Clock Magic Wand Quran Compass Menu
Image Taufik Alamsyah

Patopiq Bertanya, Kami Menjawab: Tentang Hari Ibu dan Isu Keperempuanan

Guru Menulis | Friday, 15 Apr 2022, 17:26 WIB

Kamu tahu gak sih kenapa tanggal 22 Desember ditetapkan sebagai Hari Ibu?

Jadi, Hari Ibu tuh dirayain pada ulang tahun hari pembukaan Kongres Perempuan Indonesia yang pertama, yang digelar dari 22 hingga 25 Desember 1928. Nah, dari kongres itu terbentuk organisasi perempuan Indonesia pertama dan mandiri dengan nama “Perikatan Perkoempoelan Perempoean Indonesia” disingkat PPPI yang ganti nama jadi Kowani. Terus tanggal 22 Desember ini ditetapkan sama Pesiden Soekarno jadi "Hari Ibu" lewat Kepres RI No. 316 tanggal 16 Desember 1959 menjadi Hari Nasional yang bukan hari libur. Tujuan perayaan Hari Ibu sebenernya mengenang dan menghargai perjuangan perempuan. Jadi, ayo ilangin miskonsepsinya. Hari Ibu bukan cuma ngerayain peran domestik perempuan. (Zain Nurmasupi)

Apa sih makna Hari Ibu buat buat kamu?

Well, kalo gue baca dari background sejarahnya, 22 Desember adalah hari lahirnya Gerakan Perempuan Indonesia. Akan tetapi, Hari Ibu sekarang mengalami pergeseran makna. Masyarakat menganggap Hari Ibu sama dengan perayaan "Mother's Day" setiap 9 Mei. Makna Hari Ibu bagi gue bukan sekadar anak ngasih bunga ke ibunya. Makna Hari Ibu lebih dalam dan luas daripada itu. Hari Ibu adalah momen kebangkitan perempuan melawan penindasan. Hari Ibu adalah momen perempuan bergandengan tangan, menggalang persatuan untuk meruntuhkan patriarki. Hari Ibu milik semua perempuan Indonesia. Milik para ibu tunggal, perempuan yang tidak memiliki anak, perempuan yang tidak menikah, dan perempuan hebat lainnya. Hari Ibu adalah milik kita semua. (Zain Nurmasupi)

Apa pendapatmu mengenai Hari Ibu tepat hari ini?

Saya lupa hari ini hari ibu, tapi selamat hari ibu untuk ibu” hebat di indonesia maupun dunia!! Terimakasih sudah berjuang sekuat tenaga dan menjadi ibu yang baik untuk anak”nya. Saya mewakili anak, maaf jika kami membuat banyak salah. Sehat selalu dan semangat terus ibuu!!! (Mutiara Senja)

Banyak yang bilang, Hari Ibu gak cuma dirayakan pada tanggal tertentu, tapi setiap hari. Bagaimana pendapatmu?

Menurut saya itu benar, karena seharusnya kita berterimakasih untuk ibu tidak hanya saat hari ibu. Kalau orang” biasa bilang “perjuangan seorang ibu tidak dapat di balas dengan apapun” menurut saya itu benar. Kita sebagai anak seharusnya berterimakasih kepada ibu setiap harinya karena hal apapun yang kita lakukan tidak akan membalas perjuangan yang sudah ibu kita lakukan. Jadi sayangilah ibu kita sebelum terlambat. (Mutiara Senja)

Kasih Ibu Sepanjang Masa. Apa iya?

Iyaa pak, kasih ibu sepanjang masa. Ibu yang mengandung, melahirkan, menyusui, dan membesarkan kita. Apapun kesalahan kita atau apapun yang telah kita perbuat, dan walaupun ibu marah atau kecewa, dia akan tetap menyayangi dan mencintai kita. Selalu mmenasehati dan berjuang sekuat tenaga dan jiwanya untuk membesarkan kita. Bahkan banyak dari mereka yang bekerja keras (apapun itu dilakukan) agar anaknya dapat makan enak, memiliki pakaian yang bagus, mendapat pendidikan, dan barang - barang lain yang anaknya butuhkan. Bahkan sampai ibu tua, dia tetap memprioritaskan anaknya. Seringkali ia memendam rasa ingin bertemu, atau bahkan rasa sakit agar tidak menyusahkan anaknya yang sedang bekerja dan sudah berkeluarga. Ia tidak ingin anaknya mencemaskannya atau mengeluarkan uang untuknya. Bahkan sampai akhir hayat, ia masih tetap memikirkan anaknya. Nenek saya pak, waktu sakit dan udah di bawa kerumah sakit, beliau seketika semangat pas ibu saya datang, terus drop lagi pas ibu saya pergi. Dan, saat itu sebenarnya mungkin nenek saya udah enggak kuat lagi, tapi nenek saya nunggu ibu saya dulu utk datang, dan pas ibu saya udah datang baru beliau menghembuskan nafas terakhir. Jadi memang dia sesayang itu, sampai akhir aja masih tetap terfikirkan ibu saya. Jadii menurut saya kasih ibu selalu dan akan terus sepanjang masa pak :) (Vionna Putri Japad)

