Clock Magic Wand Quran Compass Menu
Image Faiz Romzi Ahmad

Puasa: Mengevakuasi Diri dari Keserakahan

Agama | Wednesday, 21 Apr 2021, 12:02 WIB

Secara bahasa, evakuasi bermaknapemindahan sesuatu (kendaraan, barang, dan sebagainya) ke tempat yang lebih aman.

Hari ini kita sudah masuk hari ke 9 Ramadan, sudahkah kita berhasil melakukan pemindahan diri ke tempat yang lebih baik? Ke tempat yang lebih aman?

Allah dalam firmanNya Q.S Al Baqarah 183

"Wahai orang-orang beriman diwajibkan atas kamu berpuasa, sebagaimana diwajibkan atas orang-orang sebelum kamu/terdahulu, agar kamu bertaqwa"

Ayat ini mengingatkan ingatan kita akan tujuan dan makna ibadah puasa yang kita jalani selama sebulan kedepan, bahwa tujuan dan maknanya adalah untuk kita bertaqwa kepada Allah.

Puasa di bulan Ramadan adalah salah satu arkanul-al islam, titahNya jelas pada makhluk ciptaannya.

Ayat-ayatNya berbunyi agar makhlukNya melakukannya sebagaimana para Nabi melakukannya.

Puasa adalah menahan diri, menahan diri dari makan dan minum dari sejak terbit fajar sampai terbenamnya matahari. Menahan diri dari keserakahan.

Manusia adalah makhluk yang serakah. Kita mengetahui bagaimana cerita Nabi Adam AS dipindahkan oleh Allah SWT ke bumi. Adalah sebab Adam tidak bisa menahan diri untuk memakan buah khuldi.

Sering kali kita hanya sebatas menahan diri secara fisik, setelah seharian menahan lapar dan haus. Ketika aturan atau waktu menahan diri (shawm) telah habis atau tiba waktu berbuka, kita menyuguhkan hidangan yang lebih dari cukup, seolah ada upaya balas dendam dengan porsi makan yang berlebih misalnya. Dari situ saja kita sudah serakah.

Esensi puasa sebagai stasiun untuk melatih ketakwaan antara hamba dengan RabbNya dan mengevakuasi diri dari keserakahan tidak didapatkan. Memprioritaskan nafsu dan mengesampingkan takwa.

Kita harus menegaskan bahwa ibadah puasa bukanlah kegiatan fisik semata, ibadah puasa tidak dimaknai sekadar tidak makan dan tidak minum.

Semoga amal puasa kita diterima oleh Allah SWT dan kita bisa mengevakuasi diri dari keserakahan atas puasa Ramadan yang kita jalani.

Disclaimer

Retizen adalah Blog Republika Netizen untuk menyampaikan gagasan, informasi, dan pemikiran terkait berbagai hal. Semua pengisi Blog Retizen atau Retizener bertanggung jawab penuh atas isi, foto, gambar, video, dan grafik yang dibuat dan dipublished di Blog Retizen. Retizener dalam menulis konten harus memenuhi kaidah dan hukum yang berlaku (UU Pers, UU ITE, dan KUHP). Konten yang ditulis juga harus memenuhi prinsip Jurnalistik meliputi faktual, valid, verifikasi, cek dan ricek serta kredibel.

Berita Terkait

 

Tulisan Terpilih


Copyright © 2022 Retizen.id All Right Reserved

× Image