Clock Magic Wand Quran Compass Menu
Image Darma Wati

Bentuk Karakter Anak Melalui Puasa

Eduaksi | Monday, 11 Apr 2022, 20:48 WIB

Diketahui bersama bahwa akhir-akhir ini terjadi kemerosotan nilai-nilai karakter anak. Kemerosotan nilai karakter anak ini dapat dilihat pada beberapa fakta kehidupan antara lain banyaknya tawuran, kenakalan remaja, penyelahgunaan narkotika, balapan liar, pembegalan dan lain- lain yang dilakukan oleh anak remaja. Mencermati fakta ini seakan kita berpikir bahwa hal apa yang terbaik yang dapat dilakukan untuk mencegah keadaan itu. Maksudnya adalah perlu ada proses yang dapat membentuk nilai-nilai kebajikan yang akan dipegangi oleh kaum remaja sehingga dapat mendukung terwujudnya kehidupan bermasyarakat yang damai dan tenang.

Sejalan dengan keadaan di atas, banyak pihak yang melakukan langkah solutif langsung untuk membentuk karakter anak menjadi lebih baik. Misalnya melalui pendidikan karakter baik secara formal maupun nonformal. Semua tindakan yang dilakukan dimaksudkan untuk mengurangi perilaku menyimpang oleh anak anak ataupun remaja.

Bagi umat Islam salah satu cara yang dapat dilakukan guna membetuk karakter anak remaja adalah dengan memperbanyak latihan atau pembiasaan berpuasa. Berpuasa merupakan salah satu tuntunan agama yang dapat membentuk ketakwaan manusia. Di balik itu, berpuasa merupakan instrumen yang dapat membentuk karakter anak remaja.

Karakter apakah yang dapat terbentuk melalui puasa?

Karakter jujur. Jujur dalam pandangan islam jujur merupakan upaya untuk menyelaraskan perkataan dan perbuatan. Melalui sikap jujur seorang dapat dipercaya dalam hal pikiran, perkataan, maupun tindakan. Dalam berpuasa kejujuran merupakan hal utama, Karena dalam berpuasa tak akan ada yang dapat meyakini derajat puasa seseorang kecuali orang itu dengan Tuhannya. Jika diri seseorang mengatakan berpuasa maka tak seorangpun yang dapat menyatakan tidak jika tidak menemukan adanya aksi atau perilaku misal makan, minum dll.

Kartakter sabar. Dalam berpuasa seseorang diharapkan menahan segala bentuk gejolak jiwa yang bisa mempengaruhi kualitas puasanya. Misalnya rasa ingin marah atau emosi. Marah atau emosi dapat membuat puasa seseorang makruh. Olehnya itu jika seseorang tidak ingin puasanya makruh maka harus dapat mengelola emosi jiwa dengan baik sehingga tidak mempengaruhi kualitas puasa yang dilakukannya. Wujud hasil pengelolaan emosi jiwa yang baik, misalnya tidak mudah kecewa, tidak mudah putus asa, tidak mudah cemas, tidak mudah mengelush, selalu optimis, dll.\

Karakter jiwa peduli sosial. Diketahui bahwa dalam kehidupan sosial ada variasi tingkat ekonomi dan kehidupan manusia.Ada orang yang ditakdirkan hidup dalam tekanan ekonomi yang sulit, ada ytang biasa saja, bahkan ada pula yang memiliki kekuatan ekonomi yang sangat baik. Dalam keadaan demikian anak akan dibelajarkanuntuk memahami berbagai keadaan dan memiliki rasa empati dan simpati terhadap orang lain. Rasa empati ini merupakan salah satu wujud perduli sosial

Disclaimer

Retizen adalah Blog Republika Netizen untuk menyampaikan gagasan, informasi, dan pemikiran terkait berbagai hal. Semua pengisi Blog Retizen atau Retizener bertanggung jawab penuh atas isi, foto, gambar, video, dan grafik yang dibuat dan dipublished di Blog Retizen. Retizener dalam menulis konten harus memenuhi kaidah dan hukum yang berlaku (UU Pers, UU ITE, dan KUHP). Konten yang ditulis juga harus memenuhi prinsip Jurnalistik meliputi faktual, valid, verifikasi, cek dan ricek serta kredibel.

Berita Terkait

 

Tulisan Terpilih


Copyright © 2022 Retizen.id All Right Reserved

× Image