Apa pesanmu kepada laki-laki di hari ibu ini?

Hormatilah ibumu, sayangilah ibumu, prioritaskan dan khawatirkanlah ibumu. Ia yang telah melahirkanmu, menyusuimu, dan membesarkan. Dan, sebagai seorang lelaki yang dilahirkan oleh seorang wanita, hormatilah wanita, bayangkan ia sebagai ibumu. Perlakukanlah wanita sebagaimana kamu memperlakukan ibumu dengan sopan dan santun. Jangan kamu justru melecehkan seorang wanita yang nantinya juga akan menjadi seorang ibu. Tegakkanlah perlindungan terhadap seluruh wanita!!! (Vionna Putri Japad)

Jika kamu suatu saat nanti menjadi ibu, bagaimana cara mengajari anakmu mengenai pemahaman kekerasan seksual?

Jika saya menjadi seorang ibu, cara yang akan saya lakukan guna mengajari anak saya terkait pemahaman kekerasan seksual adalah dengan cara berdiskusi dengan anak tentang nama2 daerah2 tubuh terutama bagian vital, bisa mengganti nama daerah2 tubuh intim, exs : "Vagina" menjadi "Bagian Bawah" agar anak lebih mudah memahaminya, kemudian setelah memberi nama2 bagian tubuh maka saya akan mengajari dan memberitahu anak saya "Oh ternyata, bagian2 tubuh kita ada yang bersifat pribadi, lho, nah makanya kamu harus menjaga bagian2 tubuh kamu yang bersifat privasi ituu, gak boleh diliat semua orang, cuma mama dan papa yang boleh ngeliat kamu tanpa pakaian, sedangkan orang lain gak boleh, oiya kecuali dokter yang memeriksa kamu di rumah sakit, itu karena ada mama dan papa yang mendampingi kamu saat kamu diperiksa". Lalu, saya akan mengajarkan batas2 tubuh kepada anak saya dengan SPJ dan tidak berbelit jikalau "gak ada yang boleh menyentuh bagian tubuh kamu dan gak ada yang harus meminta kamu untuk menyentuh bagian pribadi orang lain, jadi kalau ada orang lain yang meminta kamu untuk berbuat seperti itu, tolak, jika mereka tetap memaksa teriaklah dan cari orang dewasa lain disekitar kamu" tak lupa saya mengatakan bahwa "rahasia tubuh kita bukanlah hal yang baik2 aja, gak peduli apapun yang dibilang oleh orang lain, rahasia tentang tubuh kita itu tidak baik dan kamu harus selalu memberi tahu mama dan papa jikalau ada seseorang mencoba untuk membuat mereka merahasiakan tentang tubuhnya, gak boleh ada yang ngambil foto bagian tubuh pribadi kamu" dan yang terakhir adalah memberi tahu atau mengenalkan kepada anak tentang "sentuhan baik" atau "sentuhan buruk". (Nazwa Nur Farida)

Penting gak si pendidikan kesetaraan di keluarga?

Menurut saya pendidikan kesetaraan sangatlah penting, orang tua bisa memulai hal tersebut dari lingkungan keluarga, hal tsb bisa dimulai dari yg kecil misal: mengurangi pembagian pekerjaan di rumah berdasarkan jenis kelamin. Anak lelaki sekali-kali menyapu dan cuci piring, yang pekerjaan tsb selama ini kebanyakan dilakukan oleh perempuan. Nilai2 kesetaraan dilakukan di tingkat keluarga tercermin pada proses pemenuhan hak anak dan perlindungan khusus anak, bagi anak perempuan dan laki2, antaranya ; dipenuhi hak sipilnya (akta kelahiran), mendapatkan pendidikan, didampingi dalam mengakses informasi, diberikan tempat dalam menyampaikan pendapatnya, diberikan hak berorganisasi, serta diasuh dengan kasih sayang. Oleh karena itu, penting untuk mengajarkan nilai2 kesetaraan sejak dini ( 6 tahun) melalui pengasuhan di keluarga, karena pada usia ini merupakan masa usia emas pada anak. Selain nantinya kesetaraan akan berlaku sepanjang hayat, pengasuhan yang menerapkan kesetaraan akan mampu membangun ketahanan keluarga yang menghindarkan anak dari diskriminasi dan kekerasan. Jadi, untuk anak2 penting sekali sejak kecil memiliki kesetaraan diantara laki-laki dan perempuan. (Nazwa Nur Farida)

