baru di tahun lalu, belum pernah bertemu dengan gurunya dan bersosialisasi langsung teman-temannya sesama siswa.

Kondisi ini tentu mengkhawatirkan bagi perkembangan pembelajaran siswa baik aspek pengetahuan, sikap maupun praktik siswa. Parahnya lagi jika siswa tersebut berdomisili di daerah yang masih terbatas dalam mengakses teknologi informasi.

Situasi seperti ini semakin dipersulit jika orangtua belum melek teknologi. Pembelajaran sang anak pasti menjadi terkendala dibandingkan siswa yang orangtuanya melek teknologi. Oleh karena itu, diperlukan sebuah langkah terobosan yang sesuai dengan permasalahan yang sedang dihadapi.

Rumah Belajar Covid-19 adalah salah satu solusinya. Lalu, apa tujuan pendiriannya, siapa saja yang terlibat, dan bagaimana program rumah belajar Covid-19 ini dijalankan?

Rumah belajar Covid-19 bertujuan untuk membantu siswa agar tidak mengalami ketertinggalan pembelajaran. Selain itu, siswa akan disuguhi materi kebangsaan, pancasila, disertai praktik keagamaan. Sesuai dengan nama programnya, siswa di sini juga akan dibekali pengetahuan dan praktik siswa tentang Covid-19 dan penerapan protokol kesehatan. Hal ini bertujuan agar siswa telah siap saat pemberlakuan pembelajaran tatap muka dan sekaligus berfungsi sebagai peer educator kepada teman-temannya.

Rumah Belajar Covid-19 dapat diprakarsai dan dijalankan oleh relawan pendidikan anak. Siapa pun yang peduli dengan pendidikan anak, dapat terlibat pada program ini. Sarana dan prasarana yang dibutuhkan dalam program ini pun sifatnya mandiri. Artinya, program ini hadir dari dan untuk warga demi keberlangsungan pendidikan anak. Akan tetapi, tidak menutup peluang bagi warga atau relawan yang ingin menjadi donatur.

Gambar peserta program Kampus Mengajar sedang mengajar di salah satu SD di Kota Samarinda

Program rumah belajar Covid-19 dalam operasionalnya disesuaikan dengan situasi dan sumber daya yang tersedia di masing-masing wilayah. Minimal terdiri dari seorang calon pendidik di bidang kewarganegaraan dan Pancasila, seorang calon pendidik di bidang keagamaan, dan seorang lagi calon pendidik yang memahami Covid-19.

Pada praktiknya, program rumah belajar Covid-19 dapat memilih sasaran anak usia sekolah di setiap RT, minimal dua orang siswa sebagai perwakilan tiap RT. Pemilihan peserta yang terlibat dalam program ini dengan mempertimbangkan kapasitas tempat belajar, kesiapan SDM tenaga pendidik, dan efektivitas program.

Selain itu, pertimbangan lainnya adalah kepatuhan penerapan protokol kesehatan Covid-19 dengan memperhatikan jumlah siswa dalam setiap pertemuan. Program ini dilakukan secara tatap muka dengan menerapkan protokol kesehatan yaitu menjaga jarak, mencuci atau membersihkan tangan, dan memakai masker.

Pembatasan jumlah peserta dalam program ini juga dilakukan karena siswa yang telah mengikuti program nantinya akan menjadi pendidik terhadap sebayanya. Estimasi pelaksanaan program ini sekitar dua hingga tiga bulan dengan berbagai materi disertai praktik simulasi.

Pelaksanaannya pun fleksibel, dapat disesuaikan dengan waktu relawan dalam mendidik dan kesanggupan calon siswa. Penulis dan beberapa relawan di bidang pendidikan masih tahap finalisasi pelaksanaan program ini.

Penulis berharap melalui tulisan ini, akan bertambah lagi jumlah relawan di seluruh daerah di Indonesia. Mari melakukan hal-hal kecil tetapi berarti bagi kemajuan pendidikan anak Indonesia, khususnya di masa sulit seperti saat ini. Tidak ada kata terlambat untuk memulai sesuatu yang bermanfaat. Segera dan saatnya kita bergerak bersama demi mempersiapkan generasi bangsa yang lebih baik.

Keberhasilan program ini tentu perlu dukungan dari pemerintah setempat, tokoh masyarakat, generasi muda, dan orangtua siswa. Selain itu, pelibatan pihak sekolah juga menjadi amunisi tambahan dalam mensukseskan program rumah belajar Covid-19.

Disclaimer

Retizen adalah Blog Republika Netizen untuk menyampaikan gagasan, informasi, dan pemikiran terkait berbagai hal. Semua pengisi Blog Retizen atau Retizener bertanggung jawab penuh atas isi, foto, gambar, video, dan grafik yang dibuat dan dipublished di Blog Retizen. Retizener dalam menulis konten harus memenuhi kaidah dan hukum yang berlaku (UU Pers, UU ITE, dan KUHP). Konten yang ditulis juga harus memenuhi prinsip Jurnalistik meliputi faktual, valid, verifikasi, cek dan ricek serta kredibel.

Copyright © 2022 Retizen.id All Right Reserved

× Image