Clock Magic Wand Quran Compass Menu
Image Institut Daarul Quran

Ramadhan Istimewa bersama Prodi IAT bahas Afirmatif Terhadap Tafsir Sains

Info Terkini | Thursday, 14 Apr 2022, 15:25 WIB

Program Studi Ilmu Al Qur'an dan Tafsir Institut Daarul Qur'an Jakarta mengadakan Kuliah Umum spesial bulan Ramadhan dengan tema "Nuzulul Qur'an : Refleksi Afirmatif Terhadap Tafsir Sains" pada Kamis (14/4). Acara yang dilaksanakan di ruang rapat Institut Daarul Qur'an Jakarta sejak pukul 09.30 Wib dihadiri oleh seluruh mahasiswa prodi IAT baik secara tatap muka maupun daring.

Narasumber untuk acara ini adalah KH Ahmad Jamil, MA. selaku Pimpinan Direktorat Pendidikan Daarul Qur'an sekaligus Dosen Prodi IAT serta Prof. Dr. Zayd Ali Abdalla Al Ghili selaku Dewan Penasehat Pusat Pengkaderan Pengajar Al Qur'an dan Sanad dan dimoderatori oleh Muhammad Fadhila Azka, S.Th.I, M.Ag selaku dosen prodi Ilmu Al Qur'an dan Tafsir.

Rektor Institut Daarul Qur'an Jakarta, Dr. M. Anwar Sani, S.Sos.I, ME. turut hadir secara daring. Menurut pria yang akrab disapa Ustad Sani ini menjelaskan bahwa penting nya bagi seluruh civitas akademika untuk selalu bersemangat mempelajari Al Qur'an agar dapat memahami kandungannya. Selain itu, penting pula memanfaatkan momen Ramadhan untuk meningkatkan semangat mengaji Al Qur'an.

Setelah sambutan dari Rektor acara dilanjut dengan narasumber yang pertama, KH. Ahmad Jamil, MA. dengan memperkenalkan Tafsir Sains. KH. Jamil menjelaskan mengenai berbagai metode dan pendekatan dalam disiplin ilmu Tafsir salah satunya sains. Metode Tafsir ini sedang digandrungi oleh dunia Muslim modern. Tujuan dari adanya Tafsir ini untuk menunjukkan kebesaran Allah Subhanahu Wa Ta’ala. Mengenai seluruh ciptaan-Nya di alam raya.

“Salah satu pokok pembahasan tafsir sains yakni proses penciptaan alam semesta. Berdasarkan keterangan Al Qur'an diketahui bahwa proses penciptaan langit bumi selama 6 hari. Bisa saja Allah menciptakan secara langsung karena adanya ayat yang berbunyi Kun Fayakun. Namun disini, Allah Subhanahu Wa Ta’ala mengajarkan kepada manusia untuk menghargai proses. Tidak hanya mengenai proses alam, namun dalam kehidupan pun perlu adanya proses,” jelas Jamil.

Ia juga menjelaskan bahwa sejak turunnya Al Qur'an, Allah Taala sudah menjelaskan perihal penciptaan alam raya, sehingga penting bagi kaum Muslim untuk mempelajari pemahaman terhadap ayat-ayat sains lain seperti penciptaan manusia hingga mikrobiologi.

Adapun sesi selanjutnya dengan narasumber Prof. Dr. Zayd Ali Abdalla Al Ghili dengan tema Tata Cara Turunnya Al Qur'an. Pada pembukaan materi, Syeikh Zayd menjelaskan perbedaan antara turunnya kitab-kitab terdahulu dengan Al Qur'an.

Menurut pria asal Yaman ini sebagaimana diterjemahkan oleh Zikran Amnar, Lc. M.A., perbedaan antara keduanya adalah pada prosesnya. Jika kitab-kitab terdahulu turun secara keseluruhan dalam satu waktu, sedangkan Al Qur'an turun secara bertahap. Adapun tujuan dari turunnya Al Qur'an secara bertahap agar dapat dipelajari dan dihafalkan dengan mudah.

Syeikh Zayd memaparkan pula bahwa dalam mempelajari Al Qur'an butuh proses. Bahkan Sahabat Abu Sa'id Al Khudri pun mengajarkan 5 ayat setiap pagi dan petang agar selain dapat menghafal dengan baik, kaum Muslim dapat pula mentadabburinya hingga mengamalkan kandungannya.

Sebagai contoh mengenai hikmah turunnya Al Qur'an adalah kasus khamr. Jika melihat kasus ini maka tidak langsung diharamkan, tetapi secara bertahap. Pertama, larangan untuk melakukan Salat bagi yang mengkonsumsi khamr karena dapat menghilangkan kesadaran. Kedua, terdapat ayat yang menjelaskan bahwa sisi negatifnya lebih banyak daripada sisi positif. Ketiga, setelah terdapat banyak kejadian yang memakan korban akibat konsumsi khamr, maka turun surat Al Maidah ayat 91 yang melarang minuman keras.

Selain itu Syeikh Zayd menjelaskan mengenai Hadis Al-Ifki atau berita bohong yang dihembuskan orang-orang munafik terhadap Aisyah, istri Rasulullah Shalallahu Alaihi Wassalam. Kejadian ini pun membuat buruk hubungan antara Rasulullah Shalallahu Alaihi Wassalam dengan salah satu istrinya, hingga akhirnya turunlah surat An Nur ayat 10-26 yang membongkar fitnah tersebut.

Setelah selesai pemaparan dari kedua pemateri acara dilanjut dengan sesi tanya jawab, acara berlangsung santai dan kekeluargaan. Dan sebelum acara ditutup ada sesi foto bersama antara peserta dengan pemateri hari ini.

Untuk kamu yang ketinggalan mengikuti Kuliah Umum Spesial Ramadhan “Tema Nuzulul Qur'an: Refleksi Alternatif terhadap Tafsir” bisa melihat siaran ulangnya di channel youtube Institut Daqu atau klik disini. Nah kalau tidak mau ketinggalan lagi webinar-webinar yang menarik seperti ini bisa langsung ikuti sosial media @institutdaqu.

Oleh : Jaka Ghianovan, S.Th.I., M.Ag.

Disclaimer

Retizen adalah Blog Republika Netizen untuk menyampaikan gagasan, informasi, dan pemikiran terkait berbagai hal. Semua pengisi Blog Retizen atau Retizener bertanggung jawab penuh atas isi, foto, gambar, video, dan grafik yang dibuat dan dipublished di Blog Retizen. Retizener dalam menulis konten harus memenuhi kaidah dan hukum yang berlaku (UU Pers, UU ITE, dan KUHP). Konten yang ditulis juga harus memenuhi prinsip Jurnalistik meliputi faktual, valid, verifikasi, cek dan ricek serta kredibel.

Berita Terkait

 

Tulisan Terpilih


Copyright © 2022 Retizen.id All Right Reserved

× Image