Bagaimana kamu sebagai perempuan memandang aborsi?

Personally, saya tidak akan memilih untuk melakukan aborsi. Pilihan saya ini dilatar belakangi kepercayaan dan ajaran agama yang saya anut. Selain itu, saya merasa bahwa semua janin memiliki hak untuk hidup dan memiliki kemampuan untuk memilih apa yang mereka ingin lakukan. Kegasiapan seorang ibu untuk memiliki anak gabisa dilimpahin ke anaknya dengan melakukan aborsi. Tapi, terlepas dari pilihan saya untuk tidak mau melakukan aborsi, saya menyadari bahwa aborsi merupakan suatu pilihan. Despite my personal point of view, I think abortion should be legal and regulated. Kenapa? Karena suka ga suka pasti bakal tetap ada perempuan yang memilih untuk melakukan aborsi, walaupun jika aborsi itu ilegal mereka akan find a way to do it anyway. Whether itu mendatangi tempat melakukan aborsi ilegal yang ga jelas dan ga profesional atau menggunakan cara-cara alternatif untuk menggugurkan bayi. Masalahnya, those alternatives ways are far more dangerous. That’s why, a legal place and clear regulations for abortion is needed. Kalau misalnya ditanya, “kan kamu ga setuju aborsi, kenapa setuju aborsi dilegalkan?” well here’s the thing, Legal and regulated is not coercion. Having clear regulation bukan berarti semua orang harus mau melakukan aborsi. It simply means women have the power to choice what they want to do dan juga bisa mengurangi tingkat kematian wanita dari malpraktik aborsi. (Larasati Agrifina Aulia)

Tingkat kematian ibu melahirkan masih tinggi di negara ini. Bagaimana saran dan kritikmu terhadap kebijakan negara?

Menurut saya, sangat disayangkan bahwa saat ini tingkat kematian ibu masih tinggi. Merujuk padasustainable development goals yang dikeluarkan oleh PBB, seharusnya pemerintah pusat dan daerah bisa lebih peduli pada kesehatan yang baik, termasuk kesehatan para ibu. Mengingat adanya sistem desentralisasi yang berlaku, agar kebijakan lebih tepat sasaran, andil dan kinerja dari pemerintah daerah menjadi cukup signifikan. Hal ini dikarenakan pemerintah daerah lebih dekat dengan warganya, sehingga seharusnya dapat memanfaatkan dana yang dimiliki untuk meningkatkan kapasitas dan kapabilitas dari sarana kesehatan yang dapat menunjang kesehatan ibu. Selain itu, salah satu penyebab tingginya tingkat kematian ibu pada saat melahirkan ialah adanya risiko komplikasi akibat penyakit yang diderita dan bahkan adanya malpraktik pada saat persalinan. Oleh karena itu, kebijakan untuk meningkatkan pelayanan kesehatan publik harus ditingkatkan, perlu diadakan penyuluhan untuk mencegah komplikasi penyakit ibu, serta meningkatkan daya tanggap atau responsivitas sistem kesehatan untuk menangani kasus persalinan dengan profesional dan tidak pandang bulu. (Larasati Agrifina Aulia)

Disclaimer

Retizen adalah Blog Republika Netizen untuk menyampaikan gagasan, informasi, dan pemikiran terkait berbagai hal. Semua pengisi Blog Retizen atau Retizener bertanggung jawab penuh atas isi, foto, gambar, video, dan grafik yang dibuat dan dipublished di Blog Retizen. Retizener dalam menulis konten harus memenuhi kaidah dan hukum yang berlaku (UU Pers, UU ITE, dan KUHP). Konten yang ditulis juga harus memenuhi prinsip Jurnalistik meliputi faktual, valid, verifikasi, cek dan ricek serta kredibel.

Berita Terkait

 

Tulisan Terpilih


Copyright © 2022 Retizen.id All Right Reserved

× Image